Tidak ada cinta yang sempurna. Yang ada hanya bagaimana kamu menerima ketidaksempurnaan cinta yang membuatnya sempurna
*****
"Fin lihat deh," panggil Prita tapi yang bersangkutan tak juga menyahut. Fiane sendiri sedang asik dengan hp di tangannya. Kesal tak ada respon, Prita lalu mengambil paksa hp yang di pegang Fiane.
"Ih rese deh. Kembaliin hp ku." Fiane berusaha meraih hpnya tapi tangan Prita lebih gesit untuk menghindari gerakan Fiane.
"Nggak mau. Makanya lihat dulu sana. Ada kak Arhoz sama cewek."
Fiane mengikuti arah tunjuk Prita. Sesaat dia melihat sosok Arhoz sedang berbicara dengan Salsa di depan ruang guru. Tapi saat melihat Prita yang lengah, dengan cepat dia meraih hpnya kembali.
"Ih kok di ambil lagi. Kamu kenapa sih Fin? Kamu nggak marah lihat kak Arhoz sama cewek lain?"
"Kenapa mesti marah?"
"Lah kamu kan pacarnya dodol. Memangnya kalian udah putus yah? Kapan? Kok kamu nggak bilang sih. Kan aku bisa aja gantiin posisi kamu."
Fiane mendelik sebal mendengar ucapan Prita. Bisa-bisanya dia bilang begitu ketika Fiane ada di hadapannya. Dasar.
"Hehe maaf Fin. Kan aku cuma mengira-ngira. Habis kamu sih. Pacar sama cewek lain kok nggak marah. Kalau aku mah udah ku bejek-bejek sama ulekan mama di rumah tuh cewek," ucap Prita penuh emosi tapi Fiane hanya memutar matanya malas lalu kembali fokus ke hpnya.
"Ih kamu ini. Orang bicara juga cuma main hp. Memangnya kamu lagi buat apa sih sama hp itu sampai pacar selingkuh juga nggak di datengin".
"Terserah kamu mau bilang apa. Tapi aku lagi line-an sama Ari sekarang. Teman smp kita. Katanya dia ada di sini."
"Apa? Ari Bramasta? Kapan? Kok kamu nggak nanya aku sih?" teriak Prita membuat Fiane langsung membekap mulut Prita. Untung mereka sedang berada di bangku dekat lapangan karena guru Kimia mereka, bu Dina berhalangan hadir. Jadilah mereka memilih duduk santai di bangku dekat lapangan dari pada harus tinggal di kelas.
"Nggak usah teriak kali Prita. Telingaku nggak tuli. Semalam Ari follow akun ig ku terus dia minta id ku deh. Terus dia ngajakin ketemuan."
"Apa? Ketemuan? Kalian berdua? " Fiane hanya mengangguk.
"Kapan?"
"Entahlah. Katanya nanti dia ngasih kabar." Sesaat kemudian terasa hening. Fiane kembali asik dengan hpnya sedangkan Prita malah mandangin langit entah apa yang di pikirkannya. Tak lama Prita akhirnya membuka suara.
"Udah lama yah kita nggak ketemu dia. Kira-kira mukanya gimana?"
Fiane mengalihkan perhatianya ke arah Prita lalu terkikik geli. Prita memang dari dulu udah naksir sama Ari. Dan semenjak Ari pindah ke luar kota dan mereka sudah masuk SMA, Fiane mengira Prita sudah melupakan Ari. Apalagi Prita sudah punya kekasih. Tapi mendengar penuturannya barusan, Fiane merasa Prita masih ada hati dengan Ari. Yah mungkin karena Ari cinta pertamanya kali yah, pikir Fiane.
"Alah sok-sok bayangin lagi. Bilang aja mau ku ajak."
"Seriusan Fin kamu mau ngajak aku?" Fiane tertawa kencang karena ucapan Prita.
"Kok kamu ketawa sih?"
"Haha sorry Mprit. Habis kamu itu loh kode banget. Pake nanya aku mau ngajak kamu lagi. Yah bilang aja kali kalau mau ngikut juga." Fiane menaik - naikkan alisnya menggoda Prita. Prita disampingnya hanya menunduk malu.
"Idih pake malu lagi. Sejak kapan si Prita yang pedenya nggak ketulungan jadi pemalu gini. Oh haha aku tau. Sejak Ari kembali datang." Tawa Fiane kembali meledak bersamaan dengan pipi Prita yang semakin bersemu merah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect
Teen Fiction[ Lanjutan Cool Boy by Ainun Nufus ] Tidak ada cinta yang sempurna. Yang ada hanya bagaimana kamu menerima ketidaksempurnaan cinta yang membuatnya sempurna . . ~ inspired by ONE DIRECTION- PERFECT