"Tadaima..."

2.9K 188 54
                                    


Desclaimer : Masashi Kishimoto

Rated : T

Genre : Romance, Hurt/Comfort

Pairing : SasuFemNaru

Warning : AU, TYPO, OOC, Genderswitch, tidak sesuai EYD, gaje, aneh dll

DLDR!

.

.

Aku tahu sekarang sudah cukup larut. Detak demi detak mengantar waktu para insan kembali ke peraduan. Saatnya melepas penat dan tenggelam dalam buaian mimpi. Tapi aku masih disini.

Di sofa ruang tamu kurebahkan tubuhku. Aku tidak terlelap, hanya ingin melemaskan punggungku yang terlalu lama duduk tegak. Mungkin lebih dari enam ribu detik.
Kueratkan jubah tidurku. Piyamaku tak cukup hangat melindungi tubuhku yang kedinginan.

Seorang pria dengan pakaian perwira lengkap dan seorang wanita dengan gaun putihnya yang cantik dan buket bunga lily yang indah tersenyum cerah dalam bingkai. Sepasang pengantin. Ya, itu potret pernikahanku dan Sasuke, suamiku.

Sanak saudara dan sahabat hadir dihari yang sakral itu. Aku mengamit lengan ayah penuh haru, berjalan beriringan menuju altar dan seorang pria tegap dengan pakaian kebesarannya menungguku disana. Dia Sasuke, tersenyum begitu lembut menyambutku.

Aku semakin gugup. Jantungku semakin cepat bertalu. Kulepas lengan kokoh ayahku dengan setetes air mata haru. Ayah, aku sangat berterimakasih dilahirkan sebagai putrimu.

Kusambut tangan Sasuke lalu kami berdiri berdampingan, berjanji suci sehidup semati. Ikatan cinta kami yang abadi.

Aku masih ingat, segar seperi tetes embun di pagi hari. Kau kecup bibirku di hadapan Yang Agung, di hadapan keluarga, sanak saudara dan para sahabat. Aku milikmu Sasuke, dan kau mililkku.

Kami abadikan momen bahagia kami bersama semua orang tersayang. Dua keluarga yang bersatu oleh tali pernikahan. Aku bukan lagi seorang Namikaze-Uzumaki, namaku Uchiha Naruto. Tak bisa kulukiskan betapa bahagianya kami. Hari dimana aku dan kamu menjadi raja dan ratu. Sasuke, aku tak akan lupa hari bersejarah kita berdua. Kita akan hidup bahagia bersama selamanya.

Benar kan?

Tapi kemudian mereka datang. Mereka menjemputmu, sayang. Di hari bahagia itu mereka merampas seorang lelaki yang baru saja menjadikanku seorang istri.

Tapi aku tidak boleh egois kan, Sasuke?

Ribuan nyawa yang harus kau selamatkan diluar sana tak boleh kau sia siakan. Meskipun kulepas kau pergi dengan tangis dan air mata. Jujur aku tak rela. Aku menginginkanmu disisiku, tapi mereka membutuhkanmu.

Aku memelukmu erat. Butuh waktu untukku merekam kehangatan tubuhmu untuk yang terakhir sebelum kau pergi. Kau memelukku, menghapus jejak air mata dengan jemarimu. Kau berjanji akan kembali. Kau kecup bibirku untuk terakhir kali.

Aku tahu sayang, aku tahu kau tak pernah mengingkari janjimu.

Karena itu aku disini. Di ruang tamu rumah kita kutunggu kau kembali.
Cangkir putih di meja entah sejak kapan kosong. Hanya menyisakan ampas coklat kehitaman didasarnya. Kebiasaan baruku untuk mengkonsumsi kafein. Mereka membantuku terjaga, Sasuke. Maaf ya, aku tahu kau tak suka.

Mengingatmu membuatku tak sadar waktu telah lama bergulir. Aku masih disini, Sasuke. Dengan setia menantimu kembali. Kutatap pintu kayu yang tertutup rapat. Tak pernah ku kunci. Aku takut kau pulang saat aku tak ada disini. Jadi kau tak perlu menungguku membukakan pintu. Ah kau pasti menyebutku "dobe" dan memukul kepalaku karena aku begitu ceroboh. Iya kan?

"Tadaima..."Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang