Chap 5 'Get Punishment'

132 17 1
                                    


Suasana riuh memenuhi ruangan kelas 11 Bahasa 2 menjelang jam pelajaran ke tiga. Baik siswa siswi, semuanya sibuk menyelesaikan tugas mereka yang lumayan banyak untuk hari ini. Dari mulai tugas bahasa inggris, resensi Indonesia, hingga sketsa geometri harus dikumpulkan hari itu juga.

Teriakan teriakan pun tak dapat diredam. Ada yang sibuk mencontek, ada yang adu debat gara gara belum mengerjakan tugas, ada pula yang rusuh meminjam alat alat tulis. Dan semuanya sukses membuat kelas tersebut bagaikan pasar tumpah menjelang lebaran.

"Nin, lo ada stabilo ga ?" Tanya Yuki pada Nina yang sedang menyalin hasil oret oretan Inggrisnya.

"Ada Yuk, ambil aja ditempat pensil gue" Kata Nina tanpa menoleh, terlalu sibuk. Yuki mengangguk dan segera meraih kotak pensil Nina.

"Oya Yuk, gimana kemarin ? Lo jadi ngerjain bareng sama Stefan ?"

"Jadi Kok" Jawab Yuki sambil menstabilo kata kata penting dalam buku cetaknya.

"Terus gimana ? Kan secara lo berdua kaya gitu"

"Ya ga gimana gimana Nin, gue....."

"Eh nanti deh Yuk ceritanya, tuh Mrs. Hifza udah dateng" Kata Nina segera merapikan mejanya, Yuki mengangguk dan melakukan hal yang sama dengan Nina.

"Morning Guys... ayo kumpulkan tugas kelompoknya..." Perintah Mrs. Hifza. Semua siswa siswi sibuk berlarian mengumpulkan tugas masing masing.

Stefan berlari menuju meja Yuki dengan wajah paniknya "Yuk...." Katanya. Yuki menoleh dan mengernyit melihat raut wajah Stefan "Gue ga... gue ga bawa tugas kita..." Kata Stefan ragu dan pelan.

"Hah?!" Pekik Yuki keras, semuanya menoleh dan menatap Yuki dengan tatapan 'ada apa'

"Kenapa Yuki, Stefan ?" Tanya Mrs. Hifza.

Yuki dan Stefan menggeleng cepat "Ga ada apa apa Mrs" Sahut Yuki cepat. Ditariknya lengan Stefan mendekat "Terus gimana ?" Tanyanya panik dan kesal. Jantungnya berdegup, takut, karena ini adalah kali pertamanya dia tidak mengerjakan tugas guru, sudah pasti ini adalah hal yang sangat menakutkan.

Stefan menggaruk belakang telinganya "Ya palingan dapet hukuman" Katanya enteng.

Yuki meninju pelan lengan Stefan "Gampang banget sih lo ngomongnya" Dengusnya. "Stef....." Digigitnya ibu jari kanannya dengan raut yang benar benar ketakutan.

"Ya abisnya gimana dong ? Gue kelupaan. Gatau deh kayanya salah ambil buku"

"Ahh lo mah..." Mata Yuki sudah mulai berkaca. Diliriknya semua temannya sudah mulai kembali duduk, dan Mrs. Hifza yang mulai mengoreksi hasil pekerjaan mereka.

"Ya udah ga usah nangis dong" Kata Stefan melihat air mata yang sudah menggenang di wajah Yuki. Diusapnya pelan tanpa penolakan dari Yuki. Jadi semakin bersalah dia sekarang, gara gara ketidaktelitiannya dia jadi menyebabkan anak gadis orang menangis.

"Stefan, kembali ke tempat kamu nak.." Seru Mrs. Hifza

"Iya Mrs" Balas Stefan "Yaudah lo tenang aja, nanti gue yang ngomong. Gausah nangis gitu ah, jelek tau..." Katanya mengusap pelan rambut Yuki dan segera berjalan menuju tempat duduknya.

Nina menarik tangan Yuki "Kenapa Yuk ?" Katanya yang tidak tahu apa apa karena Nina baru saja kembali dari toilet. Yuki menggeleng dan hanya diam menatap was was Ibu gurunya itu.

"Yuk...." Panggil Nina lagi, kekhawatiran mulai muncul melihat genangan air mata pada kelopak mata Yuki, diusapnya pelan punggung Yuki "Ada masalah ?" Tanyanya. Yuki menggeleng dan mengusap air matanya, kemudian tersenyum masam pada sahabatnya itu.

MY LOVE BEGINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang