part 10

1.3K 67 6
                                    

"Tuhan hanya satu keinginanku..
Tetap bersama dia..
Berada di sampingnya.
Itu sudah cukup bagiku,dan aku berharap jika kebahagiaanlah yang menantiku saat ini..
Bersama dia Audi Marissa.

-BILLY

*****
Billy's Pov:

Hari itu aku berencana pergi ke Bandung tapi bukan berarti aku ingin pergi meninggalkan Icha.
Aku ke bandung hanya untuk menyelesaikan skripsi ku.
Tinggal beberapa bulan ini aku akan wisuda,dan aku berniat ke bandung tinggal di Vila milik papa,di sana mungkin akan bisa tenang dan sedikit melupakan perasaan ku tentang Icha.
Jujur saja aku belum bisa nerima semuah ini,di sisi lain aku kecewa dia hanya menganggapku sebagai sahabat, tapi sisi lain juga seneng bisa selalu ada di dekat dia.
Tapi apakah aku salah memiliki rasa yang lebih ke dia?.
Apa aku salah mencintainya?.
Aku tau apa yang membuatnya menutup rapat hatinya adalah masa lalu,masa lalu yang aku tau telah membuat luka di hatinya teramat dalam.

Hari ini aku sudah membicarakan untuk pergi kepada papa, mama ku.
Awalnya mereka menolak karna alasan ku yang tidak masuk akal dan sangat mendadak.
Aku tau mereka melarangku pergi karna mereka sangat tidak ingin jauh dari aku meskipun itu di bandung.
Dulu aku memutuskan pindah ke paris pun mendadak.
Aku belum pernah cerita ke kalian apa sebab aku pergi ke paris?.
Aku pindah ke sana sama halnya dengan Icha,kenapa? Karna sebuah pengkhianatan dan sakit hati,mencintai seseorang yang hanya mencintai Hartaku bukan diriku. Hal itu membuatku prustasi dan memutuskan untuk pindah ke Paris 1 tahun aku di sana. Papa memintaku kembali ke jakarta karna mama yang sering sakit dan selalu sering menyebut namaku.

Aku melihat Icha yang berjalan gontai masuk kedalam kelas ku tapi tak lama keluar dan terus berjalan menuju perpus.
Aku bingung dia kenapa seperti mencari seseorang? Apa dia mencariku?, ah tidak, mungkin dia mencari orang lain tapi aku tetap melihatnya dari kejauhan dari raut wajahnya terlihat sangat cemas membuatku khawatir terjadi sesuatu dengan dia.
Tapi ku urungkan niat untuk menemuinya.
Aku lihat dia masuk kedalam toilet Cowo.
Hey dia ngapain masuk ke toilet cowo? Tapi tidak lama dia keluar dengan teramat gelisah.
Aku berjalan berniat ingin menemui kepala dosen.
Tetapi entah siapa yang menabraku dari samping.

"Bruugh" Dia terjatuh dan aku berjongkok ingin membantunya berdiri.

"Lo gapapa?"

Dia langsung mendongakan kepalanya dan mata kita bertemu.
Aku memalingkan muka dan dia langsung berdiri.

"Billy!!"

Ucapnya, aku hendak berjalan dan mengabaikankya namun Icha menahan lenganku.
Aku hanya diam di tempat menunggu apa yang mau dia ucapkan.

" Kita harus bicara Bill." Icha semakin erat memegang tanganku.

"Gak ada yang harus kita bicarakan lagi cha, semuah udah jelas lo hanya menganggap gue sahabat kan?.
Sebenernya gue seneng bisa jadi sahabat lo,tapi hati gue menolak dan tidak menerima akan hal itu.
Lebih baik kita lupain dan anggap kita tidak saling kenal lagi."

Terasa perih saat aku mengucapkan kata-kata itu.
Aku membohongi diriku sendiri.
Aku tidak ingin jauh darinya bahkan untuk melupakanya pun hal itu akan lebih menyakitkan.
Ku lihat dia menegang ,matanya berkaca-kaca, mata itu terluka kembali,hey hati ku juga sama terluka dengan ucapanku sendiri.

"Tapi gue gak mau lupain Lo"

Ucap Icha,dan aku melepas tanganya dan berbalik mengahadapnya.

"Gue, gak akan maksa lo buat suka sama gue Cha, gak akan maksa."

Aku menghembuskan nafas berat,lalu melanjutkan ucapanku.

"Tapi satu yang harus lo ingat,
Masa lalu yang buat lo jatuh dan pada akhirnya tidak bisa untuk bangkit lagi meninggalkan masa lalu itu. Cha setiap orang punya masa lalu dan kalo lo tetap seperti ini,lo akan kehilangan orang yang sudah membuka hatinya buat lo, dan siapapun orang itu nanti yang bisa meluluhkan hati lo,gue rasa dia orang yang hebat menaklukan hati si putri es."

Kamulah TakdirkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang