50.50

1.8K 165 7
                                    

50.50

Disclaimer:

I do not own them.

Naruto © Masashi Kishimoto

50.50 © Uzukachi

WARNING: OOC, Shonen-Ai, Boy x Boy

KALAU TIDAK SUKA, TIDAK USAH BACA, KALAU PERLU TEKAN TOMBOL BACK! ^^

.

.

.

Bagi Naruto, mencari pengganti dan membuka lembaran baru sama sekali jauh lebih menyenangkan daripada kembali pada mantan pacar sendiri. Alasannya hanya satu saja. Naruto akan merasa malu sendiri jika kembali rujuk kepada sang mantan. Apalagi setelah ia menangis bombai, dan mengeluarkan sumpah serapah bahwa ia tidak akan pernah termakan rayuan gombal lagi. Kembali rujuk pada mantanmu sendiri, artinya sama saja dengan menghabiskan waktumu.

Sayangnya, Sasuke tidak pernah bisa mengerti pendirian Naruto.

"Menurutku kau itu terlalu berpikir sempit, Naruto."

"Mungkin." Naruto tak mengelak. "Memangnya kenapa? Toh, kalau kau ingin minta jawaban, tetap saja jawabanku sama."

"Jadi, kau tidak memberiku kesempatan kedua?"

"Buat apa, Sasuke? Biar ada kesempatan ketiga, keempat, dan seterusnya, aku tetap tidak bisa memaafkanmu. Sorry, Sasuke, kau salah orang."

"Ya ampun, dobe.." Sasuke menghela nafas, ia lalu memegang kedua bahu Naruto. "Sejak kapan kau menjadi pendendam begini?"

"Apaan sih?" Naruto menjauhkan tangan Sasuke.

"Dengar, Naruto. Dulu itu hanya kesalahan konyol. Kau tahu kan? Bagaimana pikiran anak-anak remaja yang terkena cinta monyet?"

Naruto mendengus. Kesal jika di ingat-ingat ke masa kelam penuh noda itu. Kalau mau di sebut konyol, Narutolah orangnya. Ia belum mengerti bagaimana resiko berpacaran, bagaimana rasanya saat jalan berduaan dengan lelaki yang di gandrungi gadis-gadis seantero sekolah, dan berani-beraninya naksir Sasuke. Jelas, karena Sasuke sangat populer di sekolahnya. Ia tampan, pintar, dan sangat sempurna. Ke mana saja ia pergi, gadis-gadis akan mengerumuninya layaknya semut. Naruto hanya bisa menonton pesona Sasuke yang begitu menyilaukan. Diam-diam sebenarnya Naruto selalu memperhatikan Sasuke dari atas jendela kelasnya.

Yah, siapa sangka jika ada orang yang melihat Naruto tengah memperhatikan Sasuke? Dengan isengnya pula orang itu berucap, "Mau minta di kirimkan salamnya ke Sasuke?" dengan nada jahil pula, membuat wajah Naruto merona malu. Pada akhirnya orang itu tetap mengirimkan salam atas nama Naruto kepada Sasuke. Dan siapa sangka ternyata orang itu adalah teman main basket Sasuke? Dan kenyataannya Sasuke juga berminat pada Naruto! Itu bagaikan mimpi terindah dalam hidup Naruto.

Kampus gempar. Naruto mulai terbiasa di acuhkan oleh semua orang, bahkan sebagian membencinya. Sepertinya gadis-gadis yang tereliminasi berharap bisa mengenyahkan Naruto atau mengucap mantra biar Naruto berubah menjadi kodok super kecil, dan akhirnya di tendang masuk ke kolam. Tapi yah.. bagaimanapun juga Naruto tak pernah mengejar-ngejar Sasuke. Sasuke sendiri yang datang. Walaupun sedikit gengsi, karena tetap saja dia pikir Naruto duluan yang memberinya salam.

Hubungan itu hanya bertahan seumur jagung. Naruto sudah punya firasat sebelumnya, apalagi kejadian yang benar-benar di luar dugaannya adalah penyebab perpisahannya tersebut. Kalau di ingat-ingat hari itu, Naruto jadi ingin menghilang saja dari muka bumi ini.

Saat itu Naruto tengah menuruni tangga menuju ruang kelas untuk mengikuti mata kuliah berikutnya. Bayangan Sasuke terlihat di antara deretan pohon yang memisahkan gedung A dan B. Naruto hendak menyapa, tapi kelihatannya Sasuke asyik mengobrol dengan beberapa lelaki yang tidak terlalu di kenalnya. Yang Naruto tahu, mereka sering main basket bersama Sasuke.

50.50Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang