Keduanya memasuki wilayah sekolah dengan penuh semangat. Sekolah internasional yang megah dan ketat akan peraturan nya, walau masih banyak yang melanggar.
"Ok, kita sudah sampai" Ujarnya setelah ia memarkirkan mobil sedan nya. "Thank's Dion" Balasnya lalu tersenyum. "Oh iya nanti lo mau langsung balik apa mau ke Cafe yang biasa dulu?" Tanya Dion sambil membenarkan penampilan nya. "Maybe, I will go to Kyle's Cafe" Jawab Rina ringan. "With me?" Tanya Dion kembali "yeah, sama siapa lagi? Cara? It's a bad think that I have, hahaha" ucap Rina sambil terkekeh. "Yeah, bukan nya di bawa ke Cafe mereka malah bawa lo ke pub sialan itu" Dion berkata sambil terkekeh, lalu mereka berdua tertawa memikirkannya. "Eh anjir udah jam segini, ayo ke kelas Dioon" rengek Rina. "Iya iya mulai deh Childish nya" ejek Dion. "Gue ga childish ihh, ayo ahh udah jam segini. Ayo Dion ayooo!!" Paksa Rina kembali. "Ok babe ok" Jawab Dion. Dion keluar dari mobil terlebih dahulu, dan membukakan pintu untuk Rina. Sudah kebiasaan mereka. Memang seperti sepasang kekasih, bahkan murid di California High School sangat iri melihat mereka berdua bersamaan. Seperti sekarang mereka berjalan beriringan dengan Dion menggandeng tangan Rina yang menjadi pusat perhatian semua murid bahkan guru sekalipun. Sangat pas pikir Dion seraya melihat tangan mereka yang saling bergandengan."Noh udah sampe tuan putri" Ucap Dion setelah mereka sampai di depan kelas XII-IPA1 aka kelas favorite di sekolahan ini. Di kelas Rina memang sangat banyak murid unggulan yang berkualitas. Sedangkan Dion beda kelas dengan Rina, Dion masuk kelas XII-IPS1. Sama dengan Rina, Dion pun masuk kelas favorite di sekolahan ini.
"Apaan sih putri putri, nama gue kan Rina bukan Putri. Jangan-jangan Putri gebetan lo yang ke lima puluh ya? Ngaku lo!!" Seru Rina. "Ebusett masa iya gebetan gue ampe lima puluh. Lagian gapapa kali gue kan ganteng ya jelas pasti banyak yang naksir. Lah lo, lo mah belajar mulu, malem mingguan aja sama buku pelajaran. Nasib jones nerd emang" ejek Dion. "Bodo amat yon bodo amat. Sono ke kelas jauh jauh sana hush hush hush" Usir Rina. "Iye iye. Jangan kangen ya babe. By the way you look beautiful babe, always" Godanya sambil mengeluarkan jurus nya. Smirk. Rina memutar bola matanya kesal. "Heh Dion gue bukan cewe yang fanatik sama cowo ya" Ujarnya kesal. Karena selama bertahun-tahun Rina bersama dengan Dion, dia tidak pernah menyimpan perasaan apa-apa. "Ya kan siapa tau lo kecantol sama gue" Balas Dion penuh harapan. "Idihh, ngarep lo terlalu tinggi. Najis, sono lu udah mau masuk. Cape gue berantem terus sama lo" Usir Rina. "Iya kanjeng ratu, nanti istirahat bareng ya. See you babe" Ujarnya lalu iya pergi. Setelah Dion pergi, Rina memasuki kelasnya dalam diam. Suasana di kelas sudah sangat ramai."Woy rin!! Duduk sebelah gue aja ayo" Ajak Raya. "Gue duduk sendiri aja ya ray, sorry" Memang sudah biasa Rina duduk sendiri. Menurutnya duduk sendiri itu lebih bisa fokus untuk belajar. "Oh ok, no problem." Rina tersenyum mendengarnya. Rina duduk di barisan paling belakang dan memilih duduk dekat jendela. Tempat yang nyaman pikirnya. Sebelum kejadian itu, Rina tidak pernah menyukai sendiri. Dia bahkan benci sekali jika sendiri diruangan yang sepi. Tetapi semenjak kejadian itu Rina lebih menyukai sendiri. Sendiri bagaikan sebagian kehidupan nya. Lamunan nya buyar karena bel tanda masuk sekolah sudah berbunyi.
10 menit kemudian Mrs.Indri masuk ke kelas XII-IPA1. "Morning guys" Ucap Mrs.Indri, "Morning miss" ucap seluruh murid di kelas Rina. "Ok, sepertinya seminggu atau mungkin beberapa hari lagi akan ada murid pindahan dari LA" Jawab Mrs.Indri. Murid-murid dikelas ribut oleh berita yang Mrs.Indri berikan. Rina memutar bola matanya kesal. Yaelah ada murid pindahan dari LA aja sampe segitunya. Persaan waktu gue pindah dari Bandung kesini ga sampe seheboh ini batin nya. "Cukup anak-anak, mari kita mulai pelajaran Sejarah hari ini" Ucap Mrs.Indri tegas. Murid dikelas pun mendesah kecewa. Sejarah adalah pelajaran yang paling Rina benci. Karena menurutnya sejarah itu sama saja mengungkit-ungkit masa lalu. Dan jika dia mengingat masa lalu sama saja Rina mengingat dia. Selama pelajaran dimulai, Rina hanya menulis seperlunya selebihnya dia hanya melamun dan terdiam hanyut dalam pikiran nya.
Tepat pukul 09.30 bel istirahat berbunyi. "Baiklah anak-anak, pelajaran hari ini kita lanjutkan minggu depan. See you guys". Dengan itu seluruh murid bersorak senang. Guru sudah keluar kelas, murid-murid pun sudah berhamburan menuju kantin. "Hii babe!!" Sapa lelaki itu. Siapa lagi kalo bukan si aneh Dion batin Rina. "Hai" Balas Rina pelan. "Kantin yuk. Laper nihh" Ajak Dion. Rina mengangguk mengiyakan ajakan Dion.
"Rina!! Dion!! Sini duduk disini!!" Ajak Cara ketika mereka sudah sampai di kantin. Tanpa menunggu aba-aba Rina pun menarik tangan Dion ke meja Cara. "Caraaa!! Gila lo ndro, siapa tuh cowo sebelah lo?" Tanya Rina heboh. "Widiw heboh binggo ni anak. Cowo gue lah, napa emang? Iri lo? Belajar mulu sih, cari cowo sana. Jadi perawan tua baru tau rasa lo, hahaha" Cara tertawa puas. "Najis lo, gini-gini gue banyak yang naksir. Paling tu cowo santapan lo buat nanti malem" Jawab Rina bosan. "Namanya Jake" Balas Cara kesal. "Ni dua bocah kalo ketemu berantem mulu bawaan nya" Ucap Dion bosan. "Bodo amat yon bodo amat. Gue laper nih. Gue nitip nasi goreng sama es jeruk satu ya yon" Ucap Rina tiba-tiba. "Iya nyonya. Nanti saya pesan kan" Jawab Dion kesal. "Yaudah sono. Jangan pake lama" Tambah Cara. Dion memutar bola matanya kesal dan langsung pergi memesan makanan. Selang beberapa menit Dion kembali membawa pesanan Rina dan pesanannya sendiri. Lalu mereka makan dengan canda tawa.
"Eh masa ya kata mrs.indri bakal ada murid baru di kelas gue, pindahan dari LA lagi" Ucap rina heboh. "Semoga cowo bule, Aamiin" Ujar Cara. "Dasar penggila cowo" Ejek Dion. Saat Cara ingin membalas ledekan Dion, Dion buru-buru memotong omongan Cara "eh btw, dikelas gue juga bakal ada pindahan dari Singapore" Potong Dion. "Gue harap jogan, Aamiin" Ujar Rina. "Jogan apaan?" Tanya Dion bingung "Jomblo Ganteng ege" jawab Cara kesal. "Biasa aja tai kucing" jawab Dion kesal. Sebelum mereka aka Dion dan Cara berantem lebih jauh, bel tanda masuk pun berbunyi. Mereka mendesah kecewa, dengan tidak rela mereka berjalan menuju kelas masing-masing. "Anjir pelajaran fisika malesin" jawab Cara kesal. "Eh rin, nanti pulang jadi ke cafe nya kan ya?" Tanya Dion. "Jadi kok yon" jawab Rina tersenyum. "Eh gue duluan ya rin, yon" ucap Cara buru-buru. "Bye Cara" Ujar mereka bersama. Setelah Cara meninggalkan mereka berdua, mereka berjalan dalam diam. Tinggal beberapa langkah lagi mereka sampai dikelas Rina. Sampai kapan lo mau ngehindarin masa lalu lo itu? Tawa lo, senyum lo, candaan lo gue tau semuanya palsu Batin Dion. Ia lelah harus terus berpura-pura seperti tidak memiliki perasaan pada Rina. Dion menghela nafas lelah. Rina menyadari perubahan sikap Dion. Maafin gue yon. Gue terlalu naif buat ngakuin kalo gue tau perasaan lo yang sebenernya. Gue terlalu kotor buat lo. Maafin gue batin Rina menyesal. Ketika mereka sudah sampai di depan kelas XII-IPA1 aka kelas Rina ada jeda beberapa detik diantara mereka berdua "Gue duluan ya yon, bye" and sorry for breaking your heart batinnya menambahkan. Dion mengangguk pelan lalu pergi meninggalkan Rina tanpa pamit. Dia pun lelah jika harus terus berbohong terus menerus. Terkadang kesalahan terbesar dalam kehidupan kita adalah membohongi persaan diri sendiri.
-----------------------------------------------------------
Please vomment nya ya guyss,
Makasih yang udah mau baca cerita pertama gue yang absurd banget,
Kritik & saran nya ya guys..
Thank's, all the love. xx
KAMU SEDANG MEMBACA
NEVER CHANGES
Teen FictionMenurut Airina Teresa mencintai dia adalah sebuah kesalahan terbesar dalam hidup nya. Rina berharapa dia tidak akan pernah bertemu dengan nya lagi. "Mulai sekarang gabakal lagi ada yang nama nya KITA. Sekarang cuma ada lo dan gue. Lo jalanin hidup l...