Prolog

554 6 0
                                    

“Dasar cewek aneh, apa sih maksud kamu?” tanya temanku.

Aku hanya tertawa menanggapi pertanyaan temanku. Baru kali ini aku menyukai seseorang dan segamblang ini pula aku secara nggam langsung menunjukkan rasa sukaku padanya. Terkadang guyonan yang aku lempar padanya sudah menunjukkan bahwa aku menyukainya, kecuali orang buta yang nggak bisa melihatnya.

Menyukai seseorang yang menyukai orang lain? Ya mungkin itulah anehnya aku kali ini. Secara logika aku sanggup menghadapi kenyataan itu, tapi nggak sebagai gadis remaja yang sedang jatuh cinta. Hati ini tetap nggak bisa dibohongi. Aku cemburu ketika semua tentang orang lain itu dibahas di depanku.

Aku bisa berkomitmen dengan orang yang seperti itu, yang penting mereka berduaan bukan didepanku. Itu saja, simpel kan? Awalnya sih aku berfikir begitu. Cinta segitiga atau Cinta dua hati yang masing-masing pemerannya mengetahui satu sama lain.

"Apa sih untungnya kamu kayak gitu? Nunggu dia bosan sama gebetannya aja deh. Atau sekalian cari gebetan baru!" Ika, sahabat sekamarku itu masih ceriwis di balik tumpukan setrika.

"Its Okay! I'll be fine Ka!" Jawabku sok keinggrisan.

Meskipun aku sendiri belum bisa menebak akan seperti apa nantinya, tapi buatku ini serasa ikut kompetisi  siapa yang pada akhirnya bisa mempertahankan dia. Yaahh, aku memang baru kenal dia. Tapi apa susahnya sih menaklukkan laki-laki. Dan sejujurnya aku tertarik padanya.

Kalau orang bilang mungkin sudah takdirnya kali ya. Mau selusin teman yang kasih nasehat buat nggak main-main soal hati, tapi apa mau dikata hati ini sudah buta dan tuli. Yang ku tahu cuma dia. Dan berasa yakin saja kalau jawabannya cuma dia. Hmm okelah, ikuti saja kata hati ini. Nggak rugi lah mumpung masih muda. Kalau sudah berumur baru deh serius.

Aku Zahra, dipanggil Ara, bulan depan umurku 19 tahun. Pengalaman pacaran sih sedikit kok, tapi gebetan dimana-mana. Aku tipe anak standar, yang cuma pergi ke kampus kos kampus kos di hari aktif. Akhir pekan ya kalau nggak nonton, di laptop tentunya, paling juga nongkrong di warung makan. Ke cafe? Kalau ada yang ajak saja. Maklum ara ini nggak bisa bawa motor. Tapi aku cantik kok!

SebulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang