Part 4

17.8K 147 0
                                    


"Pak Wirya, permisi.." Seorang wanita mengetuk pintu ruangan Wirya.

"Ya.. Silahkan masuk.. Oh, kamu Dewi. Yuk, duduk sini."

Dewi ini bekerja di tempat yang sama dengan Wirya. Selama ini dia bekerja di bagian administrasi. Hasil kerjanya selalu bagus dan rapi. Merasa bahwa anak buahnya memiliki kemampuan, Wirya berniat mempromosikan dia menjadi sekretarisnya. Sebelumnya di Behn Meyer, nama perusahaan tempat mereka bekerja, tidak pernah ada jabatan resmi sebagai sekretaris. Karena kesibukannya semakin bertambah, Wirya memutuskan untuk mengangkat salah satu anak buahnya menjadi sekretaris. Di antara banyak kandidat, Dewi-lah yang dirasanya paling cocok untuk menduduki posisi tersebut.

"Jadi begini, Wi.. Kamu saya panggil ke sini karena saya ada penawaran untuk kamu."

"Oh, iya pak.. Penawaran apa ya, pak?"

"Kamu mau saya angkat jadi sekretaris di sini. Kamu akan bekerja langsung bersama saya.. Gimana menurut kamu? Tapi ingat lho, kerjaan kamu mungkin malah akan bertambah. Karena saya juga akan menugaskan kamu untuk membuat deal dengan klien-klien kita.."

"Oh, eh.. Emm.. Gimana ya pak? Tapi saya ngga ada pengalaman di bidang ini. Selama ini saya kan cuma menangani administrasi aja, pak.."

"Aah.. Jangan kuatir lah kalo soal itu. Kan bisa belajar sambil jalan. Saya yakin asal ada kemauan, kamu pasti bisa kok."

"Hmm.. Terus, seandainya saya menerima, apa aja yang jadi tanggung jawab saya pak?"

"Yang pasti setiap malam kamu mesti kirim ke saya jadwal penting untuk besoknya. Jadwal-jadwal meeting ama supplier atau klien, rapat internal, dan lain-lain. Terus kamu juga mesti milah-milah pesan urgent yang masuk ke e-mail kantor. Terutama yang berhubungan dengan order klien. Kalau ada proposal penawaran masuk, itu juga penting. Kamu rekap itu semua dan kirim ke e-mail pribadi saya."

"Oooh.. Gitu ya, pak? Iya, saya ngerti.." Jawab Dewi sambil manggut-manggut.

"Oh, satu lagi. Kamu nantinya akan sering saya ajak ketemu dengan semua klien kita. Saya mau kamu belajar cara negosiasi dengan customer. Nantinya kalo misalkan saya ga bisa datang, kamu yang saya suruh pergi nemuin mereka. Ini mungkin butuh waktu, tapi saya yakin kamu bisa."

Dewi kembali mengangguk-anggukkan kepalanya. Dalam hatinya, "Akhirnya, ga sia-sia gue kerja keras selama ini. Gue bisa buktiin ke temen-temen gue kalo gue bisa sukses. Ga akan gue sia-siain nih.. Duh, mana bosnya ganteng lagi.. Hihihi.."

"Ya udah, kabarin keputusan kamu besok ya. Kalau kamu oke, akhir bulan kamu resmi saya angkat."

"Iya, pak Wirya. Terima kasih banyak pak buat tawarannya. Besok saya kasih jawaban saya. Permisi pak, saya lanjutin kerja lagi.."

"Oke.."

Wirya menatap layar hpnya.

Eka: Mas Wirya.. Aku sayang kamu...

Damn! Jempol tangan Wirya terasa sangat berat untuk mengetik balasan Whatsapp dari Eka. Mungkin inilah kali pertama dia bimbang untuk mengatakan 'I love you' selama berhubungan dengan Eka. Wirya menyesal. Seharusnya waktu itu dia langsung melabrak Zaky dan Eka. Seharusnya dia langsung memutuskan hubungan dengan mereka berdua dan masalah akan segera selesai. Perasaannya pun tidak harus dikorbankan seperti ini. Dia benar-benar tidak mengerti kenapa Eka sampai tega berbuat seperti itu terhadapnya. Apakah dia kurang memperhatikan pasangannya? Apakah dia tidak bisa membuat Eka bahagia? Begitu pula dengan Zaky. Sahabat lamanya yang sangat dia percaya, ternyata bisa berbuat seperti itu di belakangnya. Wirya sengaja mengajak mereka untuk bertemu malam nanti. Dia ingin memperhatikan bagaimana sikap mereka di hadapannya. Mungkin saja selama ini dia tidak menangkap sinyal-sinyal aneh karena dia terlalu mempercayai mereka.

(Aduh) Pacarku Selingkuh!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang