SM -Magang-

34 0 0
                                    

                 


Hari ini, hari pertama Freya beserta teman-temannya berbahagia sekali bisa menginjakan kakinya digedung pencakar langit sebagai karyawan magang di Perusahaan yang cukup terbesar di Jakarta, mereka merasa beruntung proposal yang diajuin seminggu lalu langsung di-accept oleh perusahaan ini.

Sekali lagi Freya sangat beruntung ditempatkan dibagian keuangan yang sesuai dengan jurusan yang ia ambil, di mata kuliahnya, berbeda dengan ketiga temannya yang lain, mereka ditempatkan dibagian penginput data dan asisten manajer personalia, siapa yang tahu, jika mereka bisa ditempatkan dibagian yang sesuai atau tidak.

Freya berpisah dengan teman-temannya ketika di lift, karena penempatan mereka berbeda lantai maupun divisi.

Freya memasuki ruangan dengan diantarkan oleh Bu Rina bag. HRD yang bertanggung jawab atas karyawan magang.

Bu Rina berdeham keras memecahkan semua perhatian karyawan yang terfokus dengan pekerjaannya lalu tertuju pada Bu Rina yang berdiri dengan tegasnya.

"Selamat Pagi semua , Maaf mengganggu perkerjaan kalian sebentar, disini kalian mendapatkan teman baru atau bisa dibilang karyawan Magang. Dan kalian jangan sungkan untuk menyuruhnya atau memberikan pekerjaan yang sulit sekali pun padanya" terang Bu Rina secara lantang dan berunjung dengan tertawa terkekeh menghilangkan ketegangan diruangan yang dibuat olehnya.

ia menoleh menatap Freya tersenyum menenangkan ketika melihat Freya sedikit canggung."Freya silahkan perkenalkan dirimu"

Freya berdeham dahulu sebelum membuka suaranya "Perkenalkan nama Saya Syahila Freyana Suryadi dari Universitas swasta Jakarta  yang akan bekerja disini sebagai karyawan magang selama 2 bulan, mohon bimbingannya" ucap Freya tersenyum ramah lalu menoleh pada Bu Rina yang sebagai petanggung jawabnya disini. "dan benar kata Bu Rina jangan sungkan untuk menyuruh saya atau memberikan tugas sulit asal dibantuin juga. " gurau Freya terkekeh, dan sukses membuat semua karyawan riuh dan tertawa terbahak. Freya pun hanya tertawa kecil, mungkin menurutnya dia akan betah bekerja disini melihat karyawan-karyawan diruangan baik dan ramah-ramah.

Freya mendapatkan bilik meja yang sedikit menjorok kebelakang, karena hanya tempat ini yang tersisa tidak ditempati. Disamping kanannya ada Mas Roby yang akan menjadi mentornya berhubungan ia duduk disampingnya.

Mas Roby ini berasal dari semarang, ia disini sudah bekerja hampir 4 tahun. Freya mengetahui itu dari Roby saat Freya memperkenalkan diri. Dan Roby sendiri yang menceritakan dirinya yang sudah lama bekerja disini secara gamblang. mungkin ia supel. Pikir Freya.

. . .

Jam yang sudah menunjukan waktu makan siang, Freya bergegas menyelesaikan pekerjaannya yang diberikan oleh Pak Simon -Kep. Bag.Keuangan- cepat-cepat merapihkan, ia sudah sangat lapar, kerena pagi tadi ia tidak sempat sarapan.

Freya melirik ponselnya yang mendapatkan pesan 5 menit yang lalu dari Merry, ditunggu dikantin bawah untuk istirahat bersama temannya yang lain. Itu isi inti pesannya.

Freya yang sudah sampai, memperhatikan kantin yang besar seperti Restoran menurutnya, lalu menghampiri meja yang sudah di isi oleh teman-temannya yang sudah memesan makanan.

Freya pun beserta teman-temannya asik dalam obrol-obrolan-ria, menceritakan bagaimana pekerjaannya dan suasana ruangannya hingga sampai waktu istirahat usai.


***


Dorr.. dorr.. dorr..

Terdengar ketukan keras pada pintu seperti orang tak sabaran, membuat seseorang yang sedang dikamar mandi berlari terbirit-birit dan juga merasa kesal pada yang menggedor pintu rumahnya seperti orang kesetanan.      

"May , buka" teriak seseorang yang dari luar sana, merasa kesal juga tidak dibuka pintunya padahal ia sudah menggedor pintunya secara brutal.

"Apaan sih lo ketuk pintunya lebay banget kaya orang dikejar kantib dah.." sungut Maya kesal pada pelaku yang menampilkan cengiran bodohnya.

"Lo lamat banget sih buka pintunya, ga tahu apa gue sampe sakit nih tangan gedorin pintu lo" menunjukan buku jarinya yang memerah dan mengumpat kesal pada sahabatnya ini. "Awas gue mau masuk, lo punya makanan ga, gue laper nih" ucapnya berjalan masuk menuju dapur lalu membuka kulkas mengambil air botol dingin langsung ditenggak ke dalam mulutnya.

Maya yang melihat adegan itu sudah biasa, tetapi ia memperhatikan pakaian yang Freya gunakan terkesan rapih tapi sedikit lecek dibagian tertentu.

"ga punya, Lo kira rumah gue penampungan orang kelaperan apa, tunggu lo abis darimana" Tanya Maya merasa heran.

"Ya kali aja ada yang nyelip gitu , gue laper nih" Freya menunjukan muka melasnya dengan mata sesedih mungkin, ia lelah sekali, sepulang dari kantor ia langsung menuju kamar kost Maya, berniat menumpang makan dan juga ia sudah tak punya tenaga naik ke kamar kost-nya yang berada dilantai dua. Kost-an yang ditempati meraka ini seperti gedung rumah susun yang bertingkat 3 lantai dan hampir kebanyakan penghuni yang tingal disini berstatus single, selain itu untuk masalah gender bebas tak di permasalahkan dan yang terpenting keamanan dijamin keterkendali.

"Pulang kerja lah" lanjut Freya dengan mimik muka seprti semula

percuma ia memasang muka dikasihani tidak mempan, toh karena memang kenyataannya si Maya itu tidak punya persediaan makanan sebab dirinya baru pulang dari interview untuk magangnya juga.

"oh.. lo udah mulai magang ?" Maya melirik Freya yang sedang mengobrak-abrik kulkasnya. "Yaelah ribet banget sih lo suruh aja cowok lo bawa makanan,"

"kenapa ga cowo lo aja" ucap Freya sewot lalu menghampiri Maya yang sedang duduk disofa dan duduk disampingnya sambil membawa snack ditangannya.

"Yee..  enak aja yang laper siapa juga, kenapa pacar gue yang kena sasarannya" Maya Mendengus sebal pada sahabatnya yang seenak jidatnya. Meskipun sudah biasa.

"Gitu banget sih lo. Gue juga tahu, lo juga laper kan" yang ditanggapi hanya cengiran kuda khas Maya. "Gue gapunya Cowok peak" Freya mendengus sebal pada sahabatnya yang selalu mengatakan lelaki yang dekat  padanya selalu disebut pacarnya

"Yaudah sih siapa aja yang mau terkena imbas susah lo ? gue sih simple kok, apa aja yang bisa dimakan.. ya, ya," rayu Maya


20 menit kemudian,

tak lama terdengar suara mobil di depan, memang ia tadi mengirim pesan pada salah satu cowok yang dekat dengan ia di kampus, dan dengan senang hati yang bernama Rio yang terkena imbas apes kebetulan sedang berada di Sekitar Supermarket yang sedang mengantar ibunya membeli kue buat acara keluarganya , entahlah benar atau tidak yang penting ia di bawakan makanan. sungguh Freya benar-benar lapar, saking laparnya ia serasa ingin pingsan. (lah tadi kenpa bisa gedor pintu brutal??-_-)

"cepet juga tuh cowo lo, Ayeeyy makann.. " teriak Maya antusias merasa Lucky Day.

Menurut Maya mendapatkanmakanan gratis buat anak kost-an itu bagaikan mukzizat, namanya juga mahasiswa kantong tipislah.

Maya pun mendapatkan tatapan sinis oleh sahabatnya. "hehe... Laper gue" dan di jawab dengan menampangkan cengiran kuda andalannya.


-0-0-0-

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 12, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Secret MarriageWhere stories live. Discover now