#Prolog

5.7K 298 6
                                    

Author's POV

Krystal Jung. Gadis cantik yang terlahir sebagai putri dari pemilik perusahaan JSJ Company, perusahaan yang mempunyai saham terbesar kedua-setelah Oh Corporation-. Kakaknya bernama Jessica Jung, dan dia telah menikah. Mungkin kalian berpikir bahwa Krystal adalah gadis yang paling beruntung, bukan? Kalian pasti ingin terlahir sebagai Krystal, kan? Kalian pasti berpikir bahwa Krystal sangat menyukai hidupnya, kan? Sayangnya, kalian salah. Seorang Krystal Jung sama sekali tak menyukai hidupnya. Kalau bisa memilih, Krystal akan memilih terlahir sebagai anak dari keluarga
biasa-biasa saja daripada terlahir sebagai anak keluarga Jung, ini. Bukannya Krystal tak bersyukur, tetapi orangtuanya-lah yang membuat Krystal jadi berpikiran seperti ini. Kedua orangtuanya selalu memaksa mereka -Jessica dan Krystal-. Jessica saja menikah karena perjodohan. Saat itu, orangtuanya menginginkan mall terbesar di Korea Selatan dan juga hotel berbintang lima, lalu menjual Jessica -memaksanya menikah- pada keluarga Lee. Sungguh memprihatinkan. Krystal dan Jessica tumbuh tanpa merasakan cinta dan kasih sayang yang cukup dari kedua orangtuanya. Jadilah mereka bersikap dingin dan terkesan angkuh.

"Nona Krystal, Tuan dan Nyonya ingin berbicara pada Nona. Mereka berada di ruang keluarga," seorang maid berkata pada Krystal yang saat itu sedang membaca novel. "Ck, apalagi yang ingin mereka mau?" tanya Krystal dengan wajah dinginnya. "Saya tidak tahu, Nona. Tapi sebaiknya Nona cepat menemui Tuan dan Nyonya saja. Saya takut nanti Nona akan dimarah-marahi lagi." jawab maid itu. "Terima kasih telah perhatian padaku," Krystal tersenyum tipis. Lalu melangkahkan kakinya menuju ruang keluarga.
"Ada apa?" tanya Krystal dingin. "Krystal anakku yang cantik, duduklah di situ." Nyonya Jung menunjuk sofa yang diduduki Jessica -kebetulan Jessica sedang menginap di rumah itu-. "Tak perlu berbasa-basi padaku. Katakan saja ada apa?" Krystal kembali bertanya dengan wajah dinginnya, lalu menduduki sofa yang lembut itu. "Bisakah kau sopan kepada orangtuamu?" Tuan Jung mendelik tajam kepada Krystal. Krystal memutar bola matanya jengah, dia sebal dengan perlakuan orangtuanya yang selalu seperti ini jika sedang ada maunya. "Baiklah. Ada apa?" tanya Krystal, berusaha terlihat tenang. "Berapa umurmu sekarang?" tanya Tuan Jung. "19." Jawab Krystal singkat. "Bagus," Tuan Jung menunjukkan smirknya. "Apa? Apa Appa akan menjodohkanku? Huh?" tanya Krystal kesal. "Tentu saja. Kau akan menikah dengan putra teman Appa. Dia pewaris tunggal perusahaan Appa-nya yang sangat sukses itu." kata Tuan Jung.

"Apa--"


"Apa-apaan? Aku tak setuju! Aku tak mau Appa berbuat begitu padanya! Appa tak mengerti, Krystal tak akan bahagia! Nasibnya akan sama sepertiku nanti! Aku tak mau adikku mengalami hal yang sama sepertiku." tolak Jessica.

"Diam, Jessica Jung! Kau tak berhak berbicara!" seru Nyonya Jung. "Apa?! Kalian tidak mengerti bagaimana perasaan kami! Aku Eonni-nya! Aku akan melindungu adikku dari kalian! Saat kalin menginginkan hotel dan pusat perbelanjaan, Eomma dan Appa menjualku! Lalu sekarang? Kalian menjual Krystal juga hanya karena ingin memperbanyak saham!" teriak Jessica.

Plak!

"Eonni!"
"Cukup!" seru Tuan Jung. "Aku twk ingin mendengar ocehan kalian. Terutama kau, Jessica." tunjuk Tuan Jung. "Kau... Urusi saja keluargamu, berikan kami cucu. Jangan mengurusi urusanku, Eomma, dan Krystal. Kau tak ada hak untuk itu!" lanjut Tuan Jung, dia benar-benar marah pada Jessica. "Dua tahun kau menikah, mengapa kau tak bisa memberi kami cucu? Apa kau tak bisa memiliki seorang keturunan?" tanya Nyonya Jung heran.

Sungguh, ini sudah diluar batas. Apa-apaan mereka? Kenapa mereka menyudutkan Jessica? Apa yang salah dari Jessica? Dia hanya membela adik tersayangnya. Apa itu salah? Tentu tidak! Lagipula, omongan Nyonya Jung tidak masuk akal! Ini benar-benar sudah keluar dari topik pembicaraan.

"Jangan--"

"Jangan pernah bicara begitu pada kakakku! Kau---tidak pantas berbicara begitu pada putrimu! Kau kan wanita, kita sama-sama perempuan, seharusnya kau menjaga perasaan kakakku. Bukannya melukai perasaannya!" potong Krystal dengan penuh penekan disetiap katanya. "Cukup! Dramatis sekali kalian! Krystal, kau pergilah ke kamarmu. Dan kau, Jessica, kau--lebih baik pulang ke rumahmu sendiri. Cepat, kalian pergi dari sini sekarang juga!" perintah Tuan Jung. Ia sudah muak dengan semua ini. "Jadi kau mengusirku? Oh, baiklah. Akan kuterima," Jessica hanya tersenyum pahit, lalu pergi meninggalkan kedua orangtuanya. Tak lupa ia menggandeng tangan Krystal untuk pergi dari situ.

Strong [Sestal Story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang