[1] Ice

695 56 2
                                    

The first snow 

Salju pertama yang turun dihari itu. Hari dimana jantungku berdetak begitu kencang untuk pertama kalinya. Salju pertama yang bahkan tidak terasa dingin karna tatapan matamu membekukan semuanya. Semuanya kecuali hatiku, hatiku terasa hangat.


.

.

.

.

.

.

.

.

.

.



Sebuah mobil BMW berjalan melambat lalu berhenti tepat didepan sebuah rumah yang sudah lama kosong tak berpenghuni. Atap atapnya kini mulai dipenuhi salju yang turun perlahan. Rumah itu tidak terlalu besar tapi cukup indah dan tertata walau tidak pernah dihuni. Seorang gadis kecil keluar dari dalam mobil sambil menggosok-gosok kedua tangannya sembari keluar dari mobil dia mengeratkan jaket yang sedang ia kenakan. Udara memang semakin dingin apalagi untuk seorang gadis kecil yang kesepian.

Gadis itu berjalan mendekati seorang wanita berambut putih dengan topi rajut yang berdiri disamping pagar rumah. 

"Halmeoni apakah ini rumah baru kita?". Gadis itu mendongak mencoba menangkap wajah neneknya yang mulai menua tetapi tetap cantik. 

"Iya ini rumah baru kita apa kau suka?". Sang nenek kini berjongkok mensejajarkan diri menghadap cucu kesayangannya itu sembari mengelus rambut gadis kecil yang sedang mengerjap ngerjapkan matanya lucu. 

"Ya aku suka tapi .... ". Gadis kecil itu berhenti ditengah kalimat sulit untuk melanjutkan kalimat berikutnya, sesekali ia menatap wajah neneknya kemudian dia memeluk wanita paruh baya itu.

"Apakah ibu tidak bisa ikut dengan kita?". Gadis itu menyambung kalimatnya yang sempat terputus.

Kim Nana sulit untuk menjawab pertanyaan cucu kesayangannya itu. Ia mengecup kening sang gadis kecil sayang. 

"Kau sudah tau jawabannya sayang, cha ayo kita masuk disini dingin". Tapi aku ingin ibu, disini dingin halmeoni, gadis itu bergumam dengan hati kecilnya sendiri. Ia kemudian berjalan pelan hendak menyusul halmeoninya yang sudah berjalan masuk terlebih dulu bersama sang kakek. Tapi pandangan matanya terhenti saat melihat penjual ice cream keliling melintas di depan rumah barunya. 

"WAHHHH ice cream". Matanya berbinar binar ia bahkan mengabaikan rasa dingin yang menyeruak masuk ke pori pori kulitnya bahkan dingin yg menusuk hatinya. Ia sangat senang.

kim Dahyun, gadis itu memanggil- manggil sang penjual ice cream berharap sang penjual akan berhenti supaya ia bisa menikmati potongan potongan manis ice cream yang sangat ia sukai. Tapi sayang suara kecilnya tidak terdengar karena ternyata sang penjual tidak berhenti dan melewatinya begitu saja.

Dahyun bersiap siap untuk berteriak untuk kedua kali. "Ahjus ... ". Tapi teriakannya terhenti karena seorang anak laki laki yang berlari ngos ngosan sembari memanggil manggil penjual ice cream tersebut. Anak laki-laki itu terus berlari, melewati rumahnya mengikuti penjual ice cream yang sepertinya tuli atau mungkin telinganya kemasukan salju.

The First SnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang