Sakura POV
Mencintaimu itu memang sakit. Tapi entah mengapa, aku tetap bertahan mencintaimu...
***
Aku sudah lama bersahabat dengannya. Persahabatan kami berlangsung sejak musim semi saat kami berumur 6 tahun. Ada pepatah yang mengatakan bahwa cinta datang karena terbiasa. Dan sekarang aku sedang berada dalam posisi itu. Namun aku tidak bisa dengan terang-terangan bicara 'aku mencintaimu' atau yang lainnya.
Pertama, karena aku sahabatnya. Sahabat yang akan mendapatkan senyuman yang tak pernah Ia tampakkan pada semua orang, sahabat yang siap mendengarkan curahan isi hatinya padaku jika Ia sedang dalam masalah, dan sahabat yang selalu siap saat Ia mengeluarkan sisi 'gila'nya saat bersamaku.
Dan itu yang membuatku enggan untuk mengatakannya. Dalam dua hal tersebut, aku pastinya akan lebih memilih persahabatan daripada cinta.
Kedua, karena dia telah mempunyai orang yang Ia cintai sendiri. Dan itu juga yang membuatku semakin enggan untuk mengatakannya. Bagaimana jika saat aku menyatakannya, Ia malah akan menjauhiku dan memilih dengan orang yang Ia cintai itu?
Oh, ya. Aku lupa mengatakan satu hal yang penting. Apakah aku sudah memeberitahu kalian siapa nama lelaki yang menjadi sahabatku sekaligus orang yang aku cintai itu?
Belum? Baiklah, aku akan memberitahunya. Namanya Uchiha Sasuke, sahabat sekaligus orang yang aku cintai.
Entah apa yang membuatku mencintai pria dingin dan seorang yang introvert seperti itu. Namun karena Ia selalu bersikap berbeda saat denganku, mungkin itu yang membuatku mencintainya.
***
"Sakura, kau sedang sibuk tidak?" Aku refleks menghentikan kegiatanku yang sedang menulis catatan di papan tulis saat mendengar Sasuke memanggilku.
Bel istirahat memang sudah berbunyi sejak lima menit yang lalu, dan aku tadi tidak sempat mencatat tulisan-tulisan di papan tulis lantaran aku harus menuliskan kata-kata hukuman di buku catatanku, hanya karena aku telat masuk ke kelas dua menit setelah guru masuk ke kelas. Dan itu sangat merepotkan.
Baik, abaikan saja paragraph di atas.
"Tidak, memangnya ada apa?"
Dia berdehem sejenak, lalu memastikan tidak akan ada orang yang mendengarnya. Sebenarnya dia tidak perlu memastikannya lagi karena setiap istirahat jelas selalu sepi.
Mungkin kata-kata yang akan diucapkannya sangat sakral, jadi tidak boleh ada siapapun yang tahu."Aku sedang menyukai seseorang,"
Aku terperanjat tak percaya. Bagaimana mungkin? Siapakah gadis yang seberuntung itu bisa dicintai oleh Sasuke?
Atau mungkin aku salah mendengar. Mungkin dia bicara, 'aku sedang menyukaimu,' atau semacamnya."Apakah kau tadi bilang bahwa kau sedang menyukai seseorang?"
"Iya. Sakura, kau tidak bisa mendengarku?" Jawabnya lebih keras.
"Ah, tidak, tidak. Aku hanya memastikan. Ngomong-ngomong, selamat ya. Aku kira kau hanyalah seorang penyuka sesama jenis karena kau sepertinya tidak tertarik dengan gadis-gadis yang mengejarmu," aku menjawab setengah mengejek, dan senyum yang dipaksakan.
"Hei! Enak saja kau bicara begitu! Aku ini seorang lelaki normal yang menyukai sorang gadis!" Ia berteriak seakan tak terima, dan aku hanya bisa membalasnya dengan senyuman kecil.
"Yasudah, maafkan aku! Ngomong-ngomong, bagaimana ciri-ciri gadis yang kau suka itu?" Sebenarnya aku enggan menanyakan hal ini padanya. Namun rasa penasaran yang menggebu-gebu ini yang sulit dihindarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
A 'Good' Bye
FanfictionMencintaimu itu memang sakit. Tapi entah mengapa, aku masih tetap mencintaimu. Hanya sebuah cerita mainstream tentang seorang gadis yang mencintai sahabatnya. ... Disclaimer (c) Masashi Kishimoto Main cast: Sasuke U., Sakura H. Warning!: OOC, Typ...