the blind girl

2.1K 178 85
                                    

       —Nadiva Sagita Turquoisesa—

Nadiva adalah gabungan dari nama ayah dan bunda Nadiva. Nad di ambil dari nama depan bundanya 'Nadania', Di di ambil dari nama depan ayahnya 'Dikta' dan Va di ambil dari singkatan nama belakang kedua orang tuanya 'Vellyn' dan 'Artya'.

Sagita di ambil dari zodiak Nadiva yang kebetulan berzodiak sagitarius.

Turquoisesa di ambil karena warna mata Nadiva yang berwarna turquoise.

•••

Nadiva, itulah sapaan untuk gadis berparas cantik dengan senyuman manis yang tercetak di bibir mungilnya. Mata yang berwarna turquoise menjadi daya tarik tersendiri untuk siapapun yang melihatnya. Warna mata Nadiva bisa di bilang unik karena jarang sekali orang yang memiliki warna mata seperti Nadiva. Nadiva terkenal sebagai anak yang memiliki segudang prestasi. Prestasi di akademik maupun non akademik. Semua pelajaran dapat di kuasai dengan baik olehnya. Tak heran, Nadiva di gandrungi banyak orang karena keramahan dan kepandaiannya itu.

Sayangnya, semenjak ia berusia 12 tahun ia di nyatakan tidak dapat melihat atau biasa kita sebut, buta. Kejadian 5 tahun lalu membuat mimpi seorang Nadiva hancur. Ia juga terpaksa putus sekolah hanya karena memiliki keterbatasan. Kejadian 5 tahun yang lalu juga merenggut nyawa adik kesayangan Nadiva.

Kesedihan Nadiva belum selesai sampai di situ karena Dikta —ayah Nadiva— terbukti melakukan korupsi sebesar 1M dan denda yang harus di bayar keluarga Nadiva sebesar 3M. Dengan itu, ayahnya di vonis 12 tahun penjara. Mengetahui hal itu, Nadania —ibunda Nadiva— memilih untuk pergi ke singapore meninggalkan Nadiva yang kala itu masih berusia 14 tahun.

Rumah mewah milik Nadiva juga terpaksa di sita oleh badan yang bersangkutan untuk menutupi denda ayahnya. Semua barang yang ada di dalamnya pun harus di sita tanpa terkecuali.

Sebelum Nadania –Ibunda Nadiva– memutuskan untuk pergi ke singapore, Ia mengantarkan Nadiva ke Bandung terlebih dahulu untuk di titipkan ke pada Risya dan Gian –Bibi dan Paman Nadiva–

Beruntung, Bibi dan Paman Nadiva menyetujui Nadiva untuk tinggal bersama mereka. Tak heran, selama 2 tahun pernikahan mereka tak kunjung di karuniai seorang anak. Jadi, Nadiva sudah di anggap seperti anaknya sendiri.

•••

Matahari tampak malu-malu menampakkan sinarnya. Ratusan burung berkicauan di sudut kota. Kicauan burung terdengar seperti melodi pada pagi hari. Angin melambai-lambai dengan indahnya.

Pagi ini, manusia sedang bersiap untuk melakukan aktifitasnya seperti biasa. Sama halnya dengan Nadiva, ia sekarang sedang bersiap untuk pergi ke sekolah. Walaupun ia memiliki keterbatasan, ia tetap dapat mengikuti aktifitas belajar seperti remaja pada umumnya. Di bawah bimbingan Bibinya, ia dapat meraih peringkat 1 dengan nilai yang sangat sempurna.

Setiap hari, lebih tepatnya setelah pulang sekolah, ia akan belajar bersama Bibinya. Bibinya akan menjelaskan materi-materi yang sekiranya belum di pahami dengan baik oleh Nadiva. Pada dasarnya, Nadiva adalah anak yang cerdas. Oleh karena itu, tidak ada kesulitan sama sekali saat mengajari Nadiva.

Jam menunjukkan pukul 6 pagi, Nadiva dan Bibinya sedang dalam perjalanan menuju sekolah Nadiva. Karena letak SMA Nadiva yang lumayan jauh, mereka sengaja berangkat lebih pagi untuk menghindari kemacetan.

Sekolah masih nampak sepi karena hari masih terlalu pagi untuk berangkat ke sekolah. Risya–Bibi Nadiva– menuntun Nadiva sampai ke dalam kelas. Bibinya melakukan hal itu setiap hari karena alasan keamanan. Padahal, Nadiva bisa melakukannya sendiri karena ia sudah hafal letak kelasnya sendiri. Tapi, Bibinya tetap bersikeras untuk mengantarkan Nadiva sampai ke dalam kelas.

The Blind Girl [One Shoot]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang