Karena kamu adalah masalah
Arka
"Denger denger mau ada anak baru lohh"
"Denger denger sih cewek"
"Pindahan dari Jakarta katanya sih"
Desas desus siswi siswi sepanjang koridor menuju kelas hampir semua membicarakan hal yang sama.Memuakkan? Memang.
Setiap kali ada berita heboh disekolah pasti sepanjang koridor membicarakan hal yang sama. Huh dasar anak SMA jaman sekarang memang hobi menggosip udah kaya ibu ibu kompleks yang lagi pada belanja sayur di abang tukang sayur aja.
Kulangkahkan kakiku masuk ke kelas dan disambut dengan suasana kelas yang heboh seperti hari biasanya. Kelasku memang masuk kategori kelas paling heboh juga paling sering bermasalah disekolah ini.
Tapi jangan salah kami semua kompak loh. Termasuk saat minggu lalu dijam pelajaran terakhir kami semua kabur dari sekolah, kompak bukan?
Alhasil kami semua kena hukuman untuk membersihkan kamar mandi bersama sama,yang pasti dengan ciri kami selalu ada kehebohan disana.Disaat anak lain pada gak suka dihukum,kami malah fine fine aja malah mainan air dikamar mandi.
Sebenarnya bukan karena ada guru killer atau sesuatu yang harus dihindari saat kami kabur tapi kami kabur juga karena saat itu jam kosong kan bikin males dikelas gak ngapa-ngapain yah. Enakan juga pulang tidur deh dirumah."Ka, lo MTK udah belom?" teriak faris teman sebangkuku. Heran deh sama anak satu itu tiap ada PR pasti ngerjainnya disekolah.
"Jangan panggil gue Arka kalau tugas aja belom dikerjain" jawabku acuh sambil berjalan mendekati Faris.
"Minjem sini" ucap faris tanpa dosa dan mulai mengobrak abrik isi tasku. "Lo udah denger ka, ada anak baru loh"
"Iye sepanjang koridor aja udah pada bahas anak baru ya gue senger lah lo kira gue budek?" balasku sinis sambil melirik Faris yang ternyata sudah menemukan buku yang dia cari ditasku.
"Anak Jakarta loh ka, sikaaattt" katanya berapi api semangatnya.
"Biasanya kan anak Jakarta bening benibg tuh" ada ada aja anak satu ini dikira air kali yah bening."Gue gak nafsu. Buat lo aja sana" jawabku.
"Arka ini tuh saatnya lo move on dari Anggita Anggita atau siapa itu namanya entahlah gue lupa" mulai nih Faris ceramahnya "lagian dia kan cuma cinta monyet lu. Udah lama pula jaman SD itu kann"
"Hmmmm.. iya iya"
"Nah kan dia juga sekarang gak tau dimana kan?"
" iya terus? Kalau misal gue gak mau gimana?" sebenarnya aku sangat malas kalau udah bahas Gita. Gini nih pasti Faris bakal mendadak jadi orang paling sok tau.
"Ayolah Arka ini tuh saatnya lo move on oke. Gita kan cuma cinta monyet jaman lo esde" inilah Faris kalau udah sangkut menyangkut masalah cinta. Maklum sih dia kan playboy.
.......
Gita
Ini adalah hari pertama gue kembali sekolah tapi bukan di sekolah lamaku. Ya bisa kalian tebak gue ini pindahan. Gue emang kecil di kampung ini tempatku sekarang tapi, lima tahun yang lalu gue pindah ke Jakarta bareng ayah dan sekarang gue balik lagi kekampung halaman.
Ahh rindunya sama kampung halaman. Begitu banyak kenangan indah dan juga pahit disini.
Gue berjalan dengan langkah santai memasuki gedung sekolah baruku. Sekolah ini adalah sekolah impianku dahulu karena ini sekolah favorit ditempat tinggalku dan sekarang gue menjadi salah satu siswi disini rasanya seperti mimpi.
Sebenarnya gue risih sama tatapan tatapan kepo dari anak-anak disini. Ada juga beberapa yang secara terang terangan membicarakanku.
Gue mesti lebih menebalkan mukaku dihadapan orang orang kepo ini. Kata ayah kalau ada yang membicarakanku biarkan saja cuekin aja toh dia akan lelah sendiri.
Dulu memang gue pemalu, gak pede ah sungguh dulu gue itu cupu juga gak punya teman dekat disekolah kecuali Abian yang memang merangkap sebagai tetanggaku. Ah kenapa jadi bahas masa lalu disini?
Kulangkahkan kakiku menuju ruang Kepala Sekolah disini yang memang tidak sulit untuk dicari.
Dan setelah beberapa saat berbicara dengan bapak Hanif yang kutahu namanya dari papan yang ada dimejanya, gue diantar menuju kelas yang akan kuhuni.
"Maaf ibu, mengganggu sebentar waktunya" Dan sampailah di kelasku yah sebut saja seprti itu. Ibu Indira yang tadi mengantarku yang juga sebagai wali kelas meminta ijin pada guru yang tengah mengajar.
Guru yang tadinya ada didalam kelaspun keluar menemui aku juga ibu Indira. Setelah berbicang sedikit dengan kedua guru tadi, akhirnya akupun diijinkan masuk. XI IPA 2 itulah kelasku saat ini.
"Anak anak kalian kedatangan teman baru hari ini. Gita, silahkan perkenalkan namamu" ucap ibu entahlah aku tidak tahu namanya sungguh.
"Ehmm.. hai perkenalkan nama saya Anggita Diandra Pratiwi. Teman teman boleh memanggil Gita" ucapku sambil menebar senyum sok akrab. Sebenarnya aku benci seperti ini.
"Ada yang mau ditanyaka teman teman?" lanjutku
"Pindahan dari mana?" tanya seorang anak perempuan yang dandanannya bisa dibilang sungguh norak.
"Jakarta" jawabku. Aku kini mulai berani menatap wajah teman temanku dari ujung sampai keujung hingga aku menemukan seorang yang sangat tak asing bagiku.
Arga? Mataku membulat. Apa benar itu Arga. Tapi sungguh aku sangat mengenali pria itu dia tidak asing bagiku. Meskipun aku sudah berpisah dengannya lama, tapi aku masih paham kok.
Arga
"Ehm...perkenalkan nama saya Anggita Diandra Pratiwi. Teman teman boleh memanggil Gita"
Deg seperti ada sesuatu yang menghantam dadaku. Anggita? Bukankah dia sudah tidak disini lagi?
"Ada yang mau ditanyakan teman?" tanya anak baru yang itu.sebenarnya aku tidak peduli mau ada anak baru sepertu apa. Tapi kali ini dia membuatku penasaran.
"Pindahan dari mana?" tanya Maureen anak kelasku yang bisa dibilang paling songong. Lihat saja dandananya setiap kesekolah udah kaya toko aksesoris berjalan.
"Jakarta" jawab anak baru itu. Aku penasaran sungguh, seperti apa wajahnya? Apa dia Gita yang selama ini menghilang? Aku mulai menengadahkan kepalaku dan tap tepat dia sedang memandangku.
Ah yang benar saja dia memang Gita yang selama ini menghilang dan salah satu penyebab saudara kembarku menyalahkannku karenanya. Ahh Gita si pembuat masalah kenapa harus kembali lagi? Sebenarnya kehidupanku mulai tenang saat kamu pergi gita. Jahat? Memang kamu tahu sendiri aku seperti apa Gita.
KAMU SEDANG MEMBACA
HelloGoodbye
Teen FictionMasa lalu biarlah jadi masa lalu gak usah diungkit ataupun dibahas saat ini juga saat yang akan datang. Apalagi masalalu itu adalah hal yang paling di benci. Tapi tuhan berkata lain, kenapa gue mesti kembali ke tempat dimana kisah buruk gue dimulai...