Chapter 3

20.9K 1K 7
                                    


Jessica Azella Scott

Jessica melangkahkan kakinya di kota London. Kota yang memberi banyak kenangan untuknya, kenangan baik maupun buruk. Sudah dua tahun gadis itu meninggalkan London. Saat ini Jess kembali untuk melanjutkan studinya. Sebenarnya ini bukan keinginan Jess namun tempatnya kuliah dulu menyarankan untuk ia pindah ke London University karena disana Jess akan lebih leluasa mengembangkan bakatnya. Jess memiliki otak yang cerdas dan sayang jika tidak dikembangan dengan baik. Ia mendapatkan beasiswa namun hanya untuk melanjutkan studinya saja. Biaya hidup harus ia tanggung sendiri. Setelah ini Jess akan mengunjungi kampusnya yang baru untuk melakukan registrasi ulang lalu ia akan mencari tempat tinggal. Jess cukup takut untuk kembali ke kota karena pamannya mungkin saja akan membunuhnya jika menemukannya. Mengapa? Karena pamannya adalah pria yang merebut harta orangtuanya dan membunuh mereka.

Tidak sampai satu jam Jess sudah sampai di LU. Ia berhenti sejenak untuk menatap kampus barunya tersebut.

"wah, indah sekali" ucapnya tanpa sadar

Ia tersadar bahwa ia tidak memiliki banyak waktu untuk menikmati pemandangan disini. Masih banyak yang harus ia kerjakan setelah ini.

Jess melangkahkan kakinya sambil membawa koper besar tempat pakaiannya. Ia tidak tahu tempat registrasi mahasiswa dimana. Jess memberanikan diri bertanya pada salah satu mahasiswi yang duduk tak jauh darinya.

"permisi, apakah kau tahu tempat registrasi mahasiswa? Aku mahasiswa baru disini" ucap Jess sopan

"kau lurus saja dari koridor sebelah sana, nanti ada pertigaan kau bisa naik ke lantai tiga. Cari ruangan yang bertuliskan tempat registrasi mahasiswa" balas gadis itu sopan

"terimakasih" ucap Jess tulus

--

Setelah selesai dengan urusan di kampus barunya Jess langsung mencari tempat tinggal baru. Untungnya pada saat sebelum ia mencari, pihak kampusnya yang dulu menelepon untuk tinggal di sebuah apartemen kecil yang cukup murah untuk Jess. Ia sangat beruntung karena tidak harus bersusah payah mencari tempat tinggal yang layak.

Jess merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Ia sangat lelah hari ini. Besok ia akan mencoba untuk mencari pekerjaan yang cocok untuknya. Jess ia masih memiliki waktu satu minggu sebelum ia mulai masuk kuliah di kampus barunya.

'sungguh menyenangkan memiliki otak cerdas' gumam gadis itu

Jess pun terlelap hingga esok hari.

--

"tidak bisa, kami tidak menerima pelajar untuk bekerja disini" ucap wanita yang menjabat sebagai manager disebuah toko buku tempat Jess melamar pekerjaan

"baiklah, terimakasih" ucap Jess dan bergegas pergi

Sudah hampir pukul tiga sore, namun Jess belum mendapatkan pekerjaan. Ia akan mencoba di beberapa tempat lagi dan akan melanjutkan besok jika ia belum juga mendapatkan pekerjaan.

Jess melangkahkan kakinya disebuah restoran yang cukup besar. Ia melihat di akun resmi restoran tersebut bahwa tempat itu sedang membuka lowongan pekerjaan.

"ada yang bisa saya bantu?" tanya salah satu pelayan pada Jess yang terlihat kebingungan

"ah ya, saya ingin melamar pekerjaan disini" jawab Jess gugup

"oh begitu mari ikut saya" ajak pelayan itu

Jess mengikuti langkah pelayan tersebut sampai disebuah ruangan tempat manager restoran tersebut berada. Jess langsung menyerahkan surat lamarannya pada pria paruh baya yang menjabat sebagai manager restoran tersebut.

"kau bisa bekerja mulai besok" kata pria itu yang berhasil membuat Jess senang

"terimakasih pak" ucap Jess

"kau bisa bekerja mulai pukul enam sore sampai restoran ini tutup" kata pria itu lagi

"ya pak saya mengerti" jawab Jess sopan

"sampai bertemu besok" ucap pria itu dan mempersilahkan Jess keluar

--

London 17.45 pm

Hari ini dalah hari pertama Jessica bekerja. Ia sangat bersyukur kalau dia bisa diterima disalah satu restoran ternama di London karena gaji yang ia terima pasti cukup untuk membiayai kebutuhan sehari-harinya nanti.

Jess masuk kedalam restoran tempat ia bekerja. Ia langsung menuju ruangan yang memang disediakan untuk para pelayan berganti pakaian. Setelah selesai ia langsung menuju dapur untuk melakukan pekerjaanya.

Hari ini restoran sangat ramai oleh pengunjung. Para pengunjung yang datang mayoritas dari kalangan pengusaha yang sengaja datang ke tempat ini untuk meeting atau sekedar menjamu klien. Jessica masih sibuk mengantar pesanan para pengunjung pada malam itu. Iya hampir kualahan mengantar dan menerima makanan. Untungnya Jaden teman kerjanya mau membantunya jika gadis itu sedang kesulitan.

Tak terasa malam sudah semakin larut. Sekarang sudah menunjukkan pukul setengah dua belas waktu London. Jessica sudah bersiap-siap untuk membereskan sisa-sisa piring kotor karena sebentar lagi restoran akan tutup.

"melelahkan?" tanya Jaden yang sudah berdiri disamping Jess

"ya ini sangat melelahkan" jawab Jess sambil menatap Jaden

"kau akan terbiasa Jess"

"tentu Je. Ah ya terimakasih untuk bantuanmu" ucap Jess sambil tersenyum tulus

"kapan pun kau membutuhkannya nona" balas Jaden dengan mengedipkan sebelah matanya

--

Jessica berjalan keluar toko untuk kembali kerumahnya. Ia akan berjalan-jalan sebentar di tengah kota London sebelum ia benar-benar kembali. Ia merasa dirinya membutuhkan sedikit hiburan saat ini. Ia mengeratkan jaket yang ia kenakan karena udara di London saat ini cukup dingin. Jess berjalan sambil menatap langit malam yang indah dan sungai yang menakjubkan disepanjang jalan.

--

"aku dalam perjalanan pulang. Kau tidur duluan saja Rac" ucap Chris pada adiknya

"kau tidak berbohong padaku kan?"

"tidak sweetie. Tidurlah, aku akan ke kamarmu jika sudah sampai" ucap Chris pada Rac

Chris menutup telepon setelah berhasil membujuk adik perempuannya.

Hari ini pekerjaan di kantornya sangatlah banyak. Ditambah dengan pelaku pencurian data yang belum juga tertangkap. Chris menyuruh supirnya untuk menepikan mobilnya sebentar. Chris keluar dan menghirup udara malam itu dengan dalam. Ia sedang berusaha menjernihkan pikirannya saat ini. Udara yang menyegarkan dan pemandangan yang indah dimalam hari cukup untuk menenangkan pikiran pria itu.

Setelah ia rasa cukup, ia hendak kembali ke dalam mobil. Namun langkahnya terhenti ketika melihat seorang gadis yang sedang menatap langit dengan tersenyum. Jaraknya hanya lima langkah dari tempat Chris berdiri saat ini. Chris terpaku melihat gadis itu. Gadis yang selama ini ia cari. Gadis yang sudah membuat kehangatan sendiri untuknya. Sekarang, akhirnya Chris menemukannya. Dia adalah Jessica Scott. Gadis yang berdiri tak jauh darinya.

Tanpa pria itu sadari, Jessica sudah menatap Chris. Ia menatap Chris yang saat ini sedang menatap dirinya.

"tuan, apakah kau mengenalku?"

--

Vote n Comment!


My Baby Girl (Completed-REPUBLISH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang