Hari-hari tanpa dirinya

18 0 0
                                    

Kacau. Berantakan. Gelap. Begitulah hidup Vera setalah kepergian Reno. Mungkin Vera terlihat sangat lebay karena hanya untuk menangisi kepergian lelaki yang begitu ia cintai Vera rela membiarkan hidupnya menjadi kacau.

Hatinya begitu teriris ketika sahabatnya Laura mengatakan "Ngapain si elo nangisin dia? Kaya enggak ada cowo lain aja. Heran gue sma elo."
Memang benar apa yang dikatakan oleh Laura. Di dunia ini Reno bukanlah satu-satunya lelaki yang ada. Tapi bagi Vera, hanya Reno yang mampu membuatnya terpukau.

Hari pertama setelah kisahnya dengan Reno berakhir masih terasa seperti di neraka. Kini tak ada lagi perhatian kecil Reno untuk Vera. Tak ada lagi ocehan Reno ketika Vera malas makan. Tak ada lagi sosok penyemangat seperti Reno untuk Vera. Begitupun dengan hari-hari Vera seterusnya, kesepian tanpa Reno.
Lagu sheila on 7 terdengar lirih dari kamar Vera. Vera masih saja mendengarkan lagu-lagu milik sheila on 7 yang dahulu selalu ia dengarkan bersama Reno. Rasanya bayang-bayang Reno selalu hadir saat Vera memutar lagu-lagu milik sheila on 7. Semua kebiasaan kecil yang biasa Vera lakukan dengan Reno masih Vera lakukan meski tanpa Reno.

Laura memasuki kamar Vera. Tatapannya menatap Vera yang kembali meneteskan air matanya untuk Reno.
"Udah si jangan nangis mulu. Reno aja tega ninggalin elo tanpa alasan, masa elo egk bisa si ngelupain dia?" ujar Laura sambil menghapus air mata yang menetes di pipi sahabatnya itu.
"Makasih Ra elo selalu nyemangatin gue biar bisa ngelupain Reno. Tapi maaf sampai saat ini pun gue belum bisa ngelupain semua tentang Reno. Reno terlalu indah buat dilupain gitu aja." ujarku sambil memeluk Laura yang selalu menjadi penyemangatku ketika luka kehilangan Reno aku rasakan.

Aku tahu, Reno brengsek dan pantas untuk dilupakan. Namun, setiap kali aku berusaha untuk membuang Reno dari hidupku entah kenapa bayang-bayang Reno selalu hadir. Aku selalu gagal untuk melupakannya, mungkin karena cinta.

Hujan membasahi kota kecilku malam ini. Aku memandangi setiap air hujan yang turun lewat jendala kamarku. Seakan-akan hujan malam ini kembali mengajakku mengingat tentang Reno, lebih tepatnya lagi tentang kisah indah yang pernah kami buat. Hatiku teriris ketika kembali mengingat semua itu.
"Kenapa ? Kenapa kamu pergi gitu aja Ren? Kenapa?!" ujarku setengah berteriak saat memandang foto Reno yang masih menempel di dinding kamarku.
Aku masih tak mengerti mengapa aku benar-benar jatuh cinta padanya. Aku tak mengerti mengapa kepergiannya begitu menyakitkan untukku. Padahal sebelumnya aku tak pernah begini saat laki-laki yang aku cintai pergi.

Reno tak pernah tahu, hari-hariku setelah kepergianya terasa seperti di neraka bahkan lebih buruk dari neraka.

(Kembali) BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang