06:59
07:00
Treeeettttt
Senin.
Hari keramat yang paling dibenci para murid. Jangan tanya kenapa. Sudah pasti karena acara berdiri di bawah terik matahari pagi di lapangan sekolah yang luas itu. Ditambah lagi dengan amanat kepsek yang panjang kali lebar sama dengan luas persegi panjang. Eh ga kebelit ya tuh mulut?
Tapi beda hal nya dengan mereka mereka yang ingin bertemu dengan doi. Hari keramat itu pun bagaikan taman surga bagi mereka. Yaah maybe.Azam Diafakhri.
Salah satu murid di SMA negeri favorite kota. XII ipa3. Ganteng? Itu relatif. Putih mulus kaya kapas. Tinggi. Fotograph. Adohai pas ngandung emaknya ngidam apa?? Terkenal seantero sekolah? Tidak terlalu. Mantan? Cuma 2 orang kok ga lebihh. Ya Tuhan beri dedek satu batang(?) yang kaya giniiiiiii
Cuek? Ngga juga.
Ramah? Iya boleh deh.
Cool? Iya kalii ya
Humoris? Ahahah ngga deh kayanya orang baperan gitu kurang candaan kali ya. KALI
Ya begitulah kira-kira menurut mereka yang BENAR-BENAR BARU KENAL ama azam satu ini. Eh ntar, jangan lupa sama kata-kata ini >> bahwa kamu tidak akan bisa percaya dengan apa yang tidak kamu ketahui. Itu, jadi jangan ngambil simpulan duluan."Eh apaan yang kalian tunggu disitu? Ga denger bel ha? CEPETAN!" kata anak OSIS yang sedang mengawas kedisiplinan upacara.
"Yee sabar kali. Ganas amat neng"
"Eh woi woi nomor 29 apaan??"
"Eh sabar dong ah kenapa si liat liat aja jangan di ndiriin dong kita mau liat juga"
"Ah tau dah ga duli. Yeay gue selesaiiiiiiiii. Udah noh ambil noh sono jauh-jauh gua keluar duluan ya dada"
Pemuda itu keluar dari kelasnya dan langsung menuruni tangga setelah melewati koridor lantai atas yang sepi. Diperhatikannya lapangan yang luas itu dengan sedikit menyipitkan matanya yang menandai bahwa dia sedang berusaha teliti di koridor lantai bawah sambil berjalan perlahan.
'Ah itu dia!' Kata pemuda itu dalam hatinya. Ya, Alita. Sesosok cewe yang sedari tadi dicarinya. Bertubuh mungil, rambut lurus sebahu, sedang berdiri kepanasan di tengah-tengah ramainya siswa-siswi yang berbaris di lapangan. Wajah yang malas, kening berkerut karena cahaya matahari yang silau. Menambah rasa kegemasan Azam dengan ekspressi imut yang ditampilkan perempuan itu.Dhevalita Zahira.
Azam memanggilnya dengan Alita. Cewe yang sudah kalian tau bahwa dia satu SMA dengan Azam. XI ipa1. Tak ada ekskul yang ia ikuti. Entahla mengapa, padahal ia cukup mahir di bidang olahraga, terutama volly. mengapa Azam mencari-cari Alita sejak tadi? pastinya kalian sudah tau dong kenapa. Yayaya karena Azam (masih) suka sama Alita.****
Dhevalita POV
"Vio ayo dong yuk kantin. Tadi pagi Dheva ga ada sarapan" kata gadis itu dengan wajah yang memelas. Gadis ini tutur katanya memang sopan, bahkan ia menyebutkan dirinya aja ga pake dengan gue, aku, atau apalah itu. Dia sudah biasa menyebut dirinya dengan nama panggilannya sendiri.
"Hah kok bisa? Tumben-tumbennya lo ga sarapan dhe?" Viona. Teman sebangku Dheva plus teman terdekatnya di kelas.
"Yah gitu deh, udah ah yuk Vi"
"Iyadeh ayoooo"
Sampainya di kantin, 2 gadis itu celingak celinguk mencari tempat duduk yang hampir sepenuhnya dipenuhi oleh para siswa-siswi untuk mereka duduki.
Di bangku dekat dinding, Dheva melihat segerombolan cowo yang sedang asik berbicara, eh maksudnya bergurau. Karena tak mau mencuri pandang ke arah situ terlalu lama, Dheva langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain. Tak lama kemudian terdengar gelak tawa mereka seantero kantin. Entah apa yang mereka lakukan, Dheva tak peduli. Yos. Lebih tepatnya berusaha tak peduli."Yah, penuh, Vi" kata Dheva kepada Vio dengan suara yang memelas. Tidak. Ini sekedar basa-basi Dheva untuk mengalihkan fikirannya dari seseorang yang ada di segerombolan tadi.
Tanpa aba-aba, tanpa persetujuan Dheva, tanpa berfikir panjang, Vio langsung pergi menuju sebuah bangku. Bangku itu tak terlalu jauh dari tempat mereka berdiri. Bangku yang ditempati 2orang cowo yang sedang enak-enaknya memakan makanannya.
"Ehem. Maaf, boleh kita numpang disini? Bangku lain pada penuh soalnya" Vio, kok tumben ya ngomongnya sopan gitu wkwk
Dan mereka a.k.a 2 orang cowo tadi langsung cengo atas apa yang barusan Vio katakan. Lalu mereka memerhatikan sekeliling, dan mungkin setuju dengan apa yang Vio katakan, mereka pun mengangguk kepada Vio. Dheva, menunjukkan ekspresi tanda tanyanya.
"Makasi ya" kata Vio kepada 2 cowo itu seraya duduk di kursi.
"Udah duduk aja lagi Dhe, terpaksa gua milih duduk disini, emangnya ada gitu tempat lain yang kosong?" Tanpa perlu Dheva katakan maksudnya kepada Vio, tapi Vio tau apa yang Dheva maksudkan dengan muka tanda tanya yang Dheva tunjukkan.
"Tapi kok kesannya sksd gitu ya Vi" protes Dheva ditambah dengan embel-embelan cengirannya.
"Au dah ah terserah lo kalo lo mau duduk yaudah lo bakalan kenyang, kata lo juga tadi lo laper belum sarapann, kasian juga tu bakso lo dipegang mulu dari tadi entar dingin lagi, gue si ga mau nge angetin ya. Eh hahaha curcol dah gua" Vio kambuh dah. Ngomong aja kaya ga napas gitu wkwk
Dheva? Dheva mana? Dheva kicep? Yayaya Dheva kicep wkwk. Mau ga mau Dheva harus ikut duduk disitu sama Vio. Ralat, sama 2cowo yang tadi dan juga Vio. Dheva please deh ya ngalah itu ga enak,hm. * adoi curcol =))
Tapi apa yang dikatakan Vio bener juga sih. Kasian ama baksonya. Ama perut juga. Kosong dari pagi. Dheva pun duduk di kursi yang tersisa. Entah mau dikata Sok Kenal Sok Dekat juga ga peduli deh.
Bruuk!
....
AHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAH
'Ngapain neng??bejo ya lu ya?itu lantai kale neng bukan kasur AHAHAHA'
'E buset kaget gua kirain apaan ahahah rasain noh jatoh'
"Eh Dheva! Aduh ayo bangun cepetan gua bantu." Vio tertawa melihat adegan barusan sebelum akhirnya mengambil tindakan langsung mengulurkan tangannya kepada Dheva untuk berniat membantu.
"Eh iya gue juga minta maaf"
"Tuhan Dheva ga salah lihat kan? Ini kan temennya 'dia'. Orang ini juga ngulurin tangannya ke Dheva. Apaan? Udah habis bikin Dheva malu langsung minta maaf?ngebantuin??? Apaan??" Beneran Dheva ga tau mau ngomong apaan. Dheva nerima uluran Vio dan langsung berdiri. Sekali lagi Dheva diam seribu bahasa.
Treeeeeettttttttttt.
Teeettt
Treeettttt..
~keep votements and still wait for the next :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Doi is Mine!
Teen Fictiongue tau, bahwa waktu ga bisa diputar. yang udah terjadi ga bisa diulang. kesempatan ga bakalan datang 2kali. iya iya gue tau, kesempatan udah pernah dateng, udah pernah mampir ke gue, tapi gue sia-siain hehe. dan gue juga faham, bahwa hasil ga bakal...