Yabunoo's drable

192 8 0
                                    

Kulihat waktu menunjukkan pukul 10 tepat di pagi hari. Aku tersenyum. Tanpa berbasa-basi segera kuraih laptopku dan kunyalakan. Sebuah aplikasi skype segera ku klik dan yup, seperti biasa rupa seorang pria cantik tersenyum menatapku dari seberang line.

"Untuk yang ke-165 hari kita kembali bertatapan seperti ini di skype", ucapnya. Aku menganggukkan kepala.

"Juga di waktu yang sama bukan?", tanyaku tersenyum. Kulihat ia mendesah.

"Ada apa?", tanyaku penasaran. Tatapannya entah kenapa tampak sedih. Sedikit air mata berkumpul ria pada ujung matanya yang indah hingga membuatku tak tahan untuk meraih layar laptopku dan menyapukan air mata itu dengan ujung jariku. Seolah air mata itu terhapus karenanya meskipun itu tak mungkin.

"Dengar. Yabu, aku merindukanmu", jawabnya. Bibirnya menyunggingkan senyum, namun kedua matanya tetap berlinangkan air mata.

Aku tersenyum.

"Aku juga sangat sangat sangat merindukanmu. Jangan cemas. Dua bulan lagi aku akan kembali kok."

"Dua bulan itu lama sekali, Yabu."

"Tidak. Tidak akan lama. Berhentilah menandai kalendermu dan lalui saja hari seperti biasa maka kau tak akan merasa bahwa waktu berjalan lama seperti dugaanmu."

"Tapi..."

"Jangan cemas. Nng.. coba kau keluar sebentar dari rumah", keningnya berkerut. Ia tampak bingung. Meskipun begitu, ia tetap melakukan apa yang kusuruh.

"Lalu?", tanyanya.

"Coba lihat ke atas langit. Apakah langitnya cerah?"

"Ya. Cerah sekali meskipun ada beberapa awan."

Aku tersenyum. Segera kuangkat laptopku dan kuarahkan kameranya menghadap langit, "lihat. Disini pun langitnya cerah seperti di tempatmu kan?", aku terkikih.

"..kita berdiri di bawah langit yang sama. Artinya meskipun kita dipisahkan oleh banyak daratan, pulau, tebing hingga laut seluas apapun, kita tetap dekat. Kau dan aku berdiri di bawah langit yang sama cerahnya lalu saling berhubungan lewat skype begini bukankah rasanya seperti berdiri berdekatan seperti biasanya?"

Kulihat ia menganggukkan kepalanya pelan.

"Tapi itu takkan terasa sama. Aku ingin segera menggenggam tanganmu, memelukmu dan mencium bibirmu sebanyak yang ku mau", ucapnya jujur.

"Aku pun sama, Kei. Aku pun ingin segera menggenggam tanganmu, memelukmu serta mencium bibirmu sebanyak yang ku inginkan. Namun apa daya. Hanya waktu yang dapat menjawab segalanya. Percayalah padaku. Setelah urusanku disini selesai, aku pasti akan pulang cepat. Aku janji itu."

"Serius? Kau berjanji kan? Pulanglah dengan selamat dan berhati-hati."

Aku tersenyum menatap wajahnya yang tampak cemas itu. Ah, Tuhan tolonglah percepat waktu-Mu. Aku tak tahan ingin segera mendekap tubuhnya erat.

"..aku janji."

ーEND

Yabunoo's DrableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang