Pertama

73 7 7
                                    

Namaku Naufal, Aku sekolah di.., pokonya yang pasti sekolahan. Soal tempat tinggal, yang pasti di rumah, jangankan apartement.., rumah pun masih numpang.

Jam 6 pagi, aku siap bangun buat berangkat sekolah.. dan mirisnya mau seawal apapun tidurnya, aku selalu bangun jam segitu.

Oh ya.., aku punya dua teman yang memang gapernah kuanggap temen karena mereka udah punya yang namanya "Pacar" entah pacar beneran atau pacar buat kuku.

Disekolah aku selalu sendiri, walau punya pengikut aliran kesendirian, ya.. mereka berdua itu...

Oh ya.. mereka berdua adalah Gino dan Mika. Gino, sumpah demi Tuhan aku gapercaya pria setam... ya.. gak tampan juga sih, bisa ngedapetin wanita yang putih, tinggi, berambut pirang. Saking tinggi pacarnya Gino, pas jalan-jalan mereka malah keliatan seperti Ibu dan anak.. dan yang bikin aku nyerah lambaikan tangan ke kamera adalah si Gino ini caper.. entah naro nasi dipipi lah.., satu minuman dua sedotan lah.., nyerah aku ngeliatnya.

Temenku yang kedua ini adalah Mika, yang pasti bukan Mika penyanyi wanita, karena dia lelaki berambut panjang lurus seperti wanita.

Dan menurutku, Mika ini lebih beruntung daripada Gino kenapa? aku jelasin alasannya :
1. Mika itu ganteng, karena
memang dia itu laki-laki
2. Mika itu kaya, dan aku selalu ditraktir makan di kantin, bukan berarti dia emang baik, tapi karena emang waktu itu aku gabawa uang dan sujud minta ditraktir sama Mika.

Dan aku dengan ketampanan rata" tidak bisa mendekati makhluk yang disebut "wanita".

"Fal, lu mau sendiri sampai kapan?" tanya Gino kepadaku.

"Ya.. sampai pada waktunya" jawabku sambil menunduk.

"Fal.., lu tau gak?? hampir tiap kita tanyain, lu pasti jawabnya begitu!" Sindir Mika kepadaku.

"Lah emang lu nanyain pertanyaan itu berapa kali?" Tanyaku.

"Tujuh belas ribu dua ratus rupiah kali gue nanya itu ke elu"
-Mika.

"Sebenarnya kenapa kalian selalu menanyakan hal itu ke gue?"
-Naufal

"Gue takut lu kenapa-napa fal, gue takut lu sendiri selamanya, gue takut lu gapernah bisa deket sama wanita, kita nanya terus bukan tanpa alasan.. tapi karena kita peduli ke elu fal." -Gino

"Bener tuh fal, kita sering begini bukan nyindir, tapi miris liat lu begini terus" -Mika

Entah mengapa aku gak bisa berkata-kata mendengar omongan temenku tadi, hingga selesai istri.. eh.. istirahat makan pun kami tidak berkata-kata lagi.

Di kelas, aku hanya duduk terdiam dibangku dekat jendela.. yang merupakan tempat favoritku untuk tidur, namun kali ini aku tidak tertidur karena terus memikirkan ucapan Gino tadi.

"GUE TAKUT ELU SENDIRI SELAMANYA"

Itulah kalimat yang selalu terbayang olehku dari pulang kerumah, mandi, makan, dan bahkan saat tidur.

Pagi hari pun saat ibuku membangunkanku, kata yang terdengar malah kalimat yang diucapkan Gino kemarin. Saat cuci muka kuingat kalimat itu, saat mandi, bahkan saat....., lupakan aku selalu mendengar kalimat itu, seperti tidak mau pergi dari telingaku.

Namun walau begitu, aku harus tetap pergi ke sekolah walau bertemu Gino dan Mika yang pasti menanyakan pertanyaan ke tujuh belas ribu dua ratus satunya.

Saat di sekolah.. entah mengapa mereka berdua tidak terlihat dari pertama aku datang, ya mungkin ini memang kebiasaan mereka, karena setiap hari senin enggak masuk gara-gara pelajaran matematika selama tiga jam.

Kuhabiskan waktu istirahat siang hanya sendiri.. di atas loteng sekolah dengan masih memikirkan ucapan Gino. Tak lama kemudian bel masuk pun berbunyi.

Saat berjalan masuk ke kelas, kelas begitu ribut dengan semuanya berkumpul di satu meja seseorang. Namun siapa yang peduli dengan obrolan itu, aku hanya langsung duduk dan tertidur di bangku kesayanganku #Jones.

Aku tertidur lelap di kelas, hingga tak mendengar apapun, tentunya kecuali ucapan Gino yang masih terngiang-ngiang ditelingaku.

Perlahan aku terbangun.., dengan mata yang masih dikucek-kucek aku melihat kedepan kelas.., ada dua wanita berdiri di depan kelasku, yang satu sudah pasti guru matematikaku, dengan kacamata tebal, sama dengan bajunya, lalu dengan lipstik merah tebal.. yang membuatkan malas mengingatnya.

Tapi di sebelahnya terdapat wanita yang seumuran denganku, mengenakan seragam sekolah yang sama, namun yang pasti ada yang berbeda.. karena dia memakai kebawahan rok.

Namun aku tidak peduli itu rok ataupun sarung, aku melihat ke wajahnya, dengan mata yang bersih putih.... tapi tetap dia punya bola mata hitam, lalu rambut hitam panjang terurai dengan lembut seperti rambut Mika, dengan gigi tonggos.... sorry, gigi kelincinya, dengan kulit bersih putih dan syukurnya dia tidak melayang...

Entah mengapa.. aku merasa bahwa ini mungkin kesempatanku untuk melepas pangkat jomblo dari teman-temanku.. mungkin terlalu pede.. namun tidak ada salahnya untuk mencoba.





To be continue


Next : Berusaha Bagian 1





Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 28, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

#FOREVERALONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang