Two Words

173 3 2
                                    

"Aku mencintaimu"

Butuh beberapa sekon untuk Soojung cerna. Butuh beberapa sekon untuk gadis itu sadari. Butuh beberapa sekon untuk gadis berpikir ini bukan mimpi atau khayalan. Butuh beberapa sekon untuk gadis itu tau jika ini bukan adegan yang selalu tampil dalam sebuah serial drama yang selalu di tonton ibunya.

Sepertinya cuaca kali ini benar-benar sehati dengannya. Semilir angin malam yang tenang membuat helaian rambutnya menari kesana kemari. Tidak hujan. Cuacanya benar benar pas. Ditambah dengan sedikit butiran salju yang membuat orang orang disana berjalan dengan senangnya.

Sepertinya gurauan nya beberapa menit lalu berjodoh dengannya. Aku pikir akan lebih pas jika tiba tiba saja aku melihat dia tengah berjalan di hadapan ku lalu menyapaku. Tidak, itu tidak mungkin. Paling tidak, dia tersenyum sekilas kepada ku juga aku sudah bersyukur. Sangat.

Realita dengan gurauannya itu bahkan berbanding jauh. Sejak kapan sebatas gurauan berubah menjadi kenyataan yang sangat manis namun sedikit menegangkan.

Gadis bermarga Jung itu terlihat senang. Teramat senang. Sebenarnya Soojung sempat kaget melihat pemuda yang diidamkannya tiba tiba datang di hadapannya lalu mengatakan dua kata yang membuatnya luluh seketika. Kendati mereka berbicara pun tidak pernah. Pernah sih, sebelas kali. Bahkan Soojung ingat itu. Itupun hanya sekedar meminjam sebuah rautan pensil atau buku yang sengaja Soojung pinjam dari perpustakaan Mrs.Choi. Tidak. Soojung tidak akan pernah mau untuk membaca buku sekalipun itu novel. Alasan dia meminjam buku ya tau lah karena ia hanya ingin Sehun meminjamnya.

Bingung harus menjawab apa. Ingin jujur tapi kan Soojung belum mengenal lebih jauh tentang kehidupan seorang Oh Sehun. Tapi ini kesempatan yang sangat besar.

Sebenarnya ada rasa benci yang amat sangat pada pemuda di hadapannya itu. Ada kejadian yang membuatnya terluka akibat Sehun. Tapi salahkan saja hati Soojung yang tak bisa apa apa dan hanya meneruskan saja untuk menyukai Sehun. Pantas saja teman temannya bilang jika Sehun memang susah untuk dihadapi. Tapi Soojung tak peduli itu.

"Sehun"

Sehun mendongak. Setelah asik melihat sepatu yang ia kenakan. Sehun tertegun setelah melihat ada cairan bening yang menggenang di sekitar mata itu. Krystal menahan tangis.

"Kau tau kejadian dulu?"

"K-krys.."

"Jangan memanggilku seperti itu. Krystal sudah tidak ada. Hanya ada Soojung disini" Soojung menjawab nanar. Entahlah Soojung tidak perduli dengan cairan dimatanya yang sudah turun tanpa meminta izin darinya.

Dan Sehun bingung dengan keadaan.

"Maksudmu?"

"Sebenarnya masih ada sedikit perasaan benci yang aku rasakan terhadapmu. Tapi apa boleh buat setelah dua tahun aku tak bisa memandangmu lagi meskipun dari jauh. Sekarang kau datang mengejutkan ku dan bertetangga denganku. Bahkan orang tua kita sangat dekat dengan keakraban mereka-"

"-Dan aku juga sudah bisa memahami keadaan jika aku memang tidak akan pernah bisa untuk menjadi segala hal bagimu. Dan entah sejak kapan, mungkin sejak dua bulan lalu. Sejak kau baru saja bertetangga denganku. Rasanya ingin bunuh diri saja. Saat tau jika rasa ini datang kembali-" Soojung tertawa hambar.

Rasa sesak di dadanya terus menjalar ke seluruh tubuhnya. Ingatan dulu yang sempat ia lupakan kembali terngiang diingatannya. Senang, sesak, sedih, benci, rindu. Semuanya beradu menjadi satu. Meskipun begitu, Soojung suka itu.

Isakan tangis terus terdengar di telinga Sehun. Apa yang dirasakan Soojung saat itu sama dengan apa yang dia rasakan sekarang. Dia tau itu. Dia tau apa yang Soojung rasakan. Dia tau dia bodoh telah menyiakan orang yang menyayanginya. Dia tau ini mungkin bukan waktu yang tepat untuk menjawab semua perlakuan Soojung terhadapnya dulu. Tapi apa boleh buat semuanya sudah terjadi begitu saja. Hatinya terus memaksa untuk menyatakan saat itu juga.

Sebelum Salju berubah semakin deras. Sebelum air mata itu berubah semakin deras. Sehun dengan cepat mengurung Soojung dalam pelukannya. Tak peduli apakah perlakuannya benar atau salah. Yang pasti dia hanya ingin melindungi Soojung dari segala hal.

Soojung terisak dalam pemuda itu. Membiarkan baju pemuda itu sedikit basah dengan air matanya.

"Maaf"

Hanya itu yang dapat Sehun ucapkan. Dia tak bisa menjelaskan sekarang. Hatinya terlampau sakit hanya dengan mendengar isakan kecil dari tubuh gadis yang dicintainya. Terlebih itu semua karena dirinya pula.

Dan keadaan berubah. Soojung tau dia keras kepala. Membiarkan seseorang yang telah membencinya. Memeluknya begitu saja. Memberikan kenyamanan dan kehangatan yang menjalar dalam tubuhnya.

Soojung membalas pelukan Sehun dengan senyum kebahagiaan dan juga tetesan air mata yang sudah mengering akibat Sehun yang memeluknya.

"Sehun"

"Hm" tak kuasa Sehun menahan senyum yang terus menghiasi bibirnya.

"Aku ingin mengenalmu lebih jauh dulu.Tapi-"
.

.

.

.

.

"Aku juga mencintaimu"

Mungkin ini akan menjadi malam desember yang paling berharga bagi mereka.
.

.

.

.

"Don't be too hard to hate love coming back into your mind . Little reason , because love can't blame"

····

a/n

Apa ini? Ini tuh ya sikit cerita yang kalo aku lagi galau atau lagi males ngerjain ff lain terus tiba" dateng ide yang gak tau buat ff apa. Dari pada aku buang mending di ginihin iya kan? Heem lah ini di buat aku mendadak tadi malem jam 11an soalnya aku lagi susah bubu *gk nanya*

Sebenernya aku udh publish tadi malem tapi dikarenakan ada tanda baca yang sedikit ababil? terus aku republish deh.

Wish u like aja mwaah:333

Ghe, 22 Desember 2015

FluffTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang