" Astaga... Telat lagi." Keluh Natasha sambil melirik jam tangannya. Ia mempercepat langkah karena sebentar lagi akan turun hujan. Awan hitam mulai menyelimuti.
" Excuse me" Sapa seseorang.
Natasha terperanjat dibuatnya. Dari mana datangnya suara itu ? Apa itu bidadari yang katanya akan turun ke bumi jika pelangi datang, atau mungkin itu seorang peri yang akan membantunya agar cepat sampai tujuan ? Ah, Natasha mulai berandai-andai.
" Excuse me..." Suara itu terdengar lagi. Natasha menoleh. Ternyata itu suara seorang cowok. Astaga.. Bagaimana mungkin orang ini menjadi seorang peri atau bidadari ? Ia menahan tawa.
" Ada yang bisa saya bantu ? Tanya Natasha. Mungkin terdengar sangat formal, tapi begitulah yang selalu ia lakukan saat bertemu dengan orang asing.
" Can you take me... Emmm, kamu tau tempat ini nggak ?" Tanyanya sambil menyodorkan selembar kertas kecil kepada Natasha.
" Mau minta tolong ya ?" Tebak Natasha. Orang itu mengangguk.
Dia mulai memperhatikan cowok itu dengan seksama, kemudian dia mengangguk pelan. " Kamu sih nggak mirip Ken dalam film Barbie favorit aku. Tapi, nggak papa deh. Aku mau kok nolongin kamu. Ayo ikut !
Cowok itu mengerutkan kening. " Nih cewek waras nggak ya ?" Ia mengangkat bahu dan mengikuti gadis aneh itu.
Beberapa saat kemudian...
" Akhirnya sampai juga."
" Are you sure ?" Tanya cowok itu heran. Tadi ia bertemu seseorang di ujung jalan sana, orang itu bilang ia harus naik taxi untuk sampai ke alamat itu karena tempatnya lumayan jauh. Ternyata lebih dekat dari yang di duga.
" Tau gini sih aku nggak perlu minta tolong kamu, tempatnya dekat banget ternyata." Ucapnya santai.
" Ini alamatnya. Makasih ya udah nganterin aku sampai rumah. " Natasha mengembalikan kertas itu. " O' iya, aku nggak tau alamat ini. Mendingan kamu tanya sama orang lain aja ya soalnya aku lagi sibuk banget." Ucapnya sambil berlari ke dalam rumah.
" Hei, Tunggu..." Teriak cowok itu tapi Natasha tak memperdulikannya.
Ia masuk ke dalam rumah, menari dengan penuh semangat bagaikan seorang puteri. Untuk beberapa saat ia lupa kalau ia sama sekali tidak bisa menari. Ia berlari, melompat, berputar lalu tertawa dengan keras, ingin sekali ia menggunakan pengeras suara agar semua orang bisa tau kalau ia sedang bahagia_ diatas penderitaan orang lain, haha.
" Natasha." Suara itu menghentikannya, raut wajahnya berubah derastis. Ia terlihat tegang sekarang.
" Mama " Ucapnya hampir tak terdengar.
" Dari mana saja kamu ?"
" Aku ada pelajaran tambahan, Ma."
" Kamu nggak bohongin Mama kan ?"
Natasha menggeleng.
Bohong ? Nggak lah, aku kan nggak pernah bohong sama Mama. Hanya saja, pelajarannya sih belajar ngerjain orang, haha.." Ya sudah, sekarang kamu mandi terus makan malam sama Mama ya."
Natasha mengangguk, kemudian berlari menuju kamarnya. Huh, hampir saja !
Sesampainya di kamar, Natasha tak langsung mandi, ia melempar tubuhnya ke kasur. Emmm, enaknya ! Natasha meraih diary kesangannya lalu mulai membayangkan pengalaman-pengalamannya hari ini. Ia tertawa cekikikan, saat mengingat cowok tadi.
Sebenarnya kasihan juga melihatnya kebingungan. Tapi, sudahlah. Dia memang pantas mendapatkannya. Songong sih..
" Natasha." Teriak Mama membangunkan lamunanku." Iya Ma, sebentar." Ia bergegas menuju kamar mandi untuk mandi dan segera ke ruang makan karena Mamanya sudah menunggu sejak tadi.
**" Malam, Ma." Sapa Natasha
" Ayo sini makan. Gimana tadi di sekolah ?"
" Biasa aja."
" Tasha, dua hari lagi Mama akan berangkat ke London. Untuk sementara kamu tinggal sama tante Aurel ya ?"
" Tante Aurel ?" Nama yang cukup familiar. Sepertinya Natasha pernah mendengarnya. Tapi kapan ? Entahlah.. Ia tak ingat.
" Dia teman Mama, orangnya baik kok. Dia juga punya anak yang katanya satu sekolah sama kamu. Kamu mau kan tinggal sama tante Aurel ? Tanya Mama dengan nada membujuk.
" Nggak ah, enakan tinggal di rumah sendiri."
" Natasha... Mama nggak mau kamu tinggal sendirian disini. Kamu tau kan, Mama khawatir sama kesehatan kamu."
" Iya deh, iya... Iya."
Demi Mama !!!
***
Thank's ya buat yang udah baca.
Kalau suka ceritanya,,
Vote and Comment ya.. Ok :)