Yerin POV
2 bulan sudah berlalu dan Soon Young masih menjauhiku. Aku juga memilih untuk menjauhi Soon Young supaya Joy dan Hayoung tidak menggangguku lagi. Tapi nyatanya, mereka masih saja mengganggu hidupku dan membuatku menderita hampir setiap hari.
Baru saja kemarin aku berbicara dengan Jihoon. Dia menjelaskan semuanya kalau dia tidak bermaksud untuk membully Eunha. Dia juga menyukai Eunha.
Aku benar-benar marah, kesal, dan sedih terhadap diriku sendiri. Aku merasa penyebab kematian Eunha adalah aku. Eunha membunuh dirinya supaya aku bisa hidup lebih tenang dan dia selalu membelaku dimanapun kami berada.
Aku benar-benar seorang kakak yang buruk.
Setelah aku mengetahui semua fakta mengenai Eunha, hidupku menjadi semakin buruk. 3 bulan yang lalu appa dan eomma pergi ke luar kota. Awalnya mereka bilang karena urusan pekerjaan, tapi 2 hari yang lalu aku mendapat kabar dari eomma kalau mereka sudah bercerai. Selama 3 bulan ini, ternyata mereka bukan mengurusi pekerjaan mereka, tapi mengurusi perceraian yang mereka sembunyikan dariku.
Joy dan Hayoung setiap hari menggangguku dan tidak ada lagi yang bisa membelaku karena Soon Young, sahabatku yang paling dekat bahkan sudah menjauhiku.
Wonwoo? Aku memang menjadi dekat dengannya, tapi setiap kali aku berjalan dengan Wonwoo di sekolah, para murid yeoja akan membicarakanku dengan hal-hal negatif. Aku lelah...
Aku ingin menyerah, Eunha-ya...
*****
Wonwoo POVBel pulang sekolah sudah berbunyi sejak setengah jam yang lalu. Kelas-kelas sudah sepi, termasuk kelasku. Hanya ada tasku dan tas Yerin. Kemana dia sampai belum pulang jam segini?
Saat aku hendak meninggalkan kelas, aku melihat buku itu lagi, di atas meja Yerin. Buku berwarna biru yang selalu menarik perhatianku.
Aku membuka halaman terakhir karena aku sangat penasaran akan isinya. Aku membacanya. Kurasa itu tulisan Eunha.
(Males ngetik nya lagi.. Udah tau isinya kan dari part sebelumnya hehe)
Tentu saja aku sangat terkejut ketika membaca itu. Eunah mengorbankan dirinya demi Yerin dan keluarganya. Eunha menulis itu saat dia masih sangat kecil, tapi kenapa pikirannya sangat dewasa?
Aku tidak menyangka kalau Eunha sebenarnya adalah orang yang seperti ini. Biasanya setiap aku bertemu dengannya, dia selalu tersenyum dan bercanda. Dia anak yang ceria...
Tapi, siapa namja yang Eunha sukai? Kenapa namja itu bersikap jahat terhadap Eunha? Aneh...
Aku membuka halaman yang dibatasi oleh pembatas buku. Buku ini cukup tebal sebenarnya. Aku membaca tulisan di halaman itu, sepertinya itu tulisan Yerin.
Aku membaca beberapa lembar, dari tanggal 12 Februari hingga 20 Februari. Aku sangat terkejut membaca semua ini. Buku harian Yerin...
20 Februari 2015
Eunha-ya, kurasa ini sudah saatnya aku bertemu denganmu... Hari ini aku akan datang kesana, tunggu aku! :)
Apa maksudnya? Hari ini tanggal 20 Februari.. Tunggu, apa maksudnya dia akan membunuh dirinya? Andwae.. Aku harus mencarinya!
Aku sudah mengelilingi seluruh sekolah, tapi aku tidak menemukan Yerin. Sisa satu tempat yang belum kuhampiri, tempat yang paling kutakuti...
Atap sekolah.
Aku memberanikan diriku untuk naik ke atas sana, melawan rasa trauma ku. Aku tidak boleh takut karena nyawa seseorang sedang dalam bahaya.
Yerin-ah, aku sudah berjanji padamu akan membawamu bertemu dengan Eunha! Kenapa kau tidak bisa bersabar?
CKLEK!
Aku membuka pintu atap sekolah dan benar saja, ada Yerin disitu. Dia sedang duduk di pinggir dengan kakinya menggantung ke bawah. Jika dia maju sedikit saja, dia sudah terjatuh...
Yerin menengok ke arahku dengan wajah terkejut. Jantungku berdegup kencang karena aku sangat ketakutan melihat sekelilingku. Tempat ini sangat tinggi.
"W-wo..wonwoo?!"
Aku berjalan pelan menuju ke arahnya tanpa mengatakan apapun.
"Apa yang kau lakukan? Jangan mendekat! Jika kau mencoba mendekat, aku akan lompat dari sini!!" Teriaknya.
Aku berhenti. Aku panik.. Apa yang harus kulakukan supaya dia tidak melompat dari sana? Jarak kami cukup jauh, jadi kami harus berteriak untuk berkomunikasi.
"Kau.. Ya! Aku sudah berjanji padamu kan!"
"Tidak! Bukan itu alasanku! Kau tidak tau bagaimana aku hidup! Hidupku sangat menderita!!"
"Aku membacanya... Kau meletakkan buku biru itu di atas mejamu! Aku tau bagaimana hidupmu belakangan ini!"
Dia terdiam, menunduk...
"Ya! Kau pikir hanya kau yang hidup susah dan menderita?! Aku hidup menderita selama bertahun-tahun dan aku masih bertahan hidup sampai sekarang! Alasannya, karena Eunha!! Jujur saja, aku menyukai Eunha dan aku selalu mendengar juga menuruti semua yang dia katakan!" Teriakku sambil pelan-pelan berjalan ke arahnya.
Dia tidak melihat ke arahku dan masih menunduk..
"Dari dulu sampai sekarang, aku tidak mempunyai teman. Orang-orang di sekitarku selalu membicarakanku yang aneh-aneh. Aku tau semua yang mereka bicarakan! Mereka bilang aku sering pergi ke club, mereka bilang aku anak yang buruk, mereka bilang aku tidak pantas diajak berbicara atau berteman. Aku yakin kau pasti tau akan cerita yang mengatakan kalau aku masuk ke sebuah motel dengan seorang yeoja... Tapi sejak lahir sampai sekarang, aku tidak pernah masuk ke dalam motel" lanjutku masih sambil berjalan.
"Teman pertamaku, namanya Jung Eunha. Dia sangat baik dan dia sangat perduli terhadapku. Dia bahkan lebih perduli daripada kedua orang tuaku. Mereka berdua tidak pernah memperdulikan aku. Mungkin kalau aku mati, mereka tidak akan menangis dan tetap menjalani hidup mereka seperti biasa. Mereka tidak menyayangiku dan aku merasa aku anak yang terbuang, walaupun aku adalah anak kandung mereka. Setiap harinya, terpikir di otakku untuk membunuh diri. Tapi kata-kata Eunha selalu muncul. Dia bilang aku tidak boleh putus asa karena masih banyak orang yang lebih menderita daripadaku... Karena itu, aku kemudian mengurungkan niatku untuk bunuh diri"
Sekarang aku sudah sangat dekat dengan Yerin. Aku sudah tidak perduli apakah aku ada di tempat tinggi atau tidak, yang penting aku harus menyelamatkan Yerin.
Aku menjulurkan tanganku ke arahnya tapi dia masih menunduk. Tidak lama kemudian, aku mendengar suara tangisan. Yerin menangis lagi untuk ke sekian kalinya.
Dia menerima tanganku dan aku segera menariknya supaya dia lebih aman. Dia memelukku masih menangis. Aku tidak tau harus melakukan apa dan hanya mengelus rambutnya.
*****
Yerin POVWonwoo bilang dia akan mengantarku pulang karena dia takut akan terjadi sesuatu. Dia takut aku akan mencoba bunuh diri lagi.
Pikiranku masih berantakan saat ini, sehingga saat menyebrangi jalan, aku tidak menyadari kalau ada mobil yang sedang melaju kencang.
Mungkin memang sudah seharusnya aku mati sekarang...
Ku tutup mataku dan aku dapat merasakan tubuhku tertabrak sesuatu. Tapi itu tidak terasa seperti mobil.
"Wonwoo-ya!!"
Aku mengesot ke arahnya karena kaki kananku tidak bisa di gerakkan. Wonwoo tergeletak di jalanan, dengan darah yang mengalir dari kepalanya. Mobil yang menabrak Wonwoo pergi begitu saja. Orang yang menyetir mobil itu mabuk.
"Wonwoo-ya..." Panggilku pelan.
"Mianhae" ucapnya sambil tersenyum.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
00:00 (The Other World) ⛵ jww
FanfictionApakah kau percaya kalau ada dunia lain antara jam 00:00 dan satu detik setelahnya? Mungkin kalian tidak percaya, tapi aku pernah datang ke dunia itu... Di dunia itu lah aku menemukan kebahagiaan dan orang yang kucintai