Semboyan Harap

51 0 0
                                    

Kalau sempat aku bergeming letika semuanya sampai, mungkin tdk seperti ini.

Elok suara yang diperdengarkan membuat aku takut bergelut dengan penyampaiannya.

Menyingsing matamu bertahan dengan lagu angkuhmu.

Maafkan aku yang tak pernah mau tahu tentang penyampaian di depan syair yang kau lantunkan.

Aku seharusnya paham, di mana hatimu menaruh harap.

Nistanya rasa ini brgelayut di pelupuk mata bagai si buruk rupa mengharap pangeran. Tak sampai!

Ancaman hati mendengar pilu yamg berbondong mati jika angan merasuk padahal kosong muatan gugusnya.

Kalau memang aku orangnya mengapa kau hanya diam.

Aku bertindak, kau bersembunyi.

Uluran lain, kau berbicara namun aku tidak bisa mendengar pasti untuk siapa kamu berbicara.

Hamparan dugaan akan jadi sampah hati.

Asap di kobaran amarah yang beda pemahaman jadi suatu senjaja kita

Riwayat kalbu yang memang sudah usang bukan pilihanku, sungguh.

Ingatan saja atau sekedar kenangan yang tertinggal jika kau temui aku sedang memeluk buku itu.

Isakanku pecah juga tak ada masalah jika rinduku tak sampai padamu, Tuhan berikan aku ruang pinta dimana aku mampu mememlukmu wajar.

Namun hanya sisa ganjaran angan angan saja yang mampu membebaskan aku dari himpunan pengharapan.

Isakkanku memenuhi logika dan hatimu bukan? lalu dimana lagi kau dapat berdusta? Nanar mataku menatapmu iba.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 03, 2013 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Semboyan HarapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang