Part 2

5 3 1
                                    

Eric POV

Nomor yang anda tuju sedang berada diluar jangkauan.

Kemana dia? Bagaimana bisa dia diluar jangkauan?.

Tadi aku menelpon Bella, biasanya kami pulang sama. Ini sudah jam 3.23.
Biasanya mata kuliah Bella lebih sedikit daripada punyaku. Seharusnya jam 1 tadi dia sudah selesai dan aku jam 3.

Apa aku harus menunggu lg? Bisa saja dia pulang duluan. Aku bener kan?

Akhirnya kuputuskan untuk pulang. Tadi sebelum pulang aku mengirim sms padanya. Setidaknya dia bisa membacanya, jika sms ini berhasil terkirim :v

'Kau dimana manis? Aku pulang duluan ya. Telpon aku jika kau sudah baca pesan ini'

Setelah selesai mengirim pesan aku langsung pulang dengan kereta kesukaan ku ini.

***

"Aku pulang!" Teriakku saat aku sudah sampai di rumah.

"Mama didapur sayang!" Balas mamaku. Akupun segera kedapur.

Sesampainya didapur aku memeluk mamaku yang sedang memasak. Aku merindukan mamaku ini, walaupun ini adalah mama angkatku tapi aku menganggap dia adalah mama kandungku.

"Mana Bella? Dia tidak pulang bersamamu?" Tanya mama. Aku menggeleng sebagai jawaban.

"Kau sudah makan siang?" Tanya mamaku. Aku melihat jam tanganku, jam 4.35. Oh mam! Ini bukan waktunya makan siang. Mamaku ini terlalu perhatian.

"Tentu Ma." jawabku. "Aku ganti baju ya." Sambungku. Tanpa menunggu jawaban aku bergegas ke kamar ku.

Aku langsung mandi. Untung dikamarku ada kamar mandi jadi ada alasan untuk berlama-lama di dalam kamar.

Selesai mandi, aku langsung tiduran di atas kasur ku.

Aku mengambil Hp yang kuletakan diatas nakas yang ada di dekat tempat tidur.

Tidak ada balasan pesan atau panggilan tak terjawab. Sial! Aku menunggu dia mengirim pesan padaku.

Biar lah! Dia sudah besar kok. Tidak mungkin ada yang menculiknya. Secara pacarku tersebut sudah mendapat sabuk hitam di salah satu perguruan bela diri di kampus.

Apa dia ingin memberiku kejutan? Oh iya sudah pasti. Besokkan aku Ultah. :v

Tidur aja ahk. Ngapain peduliin dia:v. Jangan tiru sikapku ini. Aku memang begini dengan pacarku :v

***

Duarrr!!!

Aku langsung terbangun saat aku bermimpi bahwa aku disambar petir. Mimpi buruk.

Aku langsung duduk di pojokan tempat tidur sambil mengucek(?) Mataku. Aku mengambil segelas air yang ada di nakas.

Jam berapa ini? Aku melirik jam dinding yang ada dikamarku. Jam 00.13.

Hebat 13 menit yang lalu umurku resmi 18 tahun. Menurut orang tua angkatku aku lahir ditanggal ini. Entahlah mereka lebih tau :3

Aku berdiri dan melihat pintu kaca yang menjadi pembatas antara kamar dengan balkon ku.

Aku melihat sesosok pria tua, sepertinya wajahnya familiar.

Aku langsung berjalan mendekati pintu tersebut.

"Ayah?" Gumamku.

Iya baru wajahnya terlihat dengan jelas saat dia mengangkat kepalanya sehingga aku bisa melihat dengan jelas wajahnya.

"Hello Boy! Miss me?" Tanyanya.

Duarrr!!!

Dua kali!! Iya! Sudah dua kali suara petir membuat aku kaget.

Shit!! Ayah angkat ku hilang. Tapi aku masih berdiri di depan balkon. Tapi sambil memegang kotak.

Aku mengambil memo yang tertempel di kotak tersebut.

'Selamat ulang tahun nak. Hanya ini yang bisa kuberikan padamu. Aku rasa sudah saatnya kau mengetahui semuanya. Berikan memo yang ada dalam kotak tersebut pada mama mu.-O'

Dengan cepat aku membuka kotak tersebut. Kotak ini cukup tua. Apa ya isinya?.

Aku memegang sebuah pisau kecil yang tumpul. Aku tau pisau ini tumpul saat aku mencoba mengiris pintu lemari ku.

Ada memo lagi. Aku membacanya.

'Ceritakan semuanya padanya.'

Apa itu?

***

Hai aku kembali lagi.

Maaf ya aku lama banget publish lanjutan partnya.

Sejujurnya aku males buat lanjutin cerita ini.

Soalnya dikit banget yang vote.

Mungkin karna ceritanya kurang bagus.

Tp apa daya, aku sudah memberikan yang terbaik.

Semoga kalian suka ya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 03, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Endless LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang