Pertemuan Pertama

2.4K 101 2
                                    

Ify mengusap pelan wajahnya, ia melirik kearah jam weker yang ada di meja sebelah tempat tidur.

"Jam 5, sholat dulu deh baru mandi", ia pun langsung beranjak menuju wastafel. Ia melakukan rutunitas pagi yaitu mengosok gigi terlebih dahulu. Setelah itu ia baru beranjak ke kamar mandi yang ada dalam kamarnya. Ia mengambil wudhu dengan khidmat. Setelah itu ia langsung menjalankan sholat subhu. Saat ify sedang sholat Alvin masuk sekedar melihat kondisi adiknya. Ia tersenyum, ia bangga pada adiknya ini walaupun ia sibuk ia tak pernah meninggalkan kewajibannya seperti beribadah kepada tuhan YME. Alvin masih berdiri memperhatikan ify, hingga ify selesai pun ia tak menyadarinya. Matanya memang ke arah Ify namun otaknya udah berkeliaran jauh kesana. Hingga suara ify membuatnya sadar kembali.

"Ehh... Ka Alvin, ada apa?", tanya ify memandang kakaknya yang berada diambang pintu. Alvin yang baru sadar hanya cengengesan sambil mengaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Tidak, niatnya sih tadi pengen bangunin kamu. Tapi taunya kamu udah bangun", kata Alvin. Ify hanya mengangukan kepala. Ia tau betul, kakaknya ini memang selalu patroli kekamarnya untuk sekedar membangunkan.

"Oya, nanti jam 6 kamu langsung kebawah ya, Ayah katanya mau pamit. Ayah dapet kerjaan ke luar kota beberapa hari",  Ify menyungingkan senyumnya. Ia mengerti, Setelah mengucap hal itu, Alvin langsung beranjak. Ia juga harus bersiap untuk kesekolahnya. Selain ia merupakan ketua osis, ia juga kini sudah masuk SMA tahun ketiga. Itu artinya ia sekarang sudah duduk di kelas 12. So, ia harus memberikan contoh baik pada juniornya, seperti datang tepat waktu. Ifypun begitu, ia langsung menyambar handuk yang disampirkan pada gantungan yang ada di dekat kamar mandi.

Tak berapa lama Ify sudah siap dengan baju putih abu-abu. karena memang hari ini adalah hari senin. Ify menata sedikit penampilannya. Ia hanya memoleskan bedak baby pada wajahnya. Ia memang tak terlalu suka memakai make up, kecuali ia sedang berada pada dunia keartisanya.

Karena itu merupakan sebuah tuntutan yang harus dilaksankannya. Seorang artis pasti dituntut untuk selalu tampil dengan kesan wah tapi tidak mengurangi kesan alami pada diri sang artis. Setelah semua perfect ify kembali melirik jam yang sudah ia kenakan pada pergelangan tangan kiri.

Jam 6, iapun segera mengambil tas beserta pelengkapan yang diperlukannya. Kemudian langsung pergi kebawah, dimana disana sudah ada Alvin dan ayah yang menunggunya.

"Pagi ayah", Ify mengecup singkat pipi ayahnya kemudian duduk didepan Alvin.

"Pagi sayang", ucap ayahnya sambil tersenyum penuh karismatik

"Pagi juga kak Alvin", ify menyungingkan senyum dan dibalas dengan senyuman pula oleh Alvin.

"Pagi dek" Setelah itu mereka ber3 hanya diam. hingga suara ayah membuat mereka menatap kearah ayah.

"Kalian sudah taukan kalau ayah dapat dinas diluar kota beberapa hari, jadi ayah harap kalian bisa jaga diri selama ayah pergi. Ayah gak mau denger kalian ngelakuin hal aneh-aneh selama ayah pergi.

Kamu juga Alvin, kamu sekarang sudah kelas 3, segerahlah kamu akhiri masa jabatan Osis kamu dan fokus dengan belajar",

"Ayah tenang saja kami disini akan baik-baik saja. Masalah Osis Alvin juga sedang mengurus soal itu. Satu bulan atau Dua bulan lagi Alvin juga sudah akan menyerahkan jabatan kepada pemenang Kadidat Osis nanti", Ayah mengerti langsung mengangukan kepalanya. Ayah beralih kearah ify.

"Kamu juga fy, jagalah kesehatan. jangan terlalu lelah." Ify menyungingkan senyumnya. Ayahnya memanglah ayah yang terbaik baginya. Walaupun ibunya sudah tak ada, tapi dengan ada ayahnya yang super itu. Ia sudah merasa memiliki ibu. Ayahnya ini bisa menjadi ayah sekaligus ibu baginya.

Crazy Love [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang