Set me free, leave me be

480 61 1
                                    

" Set me free, leave me be"

Jongin berjalan menyusuri istanahnya, istanah meganya. Para pelayan menunduk dengan penuh hormat kepada Jongin. Kedua mata tajam Jongin melirik kepada pak Lee- kepala pelayan -mengerti maksud tuan mudanya lalu kepalanya mengangguk, saat Jongin sudah meninggalkan barisan pelayannya, pak Lee mengikutinya menuju ruang kerjanya yang berada dilantai dua rumah Jongin.

"Nona Kyungsoo hari ini sudah menyentuh makanannya, lalu hari ini nona merawat bunga yang berada ditaman bersama tiga orang pelayan perempuan." ucap Pak Lee.

Jongin menghembuskan napasnya "akhirnya" gumam Jongin sambil melepas dasi yang terasa mencekik lehernya.

"Apa Kyungsoo sudah tidur?" tanya Jongin.

"Saya belum memastikan, apa nona sudah tidur. Karena tadi setelah makan malam nona segera masuk kekamar"

"Baiklah, terima kasih atas hari ini. Paman boleh beristirahat."

Pak Lee membungkukkan badannya lalu meninggalkan Jongin sendiri. Jongin menuju kursi kerjanya, mencoba duduk dengan nyaman tapi ada sesuatu yang mengganjal seperti sebuah kotak.

"Apa ini?" gumam Jongin sambil melihat kotak kecil yang berada di tangannya.

Jongin membuka tutup kotaknya, lalu melihat sebuah liontin berbentuk hati. Jongin segera membuka liontin itu lalu menemukan sebuah foto. Didalam foto itu ada foto Jongin ketika dia masih kecil dengan seorang perempuan yang sangat dia kenal, yang sekarang ini melupakan dirinya.

Sekali lagi Jongin menghembuskan napasnya, mengingat kejadian beberapa bulan yang lalu saat Kyungsoo dan kedua orang tuanya kecelakaan saat hendak pergi kerumah Jongin untuk bertemu dengan keluarga Kim.

"Kim" panggil Kyungsoo yang tiba-tiba berada dihadapannya.

"Hei" sapa Jongin. "Ada apa Kyungsoo? Kenapa belum tidur?" tanya Jongin.

"Aku, ingin berbicara denganmu. Apakah boleh?"

Jongin menganggukkan kepalanya laku Jongin bangkit dari kursi kerjanya dan berjalan menuju sofa didepan meja kerjanya. Kyungsoo pun mengikuti langkah Jongin, mereka saling berhadap-hadapan.

"Ada apa Kyungsoo?"

"Aku ingin kembali ke London"

Jongin tertegun mendengar pernyataan Kyungsoo. "London?"

Kyungsoo menganggukkan kepalanya. "Ya, meskipun aku masih tidak ingat kejadian tiga bulan sebelum aku ke Korea. Tapi percayalah, aku sama sekali tidak lupa dengan diriku sendiri. Aku ingin kembali bernyanyi, menari dan berdiri lagi diatas panggung Broadway"

"Tidak!" jawaban Jongin terdengar pasti.

"Tidak untuk apa? Aku hanya ingin kembali ke kehidupanku yang dulu, siapa yang tau aku akan mendapatkan kembali ingatanku."

"Jika kau terus membicarakan tentang kau yang ingin kembali ke London, aku tidak mempunyai waktu untuk itu."

Kyungsoo menatap Jongin dengan kedua matanya yang berkaca-kaca, siap untuk mengeluarkan pembelaan, tapi sebelum Kyungsoo mengeluarkan kata-katanya Jongin menyela.

"Apa kau sama sekali tidak mengingatku?" tanya Jongin dengan tatapan sendunya.

Kyungsoo tertegun, entah ini keberapa kalinya Jongin menanyakan pertanyaan yang sama kepadanya dengan tatapan yang sama dengan nada yang sama. Tapi Kyungsoo tetap menguatkan hatinya agar tidak terjebak didalam tatapan Jongin yang selalu membuat Kyungsoo rindu, tidak tau rindu kepada siapa.

"Apa sebegitu pentingnya dirimu? Sehingga aku harus mengingatmu" jawab Kyungsoo sambil berdiri dan berjalan menuju pintu, meninggalkan Jongin dengan perasaan kacau.

GravityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang