Tittle: Not Jeonghan, But you~
Genre: Fluff, little comedy
Author: Rin Shikka-ssi
cast: Jung Nara|| Choi Seungcheol
.
.
Choi Seung cheol seorang namja tampan sedang menatap seorang gadis yang berada di depannya. Dia sangat geram dengan tingkah gadis tersebut.
"Seung cheol. dimana kekasihmu Jeonghan? apa kau sedang bertengkar?." tanya gadis tersebut. Dia adalah Jung Nara.
"Hey, aku lebih tua darimu 2 tahun. kenapa tidak memanggilku oppa?." Ujar Seung Cheol geram.
Nara dan Seung cheol terpaut 2 tahun. Orang tua mereka adalah sahabat, maka dari itu mereka sangat dekat.
"Shireo. Aku lebih senang memanggilmu Seung Cheol." Ujar Nara sambil tersenyum sangat bahagia. Nara sangat suka membuat Seung Cheol marah.
"Baiklah. kau boleh memanggilku Seung Cheol. Tapi jangan pernah kau meng-couple-kanku dengan Jeonghan, dia adalah sahabatku bukan kekasihku." Ujar seung cheol ketus. Dia sangat geram dengan Nara dan teman-temannya. Nara selalu mempasangankan dia dengan jeonghan. Ya, Nara adalah seorang penggemar yaoi. Sebenarnya dulu Nara tidak menyukai, tapi karena keempat temannya seorang fujoshi jadi dia terkena dampaknya.
"Huh, selalu saja menggelak. Sudahlah aku mau pulang. Bye bye Seung Cheol." Ujar Nara lalu beranjak meninggalkan Seung Cheol yang tengah berada di lapangan basket.
"Hey Jung Nara. Kau adalah orang gila! Aku masih normal." Ujar Seung Cheol sambil mengacak-ngacak rambutnya sendiri karena geram.
.
.
Keesokan harinya suasana di papan mading sangat ramai. Banyak orang yang melihat. Nara dan Seung Cheol menatap aneh kearah papan mading tersebut.
Nara dan Seungcheol selalu berangkat bersama jika sekolah. Itu juga atas ide orang tua mereka. Orang tua Nara selalu menitipkan Nara pada Seungcheol. orang tua Nara tahu jika Seungcheol sangat bertanggung jawab pada Nara. Maka dari itu kemana pun Nara pergi dia selalu pergi bersama Seungcheol.
"Seungcheol. Ada apa dengan mading? Apa mading itu ada profil boy band baru?." Tanya Nara sambil menoleh kearah Seungcheol.
"Molla." Jawab Seungcheol asal.
"Aku tidak percaya. Aku kira Seungcheol dan Nara adalah sepasang kekasih. Tapi ternyata Seungcheol adalah gay. haha." Bisik siswa dan siswi saling bersautan.
Nara merasa bahwa Seungcheol lah yang menjadi bahan pembicaraan mereka. Oleh karena itu Nara bergegas meninggalkan Seungcheol menuju papan mading.
"Nara, kau mau kemana?" teriak Seungcheol yang melihat Nara tiba tiba berjalan menuju papan mading.
Nara terdiam menatap papan mading tersebut. Tiba tiba Seungcheol datang dan ikut membaca tulisan tersebut. Seungcheol menatap Nara dengan tatapan tajam. Bahkan sekarang Seungcheol terlihat marah pada Nara.
"Seungcheol, sungguh itu bukan aku." ujar nara sambil menatap balik Seungcheol yang sedang marah.
"Itu semua karenamu!!!!." Teriak seung cheol pada Nara. Nara hanya menatap Seungcheol dengan mata berkaca kaca. sungguh walaupun Nara senang membuat Seungcheol marah tapi dia tidak akan menjelek-jelekkan Seungcheol didepan umum.
"Seungcheol. Tunggu! Sungguh aku tidak menulis itu!." Ujar Nara sambil menahan air matanya. Nara sangat takut dibentak, maka dari itu dia takut ketika Seungcheol membentaknya.
Seungcheol terus berjalan meninggalkan Nara. Dia tampak sangat marah pada Nara.
"Choi seung cheol adalah seorang gay." Baca seseorang lalu dia bergegas merobek kertas tersebut lalu membuangnya kesampah.
.
.
Matahari menyinari pagi hari ini. sangat hangat. Nara bangun cukup pagi kali ini. Dia sedang menunggu Seungcheol untuk menjemputnya. Jika biasanya Seungcheol yang menunggu Nara, kali ini Nara lah yang menunggu Seungcheol. Nara sangat merasa bersalah pada Seungcheol. Maka dari itu dia ingin segera minta maaf pada Seungcheol.
"Nara. kau tidak berangkat?." Tanya sang eomma saat melihat putri nya yang daritadi hanya duduk dikursi meja makan.
"Eomma. Aku menunggu Seungcheol." Jawab Nara enteng.
"Ah mian, eomma lupa. Tadi pagi ketika kau mandi bibi Choi menelfon eomma. Dia berkata bahwa untuk sementara ini Seungcheol ada urusan. Jadi dia harus berangkat sangat pagi, bahkan lebih pagi daripada biasanya." ujar eomma Nara sambil membereskan meja makan.
"Jinjja?." ujar Nara kecewa. Nara yakin jika Seungcheol berbohong. Seungcheol pasti masih marah dengan Nara hingga tidak menjemputnya hari ini.
"Ne. Mau eomma antarkan.?" Tawar sang eomma.
"Tidak usah. Aku akan berangkat sendiri." Jawab Nara sambil mencangklongkan tas merah mudanya.
"Kau yakin? Ah, eomma akan dimarahi Seungcheol jika tahu bahwa eomma membiarkankanmu naik bus." Ujar eommanya sambil mendudukkan dirinya di bangku yang tadi di duduki Nara.
"Eomma. Aku berangkat. Annyeong." Ujar Nara sambil mencium pipi eommanya lalu berjalan meninggalkan rumah.
"Seungcheol. Apa kau benar benar marah?." Gumam Nara.
.
.
Nara sampai disekolah. Nara hampir saja terlambat karena dia terlalu lama menunggu Seungcheol. Nara berjalan menuju kelasnya dengan langkah malas. Tiba-tiba dia melihat Seungcheol tengah berjalan dengan seorang yeoja. Dia adalah Hwang Hyunyoung, salah satu teman sekelas Seungcheol. Nara memanas melihat Seungcheol bersama Hyunyoung. Entah cemburu atau apa, tapi yang jelas Nara sangat benci melihatnya.
"Sudah ku bilang jangan dekat dekat dengannya. Kenapa dia masih dekat juga? Apa dia amnesia? Menyebalkan." Gerutu Nara sambil berlalu meninggalkan Seungcheol dan Hyunyoung.
.
.
Bel istirahat berbunyi. Tanpa disuruh Nara segera berlari menuju kelas Seungcheol.
"Seungcheol annyeong." Sapa Nara saat Seungcheol keluar dari kelasnya. Namun Seungcheol hanya menatap Nara dingin lalu berjalan meninggalkan Nara.
"Seungcheol." Panggil Nara dari belakang. Dia tengah mengikuti Seungcheol dari belakang.
"Seungcheol."
"Hey Seungheol~"
"Seungcheol-ah~." Panggil Nara terus menerus. Tapi tetap saja Seungcheol semakin mempercepat langkahnya untuk meninggalkan Nara.
"Dia kenapa?." Gumam Nara sambil mengangkat bahunya.
.
.
Seminggu berlalu namun keadaan tetap sama. Seungcheol tetap saja tidak menghiraukan Nara. Akhirnya Nara memutuskan sepulang sekolah untuk mengunjungi Seungcheol dirumahnya. Nara berfikir jika dia berada di rumah Seungcheol maka dia tidak akan kabur seperti ketika disekolah.
"Nara. Kau datang?." Ujar seserang menepuk pundak Nara.
"Eoh. Ahjumma." Seru Nara.
"Masuklah. Kau sedang mencari Seungcheol kan?." tanya eomma Seungcheol.
"Ne. Apa Seungcheol sudah pulang?." Tanya Nara.
"Dia belum pulang. Mau menunggu didalam?."
"Ne. Gomawo ahjumma."
Sudah 2 jam berlalu namun Seungcheol tidak juga pulang kerumahnya. Nara sungguh bosan menunggu Seungcheol. Mungkin ini yang dirasakan Seungcheol ketika menunggu Nara.
"Nara-ah. Makanlah dulu, kau sudah menunggu 2 jam lebih." Ujar ibu Seungcheol sambil memasuki kamar Seungcheol. Nara memang selalu bermain dikamar Seungcheol, maka dari itu dia menunggu Seungcheol dikamarnya.
"Aniya, aku sudah makan tadi ahjumma. Kue bikinan ahjumma ini membuatku kenyang." Balas Nara sopan.
"Jika kau lapar langsung saja pergi ke meja makan. Ahjumma sudah menyiapkannya."
"Ne. Gomawo ahjumma."
"Sepertinya Seungcheol akan pulang malam seperti biasanya Nara-ah." Ujar ibu Seungcheol sambil mendudukkan dirinya di tepi tempat tidur Seungcheol.
"Apa sudah 1 mingggu dia pulang malam terus ahjumma?." Tanya Nara khawatir. Dia sungguh takut jika Seungcheol menjadi liar.
"Ne. Dia bilang dia mengikuti les untuk kelas 3 nya bersama Joshua dan Jeonghan." Jawab ibu Seungcheol.
"Jinjja? Tumben sekali dia ikut les ahjumma." Sahut Nara.
"Ahjumma juga bingung. Tapi setiap dia les selalu ada bau bau parfum wanita. Tapi dia tidak pernah mabuk." Jawab ibu Seungcheol.
"Jinjja? Ahjumma, apa dia sungguh-sungguh les?." tanya Nara khawatir.
"Ahjumma percaya pada Seungcheol. Jika Seungcheol membohongi ahjumma, maka ahjumma akan sangat kecewa pada Seungcheol." Jawab ibu Seungcheol sambil berkaca kaca.
.
.
Nara pulang dengan perasaan kecewa. Sudah jam 10 malam tapi Seungcheol belum juga pulang. Dia memutuskan pulang karena eommanya sudah menjemputnya.
.
.
Sudah 2 minggu berlalu namun keadaan masih sama. Seungcheol yang dingin pada Nara, dan Nara yang selalu mati-matian menarik perhatian Seungcheol.
"Seungcheol. Mau antarkan aku ke Namsan tower? Aku ada tugas untuk membeli gembok disana. Dan kau tahu? Gembok disana lucu-lucu jadi aku memilih membeli disana." Ujar Bara pada Seungcheol yang tengah membaca komiknya.
"............"
"Seungcheol, kau mau tidak?." Tanya nara lagi.
"............"
"Seungcheol, setidaknya katakan ya atau tidak." Ujar Nara yang mulai geram dengan tingkah Seungcheol.
"............"
"Seungcheol. Kau marah padaku? Tapi Seungcheol aku sungguh tidak menulisnya dipapan mading. Kau tahu kan kita berangkat bersama waktu itu. Jadi mana mungkin aku menulisnya." Jelas Nara.
"............"
"Yaaakkkk!! Choi Seungcheol. Bisa tidak bicara denganku? Kau berbicara pada orang lain, kenapa denganku tidak?! Kau membenciku?!?!." Teriak Nara. Dia sangat frustasi dengan Seungcheol.
"............"
"Seungcheol, katakan padaku jika kau marah padaku katakan iya. Tapi jika kau tidak marah padaku panggil namaku tiga kali atau jika kau hanya diam saja kita, tidak akan bertemu lagi!!! Kau dengar kan?!!!." Teriak Nara. Dia mulai menanggis melihat Seungcheol yang selama ini bersamanya berubah. Bahkan hingga tidak menghiraukannya.
"............"
"Oh. Seungcheol, berarti pilihan terakhir yang kau pilih." Ujar Nara menanggis lalu beranjak meninggalkan Seungcheol. Namun tiba-tiba seseorang menarik tangan Nara.
"Ya. Nara Nara Nara." Jawab Seungcheol kemudian.
"Kau marah padaku?." tanya Nara sesengukkan.
"Molla. Aku hanya kesal padamu, aku tidak bisa marah padamu. Awalnya aku marah padamu karena siapa lagi yang sering memasangkanku dengan Jeonghan jika bukan kau. Jadi kupikir pasti kau dan teman temanmu. Tapi seminggu yang lalu Joshua dan Jeonghan berhasil menemukan bahwa yang menulisnya adalah Jang doyoon. Salah satu namja yang menyukaimu." Jelas Seungcheol.
"Dia tidak suka melihatku bersama mu. Maaf, aku membuat mu seperti ini." Tambah Seungcheol sambil menyeka air mata Nara.
"Nara-ah, aku tidak menyukai Jeonghan. Tapi aku......menyukai......Jung Nara." Ujar Seungcheol sambil manatap mata Nara lekat. Nara hanya mematung mendengarkan jawaban Seungcheol. Dia tidak menyangka jika seorang Seungcheol ternyata menyukainya.
"Jangan bercanda." Jawab Nara.
"Aniya, aku sungguh menyukaimu. Aku menyukai mu ketika kita berumur 6 tahun. Entah mengapa aku merasa 2 minggu ini hampa karena kau tidak bersamaku." Jawab Seungcheol.
"Jika begitu kenapa tidak menghiraukanku?" Tanya Nara .
"Mian, aku hanya kesal padamu. Aku tidak membencimu sungguh."
"Lalu, kenapa dua minggu ini kau pulang sangat larut?"
"Ah, aku sedang les dan..."
"Dan bekerja."
"Mwo? bekerja? tapi kenapa ahjumma mengatakan jika setiap kali kau pulang selalu tercium bau parfum wanita? Kau selingkuh?." Tanya Nara ketus.
"Omo, kau cemburu padaku? Aigoo, ternyata gadis cerewet ini bisa cemburu padaku." jawab Seungcheol sambil terkekeh.
"Yakk. Aku sungguh-sungguh. Lalu kenapa kau juga dekat dengan Hyunyoung sunbae? Kau selingkuh?!." Tanya Nara lagi.
"Ah, kau sungguh cemburu?." Goda Seungcheol pada Nara.
"Seungcheol." Renggek Nara.
"Baiklah kujelaskan. Hwang Hyunyoung memintaku menjadi model parfum keluaran ibu nya. Dan aku dekat dengannya karena memang kami ada urusan pekerjaan. Jika aku menjadi model parfum wanita, sudah pasti parfum itu tanpa sengaja tersemprotkan ketubuhku. Lalu aku sungguh-sungguh les. Kau pernah bilang kan jika tipe mu adalah seorang yang pandai. Semenjak aku tahu jika namja rangking satu si Jang Doyoon itu menyukaimu aku jadi takut jika kau lebih memilih namja rangkit satu tersebut." jelas Seungcheol panjang lebar.
"Lalu, alasanmu untuk bekerja apa? Apa orang tua mu tahu?." Selidik Nara.
"Tidak. Aku bekerja untuk seseorang." Jawab Seungcheol.
"Nugu? Untuk Hyunyoung sunbae?." Tanya nara ketus.
"Aniya, untukmu." Jawab Seungcheol singkat tapi berhasil membuat Nara tercengang.
"Iya, aku bekerja untukmu. Aku bertekad membelikanmu sebuah tiket konser BTS. Aku tahu kau sangat ingin pergi ke konser mereka. Aku akan meminta izin pada orang tua mu untuk melihat konser ini." Jelas Seungcheol. Nara terharu mendengarkan cerita Seungcheol. Dia tidak menyangka jika Seungcheol membelikannya sebuah tiket konser. Bahkan Seungcheol sangat malas jika Nara membahasnya. Mungkin karena Seungcheol cemburu.
"Seung cheol.Gomawo~." Ujar Nara lalu memeluk Seungcheol.
"Kau mau kan jadi yeojachinguku?." Tanya Seungcheol disela-sela pelukannya dengan Nara.
"Ehmm. Ne, sejujurnya aku juga sangat khawatir padamu 2 minggu ini." Jawab Nara.
"Kau menerimaku? Sungguhan? Tapi aku kan tidak pintar? Dan juga suaraku tidak merdu seperti Seungkwan sepupumu?." Tanya Seungcheol kaget.
"Kau tidak mau?."
"Aniya, aniya. Aku mau." Ujar Seungcheol menggeratkan pelukannya.
"Dasar!." Cibir Nara.
"Nara-ah. Sekarang kau kan yeojachinguku. Dan mulai sekarang kau tidak akan meng-couple-kanku dengan Jeonghan kan? Dan juga kau akan memanggilku 'oppa' kan?." Tanya Seungcheol bertubi-tubi.
"Shirreo. Kau tetap couple mutlak Jeonghan sunbaenim. Dan aku tidak mau memanggilmu oppa atau apapun itu." Jawab Nara sambil menyilangkan tangannya pada dada.
"Wae?."
"Kau tidak pantas kupanggil oppa. Aku suka memanggilmu Seungcheol titik."
"Yasudah. Tapi jangan coup..."
"Shirreo. Kau tetap couple mutlak Jeonghan sunbaenim." Ujar Nara sambil menjulurkan lidahnya lalu berlari meninggalkan Seungcheol.
"Yaakkk!! Gadis gila aku mencintaimu, bukan Jeonghan!!!!." teriak Seungcheol sambil terkekeh .END...
.
.
Yang udah baca please review ya?? Aku baru belajar bikin FF T.T
Mohon bantuannya ^^