Akhir Kata 'Kita'

1K 82 9
                                    

Satu kata penuh misteri yaitu, keheningan.

Aku berada di boncengan Natan dalam diam, menunggu cowok itu bersuara. Tadi aku sempat bertanya tentang tempat kuliahnya setelah lulus hari ini, tapi dia menjawabnya sangat singkat dan malah keliatan cuek. Aku juga jadi malas untuk bertanya ini-itu lagi padanya. Aku memutuskan diam menikmati keheningan yang tidak biasa ini.

Setelah menempuh perjalanan selama 15 menit dari sekolah, aku sampai di depan rumahku. Natan masih diam seribu bahasa. Aku turun dari boncengannya dan menyerahkan helm. Aku masih menunggu Natan berbicara. Tetapi, Natan tak kunjung bicara juga dia malah melengos pergi dengan motornya.

Aku menghentakan kakiku dengan kesal sambil menatap motor Natan yang makin menjauh dan hilang di belokan.

"Natan kenapa sih?!!!" gumamku kesal.

Aku masuk ke dalam rumah dan langsung naik ke lantai dua tempat kamarku berada. Aku menjatuhkan tubuhku di kasur queen size-ku, kemudian menatap langit-langit kamar.

Sebenarnya, sikap Natan yang 'aneh' ini sudah dimulai sejak Natan mengantarkan aku ke sekolah hari ini. Makin diperparah lagi tadi, ketika dia mengantarkan aku pulang.

Aku memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang membuat Natan 'aneh' seperti ini. Apa dia udah bosan pacaran denganku? Apa aku sekarang kelihatan tidak menarik lagi dimatanya? Berbagai dugaan hilir-mudik dibenakku.

Namun yang paling kuduga kuat adalah bahwa Natan sudah bosan denganku. Apalagi didukung oleh fakta bahwa kami sudah berpacaran dari kelas 2 SMP. Dan sekarang kan kami sudah kelas 3 SMA! Bahkan sudah lulus!

Tetapi lain halnya denganku yang malah makin hari, makin sayang sama Natan. Aku terdiam cukup lama tiba-tiba, suatu ide muncul di kepalaku. Aku membuka laptop kemudian langsung menyambungkannya ke internet. Aku mengetik di kolom Google yang tersedia.

'Cowok yang cuek pada pacarnya itu kenapa sih'.

Lalu ku enter. Banyak sekali sub-tema yang muncul. Aku memilih sub-tema yang paling atas. Beberapa detik kemudian aku mulai membaca artikel tersebut.

'... mungkin ada sesuatu yang mengganjal di hati si doi. Dia pengen bilang ke kamu tentang isi hatinya itu, tapi dia takut kamu sakit hati atau sedih nantinya. Sebenarnya banyak sekali dugaannya kalau sudah begini. Mungkin dia suka sama cewek lain?

Nah, kalau dugaan ini kamu harus buktikan dengan memperhatikan cowok kamu itu! Dia sedang dekat dengan cewe selain kamu ga? Tapi jangan terlalu ketara nanti kamu dianggap posesif lagi!

Dugaan selanjutnya adalah dia mau meninggalkan kamu. Semacam mau pergi gitu! Pergi dalam arti kata dia akan meninggalkan kamu. Untuk yang ini banyak sekali yang harus kamu perhatikan! Mungkin dugaan ini banyak cabang-cabang jawabannya sendiri! Jadi lebih baik kamu tanya baik-baik sama cowok kamu itu! And dont worry be happy, satu dugaan yang harus kamu lenyapin. Dia ga bosan sama kamu! Kalau dia bosan, dia bakal langsung putusin kamu tanpa peduli perasaan kamu, kan dia udah engga suka lagi sama kamu! Buat apa peduliin perasaan kamu? So, sekali lagi lebih baik kamu tanyakan langsung ke cowok kamu...'

Aku membaca artikel tersebut dengan bingung, sekaligus senang. Berarti Natan tidak bosan padaku. Bener juga, lebih baik aku tanyakan langsung saja sama Natan. Supaya tidak ada salah paham dan dugaan-dugaan engga jelas yang muncul di kepalaku ini.

Aku mengambil ponsel-ku dengan cepat. Kemudian, mengetik pesan singkat untuk Natan. Aku menanyakan tentang keanehannya hari ini.

Ternyata tidak berselang lama Natan membalas pesanku. Aku mengklik pesan dari Natan. Hanya berisi kata 'Maaf' yang sangat banyak. Lalu diakhir kata 'Maaf' yang kuhitung ada 34 itu, ada sebuah kalimat yang membuatku tercekat. HP-ku hampir terjatuh dari genggaman.

Akhir Kata 'KITA'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang