Braak...
Yuna menjatuhkan kue tart yang ia pegang, ntah ia sadar atau tidak. Pandangannya kini terpaku dengan sebuah ‘Pertunjukan’ yang ada dihadapannya. Tubuhnya kaku, wajahnya memanas, bahkan bibirnya bergetar. Tubuhnya juga bergetar hebat menahan ‘ Rasa ‘ yang kini ia miliki.
“ YUNAA!!” teriak seorang laki-laki yang ada di hadapannya.
Mata Yuna berkaca-kaca, ia berlari keluar meninggalkan tempat itu. Laki-laki itu berlari mengejar Yuna, bahkan wanita yang sedari tadi bersamanya itu pun ikut berlari.
“YUNAA...tunggu, Yun.. aku bisa jelasin..” teriak Laki-laki itu.
“ YUNAA..” wanita itu pun ikut meneriakkan nama Yuna.
Yuna tetap berlari tak menghiraukan panggilan-panggilan itu. Air matanya berurai.
“ Yunaa.. dengerin aku dulu..”
Laki-laki itu berhasil mengejar Yuna, di tariknya dengan kasar tangan Yuna. Otomatis Yuna berhenti, wanita yang bersama laki-laki itu ikut berhenti namun jaraknya cukup jauh dengan jarak Yuna dan laki-laki itu. Ia memperhatikan keduanya.
"LEPASIIIN....!!!”
Yuna berteriak dan berusaha melepaskan tangan yang digenggam oleh laki-laki itu.
“ Dengerin penjelasan aku dulu..”
“ Mau apa lagi yang dijelaskan Bisma!! Gak ada! Semua udah jelas, kamu selingkuh sama dia. Kamu sadar dia siapa Bis, dia KAKAK aku!!” Yuna berteriak dan menunjuk kearah wanita itu. Air matanya semakin deras.
“ Jadi, jelasin apa lagi? Mau bilang apa lagi, SEMUA UDAH JELAS BISMA!!”
“ Please denger aku dulu...” Bisma kini mengenggam kedua tangan Yuna, sementara Yuna masih terisak.
“ aku udah berapa kali bilang Bis, aku cinta kamu, tapi ini apa Bis...Sakit Bis, sakit...” Suara Yuna lirih.
“ maafin aku, maaf... aku salah Yun, aku salah.. “Bisma menarik tubuh Yuna, dan memeluknya. Yuna tak menolak, ia hanya menangis didalam pelukanBisma, wanita yang tak lain kakak Yuna itu menatap sedih kearah Bisma dan Yuna. Ia juga merasakan sakit didadanya.
Untuk beberapa saat tubuh Yuna masih berada didalam dekapan Bisma, namun tiba-tiba Yuna melepaskan pelukan Bisma.
“ Aku gak bisa Bis, aku gak bisa maafin kamu...”
Yuna berlari meninggalkan Bisma, Bisma tak mengejar Yuna lagi. Ia terpaku ditempat ia berdiri, dan entah mengapa tubuhnya roboh. Ia terduduk ditanah. Kepalanya menunduk, terlihat begitu dalam penyesalan yang ia rasakan.
Wanita itu perlahan mendekati Bisma, dengan hati-hati diusapnya rambut beserta kepala Bisma. ia pun kini juga menangis, ntah menangis untuk apa.
“ Bis...” ucapnya lirih.
Bisma tak menjawab, ia masih tertunduk. Wanita itu pun diam tak berusaha menegur Bisma kembali, dan kini suasana malam itu HENING!!
****
Kini Yuna berada di sebuah tempat, tempat dimana ia biasa menghabiskan waktu bersama Bisma. Sebuah hamparan pasir putih, Pantai. Itu lah tempatnya. Suara deburan ombak serta angin pantai yang begitu dingin sepertinya takkan menganggu lamunan Yuna. Ia sedang mengingat kenangan ditempat ini, dan semua kenangan tentang Bisma.
FLASBACK ON..
“ hai, gue Bisma...”