Disclaimer : Ryohgo Narita
Pair : Shizaya
Warning : yaoi, boyxboy, boyslove, gaje, OOC, dan OOC
Rate : T
Genre : Angst, Hurt, Romance
HAPPY READING!
Hujan membasahi kota Ikebukuro. Seseorang dengan jaket berbulu berdiri ditengah-tengah hujan, menikmati aroma air yang selalu jatuh dari langit.
"I-ZA-YAAA-KUUUN!!"
Merasa dipanggil, ia menengok ke sumber suara. Kepalanya sedikit pening. Sosok pirang dengan pakaian bartender itu datang menghampirinya dengan tong sampah besar di tangannya.
BRUUAAKKKHHH
Ia dengan lihai menghindar. Izaya Orihara merapatkan jaketnya ketika dirasa dingin menerpa kulit mulusnya.
"Shizu-chan.. kau mengagetkanku, tau!" Serunya. Shizuo Heiwajima mengejarnya ditengah hujan deras.
Izaya berlari. Terlalu senang. Dia sontak menghentikan larinya ketika dirasa dadanya sesak. Sakit. Seperti ada yang mencekik. Ia terhenti disebuah atap gedung rumah sakit. Entah bagaimana dia bisa disana.
Dibelakangnya sudah ada Shizo yang siap menerjangnya. Ia tidak peduli akan hal itu. Sekarang, obatnya yang paling penting.
Izaya merogoh saku celana, jaket dan juga bajunya. Tidak ditemukannya obatnya, 'mungkin tertinggal di ruangan?' Pikirnya.
Tuhan, Izaya tidak kuat sekarang. Jangan cabut nyawanya dulu.
Ia membelakangi Shizuo yang sudah ada beberapa langkah di belakangnya. Pria pirang itu berjalan. "Hehehe kau gak bisa kabur lagi dariku, I-za-ya-kun!"
Shizuo bersiap memukulnya, namun pukulan itu terhenti beberapa centi sebelum mengenai wajah sang informan.
"Hm? Kenapa gak lari? Menyerah ya, kutu? Heh.. bosan sekali kau cepat menyerahnya. Menyebalkan" setelah mengatakan itu, Shizuo pergi menjauhi Izaya.
BRUKKHH
Baru beberapa langkah, Shizuo membalikkan badannya ketika mendengar suara benda jatuh. Matanya terbelalak melihat sang rival ambruk dengan memegang dadanya. Ia menghampiri Izaya.
"Ho-hoi ada apa ini? Kenapa denganmu?" Tanya Shizuo heran. Izaya yang sudah tak sanggup berbicara, hanya erangan kesakitan dan nafas tersengal yang bisa ia keluarkan. Tubuhnya basah oleh keringat, kepalanya seakan mau pecah, jantungnya seakan mau meledak. Terakhir ia rasakan sentuhan hangat di tubuhnya.
~~~~~~~~~~~~SHIZAYA~~~~~~~~~~~
Izaya membuka matanya. Ia berkedip beberapa kali, menyesuaikan matanya dengan cahaya diruangan itu. Setelah penglihatannya jelas, ia bisa melihat kedua adik kembarnya menangis dan sekertarisnya berdiri disudut ruangan.
"Iza-nii!!" Mairu memeluk Izaya kencang. "Iza-nii sesak" sahut Kururi, akhirnya Mairu melepas pelukannya.
"Maaf Iza-nii. Kenapa Iza-nii gak kasih tau kalo Iza-nii sakit? Sakit Jantung pula! Kan itu berbahaya, Iza-nii!! Kalo Iza-nii mati, aku sama Kururi-nee akan kempar mayat Iza-nii ke laut!"
Izaya hanya tertawa hambar melihat tingkah kedua adik kembarnya itu. Dadanya masih terasa sakit, setidaknya sudah agak membaik walaupun masih sesak.
"Jadi.. apa Shizu-chan sudah tau?" Tanya Izaya ketika adik-adiknya telah pulang. Namie menggeleng, sekertaris itu mengambil kursi dan duduk disamping ranjang Izaya.
"Asal kau tau. Tadi dia hanya mengantarmu walaupun kulihat dia seperti menyeringai, dan juga kenapa kalian bisa sampai ada di atap rumah sakit ini? Apa yang terjadi?"
"Aku hanya 'bermain-main' dengannya sebelum waktuku tiba"
"Jangan berkata seperti itu. Aku tidak ingin menjadi babby sitter untuk adik-adikmu itu"
Izaya mencabut paksa infuse ditangannya. Menyebabkan darah mengalir agak deras. Kemudian dia perlahan bangkit. Memakai bajunya yang sudah kering, lalu pergi keluar, tanpa mempedulikan tangannya yang masih mengucurkan darah. Meninggalkan Namie sendirian.
"Kepalaku masih sakit. Apalagi dada ini. Sialan!" Gumam Izaya. Ia berjalan perlahan dengan memegang dinding rumah sakit, darah ditangannya masih mengalir.
~~~~~~~~~~~~SHIZAYA~~~~~~~~~~~
"Ceroboh sekali. Seperti bukan dirimu saja" kata seorang dokter sambil mengobati tangan Izaya. Saat ini Izaya dirumah dokter itu, sebut saja Shinra.
"Jadi.. penyakitmu kambuh lagi ya? Biar kutebak.. Bertengkar dengan Shizuo lagi? Lalu kambuh?"
"Hebat sekali, Shinra. Tebakanmu benar semua"
"Itu karena gak ada yang membuatmu lelah kecuali bersama Shizuo!!"
Sesosok makhluk dengan jaket ketat hitam dan helm menghampirinya dengan segelas teh hangat. "Dia masih belum tau? Kalau kau mencintainya?"
"Aku memcintainya dengan caraku sendiri"
Shinra dan Celty hanya menatap Izaya lirih. Pemuda itu berdiri. "Sudah ya. Aku mau bertemu dengan Shizu-chan. Oh iya, terima kasih, Shinra. Jaa"
~~~~~~~~~~~~SHIZAYA~~~~~~~~~~~
"Huh.. kenapa dengan dia? Apa si kutu itu sakit? Orang seperti dia bisa sakit juga. Ah, apa yang kupikirkan sih? Kenapa aku mikirin dia!?" Shizuo menggelengkan kepalanya. Dipikirannya masih terbayang wajah pucat Izaya, entah kenapa dadanya berdesir melihat rivalnya itu terluka.
"Memikirkan siapa, Shizu-chan?" Tanya Izaya yang tiba-tiba muncul. Shizuo tersentak dengan wajah memerahnya.
"Ka-KAU!! Sejak kapan kau ada disini, hah!?" Bentak Shizuo. Ia mengamati tubuh Izaya, entah kenapa ia terlihat lebih kurus dari biasanya.
"Kau makan dengan teratur, kutu?" Tanya Shizuo. Izaya menunduk, baru juga berhadapan, udah ketahuan. Memang benar, pola makannya akhir-akhir ini berkurang. Bahkan hampir sehari tidak makan.
"Wah.. Shizu-chan mengkhawatirkanku? Senangnya"
"Gak usah mengelak, kutu. Langsung ke intinya saja. Kamu sakit apa?"
~~~~~~~~TO BE CONTINUE~~~~~~~
Ini fanfi Shizaya pertama saya XD
Gak tau kenapa pengen aja gitu bikin fanfic ini ≧﹏≦
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart Attack (Shizaya), Durarara fanfiction
RandomDisclaimer : Ryohgo Narita Pair : Shizaya Warning : yaoi, boyxboy, boyslove, gaje, OOC, dan OOC Rate : T Genre : Angst, Hurt, Romance NO SUMMARY Ini judulnya di edit.. Sorry yaw buat yg udah baca hehe