London 07.00 am
Chris memilih baju yang akan ia gunakan. Hari ini ia harus datang lebih pagi karena ada rapat penting yang harus ia hadiri. Dan itu semua membuat adik-adiknya harus bangun lebih pagi untuk sarapan bersama.
"pagi sekali Chris, apakah ada rapat penting hari ini?" tanya Orion yang sudah berdiri bersender didepan pintu kamar Chris sambil melipat kedua tangannya didepan dada dengan penampilan yang cukup berantakan
"hmm" jawab Chris sambil memasang dasinya
"baiklah akan kubangunkan yang lainnya" ucap Orion dan menuju kamar adik-adiknya
Setelah 15 menit akhirnya mereka berkumpul untuk sarapan bersama.
Seperti biasa ayah mereka masih sibuk untuk perjalanan bisnis dan mereka harus tinggal bersama tanpa ayah selama beberapa saat sampai ayah mereka kembali.
Chris adalah anak pertama dari 5 bersaudara. Adiknya yang kedua bernama Orion, ketiga Steven, keempat Ben dan yang terakhir Rachel.
"kak ambilkan untukku" pinta Rachel pada Steve
"ambil sendiri" ucap Steve jengkel
Chris mengambilkan roti yang diinginkan oleh adiknya itu. Ya bisa dilihat Chris memiliki kasih sayang yang lebih untuk adik perempuannya itu.
"terimakasih kak" ucap Rachel sambil tersenyum lebar
Steve dan Ben hanya menatap jengkel pada kakak tertuanya itu karena selalu menuruti apa yang diinginkan oleh Rachel.
"kau pulang malam lagi hari ini?" tanya Orion
"ya sepertinya begitu" ucap Chris
"kau butuh bantuan untuk menyelesaikan masalah di kantor?" tanya Orion lagi
Chris langsung menatap Orion dengan wajah kesal.
"lupakan! Kau hanya akan membuat masalah"
"biar aku yang bantu" ucap Ben
"tidak perlu, urusi saja urusanmu"
"aku saja" kali ini Rachel yang menawarkan diri
Chris hanya membalas Rachel dengan tatapan tajam.
"kalian bantu aku saja menyelesaikan tugas kampusku" ucap Steve girang
"tidak mau!" ucap ketiganya dengan serempak
Chris hanya tertawa melihat tingkah adik-adiknya itu.
---
Chris turun dari mobilnya dan masuk kedalam gedung tempat ia bekerja. Ia langsung disambut oleh karyawan-karyawan yang ada disana. Chris bukanlah seorang atasan yang cukup dekat dengan karyawannya, ia adalah orang yang tertutup dan juga arogan. Dulu sebelum ia berpisah dengan kekasihnya, Chris orang yang cukup baik dan memiliki kehangatan. Namun semenjak saat itu semuanya berubah. Chris menjadi pria yang pemarah, tertutup dan dingin. Ia tak akan segan-segan memecat siapa pun yang bekerja tidak sesuai dengan keinginannya.
"apakah ruang rapat sudah siap?" tanya Chris pada Viona
"sudah pak, semua sudah berkumpul" jawab sekertarisnya itu sambil menyeimbangi langkah bosnya
Chris dan Viona sampai disebuah ruangan yang cukup megah dan besar. Disana sudah hadir para direktur dan yang lainnya. Mereka akan mengadakan rapat penting terkait dengan data perusahaan yang hilang akhir-akhir ini.
Chris duduk di posisi paling ujung diantara sisi kanan dan sisi kiri. Chris mempersilahkan siapa saja untuk berbicara saat ini.
"bagaimana ini pak? Bagaimana ini terjadi diperusahaan kita?" tanya direktur keuangan
"ini harus diselidiki, jika seperti ini terus perusahaan kita akan terancam" ucap pria paruhbaya yang berambut klimis
"saya tidak mau kasus ini menjadi lebih besar pak, tolong ambil keputusan sekarang juga" ucap yang lainnya
Para dewan direksi terus saja memojokkan Chris dan meminta Chris untuk cepat mengambil tindakan. Chris sudah tidak tahan mendengar perkataan-perkataan mereka. Emosinya sudah sampai di tahap paling atas.
"diaaaaaam!!" teriak Chris berdiri sambil menggebrak meja dengan keras
Seketika ruangan itu menjadi hening.
Chris mengepalkan tangannya sampai buku-buku tangannya memutih. Ia sangat marah saat ini.
"aku akan menyelidiki kasus ini. Pasti ada mata-mata diantara kita" ucap Chris sambil menatap tajam satu persatu orang-orang tersebut
Mereka kembali berbisik-bisik yang menyebabkan keributan.
"aku bilang diam!" ucap Chris dengan nada tinggi
"siapa pun yang akan tertangkap tidak akan kuberi ampun. Akan kuhabisi dia sampai masalah disini terselesaikan. Aku sudah memberi waktu untuk menemuiku secara pribadi dan mengaku, tetapi tidak ada satu pun yang datang. Kali ini kesabaranku habis. Jika sudah tertangkap olehku, akan kuhabisi!" ucap Chris tajam dan pergi meninggalkan ruangan
Chris masuk dan membanting pintu ruangannya. Para karyawan yang sedang bekerja terlonjak kaget mendengar pintu yang dibanting dengan keras. Mereka hanya berharap perusahannya akan kembali pulih.
Chris melonggarkan dasinya dan menyambar air mineralnya sampai habis.
Tak lama viona masuk kesalam ruangan Chris dan kaget melihat penampilan bosnya itu yang sangat berantakan.
"maaf pak saya ingin meyerahkan ini" ucap Viona sambil meletakkan berkas di meja Chris
"ya terimakasih" ucap Chris tanpa melihat Viona
Viona hendak bergegas pergi namun panggilan Chris menghentikannya.
"tunggu" ucap Chris
Viona berbalik dan kembali menatap Chris.
"kau boleh cuti hamil mulai besok sampai anak itu lahir dan kau pulih"
"apa yang anda maksudkan? Bukankah saya cuti pada saat usia kandungan saya 4 bulan?" tanya Viona heran
"ini bonus karena kau sudah bekerja untukku. Perusahaan sedang kacau dan aku tidak ingin menjadi masalah untuk anakmu" jawab Chris santai
"tapi pak saya masih sanggup untuk bekerja" ucap Viona lagi
"ini perintah! Dan kau carikan sekertaris sementara untukku" kata Chris tajam
Viona hanya diam mendengar perkataan bosnya itu.
"kau boleh keluar"
--
Chris memperhatikan sapu tangan biru yang tersimpan rapih didalam kotak hitam miliknya. Wajah gadis itu masih teringat jelas, suara gadis itu dan kehangatan gadis itu.
Ia teringat akan ucapan yang diberikan gadis itu padanya.
"ingatlah paman bahwa setiap masalah yang kau hadapi pasti akan berlalu, itu pasti. Kau hanya perlu menikmatinya dan menunggu hingga semua benar-benar selesai"
Chris terlelap dengan kenangan bersama gadis itu. Ia berharap gadis itu datang padanya. Setidaknya datang untuk meminta kembali sapu tangan miliknya.
Vote n Comment!^^

KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby Girl (Completed-REPUBLISH)
RomanceI found you! My Baby Girl. -Joshua Christopher Leonardi-