Cinderella Sister [ 1/? ]

1.2K 102 17
                                    

Title : Cinderella Sister || Author : Mnandhini || Main cast : Bae Suzy, Kim Myung Soo, Oh Sehun, Oh Sehun || Genre : Sad, romance (?). || Rating : (?)
Thank You for beautyfull poster
@rosaliaocha
.
.
.
Sumarry : "Can you make me smile and happy?"
*
Mian for Thypos and Happy Reading.
Buliran salju kini sedang berturunan membuat banyak orang orang tersenyum gembira karena dimulailah musim salju. Tak sedikit orang yang sudah mengenakan pakaian hangat karena sudah memprediksikan bahwa salju akan turun dibulan ini.
Berbeda dengan kebanyakaan orang, seorang gadis berjalan menerobos salju dengan pakaian sekolah yang bisa dikatakan tidak bisa menghangatkan tubuh. Bak manusia besi gadis itu menunduk dan terus menerobos dinginnya salju tanpa menghiraukan cibiran seluruh siswa siswa disekolahnya karena melihat penampilan gadis tersebut.
"Suzy ah!!" panggilan tersebut berhasil memberhentikan langkah cepat gadis yang dipanggil dengan sebutan Suzy dan berhasil membuat seluruh gadis yang berada dipintu gerbang sekolah menoleh ke sumber suara.
"Ya tuhan... Mengapa Sehun selalu mengekori Suzy dan mengapa gadis itu soq jual mahal, aku membenci Suzy" gadis lain yang melihat itu terlihat kesal sambil menghentak hentakan kakinya. Sedangkan Suzy yang dipanggil hanya menoleh dan kembali berjalan seakan akan tak terjadi apa apa.
"Aigooo, kau seharusnya mengenakan pakaian yang lebih tebal Suzy- ah" Sehun merangkul tubuh Suzy dengan santai dan membuat Suzy menatap horror kearahnya.
"Berhenti besikap soq mengenal ku." Ucap Suzy ketus dan pergi meninggalkan Sehun. Sehun terlalu terbiasa mendengarkan kalimat kalimat ketus nan dingin yang dilontarkan Suzy karena ia sudah tau bagaimana sifat Suzy. Judes itulah Suzy.
.
.
.
Prang~ Prang~ Prang~
Saat Suzy tiba di depan rumahnya yang super minimalis itu bukannya sambutan yang penuh kasih sayang yang ia terima melainkan suara yang ia sudah tau berasal darimana. Suzy menghembuskan nafas berat sebelum ia memasuki rumahnya tersebut.
Sebuah tongkat kayu yang terlihat cukup besar kini didaratkan dengan sempurna di leher bagian belakang seorang lelaki yang terlihat berusia sekitar kepala 5. Dengan sekali pukulan dasyat dari Suzy berhasil membuat lelaki itu tak sadarkan diri.
"Aigooo... Suzy ah liatlah ayahmu ini. Tanpa ampun terus memukuli eomma" ucap seorang wanita yang sudah dipastikan bahwa ia adalah ibu dari Suzy dan dialah pangkal dari keributan tersebut.
"Tutup mulutmu" jawab Suzy dingin. Ia sudah terbiasa menghadapi kejadian seperti ini. Ayah tirinya yang mengamuk karena kalah judi dan melampiaskannya pada ibu Suzy dan ujung ujung selalu Suzy turun tangan dengan cara sekedar memukul ia dengan sebongkah kayu.
"Yakkk, anak kurang ajar seharusnya kau menenangkanku !! Dasar anak tak tau diuntung" ibu Suzy membentak Suzy serta memukul Suzy.
"Eomma!!" pekik Suzy.
"Setiap kau dipukuli oleh si brengsek ini aku selalu mengajakmu untuk pergi meninggalkannya tetapi kau selalu menolak, ini keputusanmu jadi terma resikonya dan jangan ganggu aku lagi"
"Aku belum menemukan cincin itu, jadi aku tak akan pergi dari rumah ini sampai cincin itu ada ditanganku" ucap ibu Suzy.
"Sekalipun kau mati dipukuli?" tanya Suzy lirih.
"Eo" dengan suara lantang ibu Suzy menjawabnya tanpa berpikir dua kali akan jawaban yang tak masuk akal tersebut.
"Maka dari itu jangan pernah lagi kau memintaku untuk menolongmu jika si brengsek ini memukulimu, aku akan tutup kuping seakan tak ada yang terjadi. Ingat itu baik baik eomma" lirih Suzy lalu masuk kedalam kamarnya.
Baru saja Suzy selesai mengganti baju dan akan mengeluarkan buku bukunya dari tasnya terdengar bunyi pintu yang telah bergeser. Mendengar suara tersebut sontak membuat Suzy menoleh dan melihat siapa yang membuka pintu kamarnya tersebut.
Sehun. Orang yang membukanya adalah Sehun yang merupakan kakak tirinya. Suzy hanya menatap dingin Sehun tanpa berniat membuka suara sekedar bertanya mengapa ia membuka pintu kamarnya..
Seakan tau apa maksud dari tataan dingin Suzy yang terlalu sering ia lihat diwajah Suzy, Sehun menggaruk tengkuknya yang tak gatal berusaha menjelaskan apa yang ia lihat.
"Sepertinya aku harus mengatakan ini. Ibumu membongkar kamar ajussi -ayah sehun/suami ibunya Suzy- aku takut ajussi yang berada diruang tengah sadar dan memukuli ibumu lagi"
Suzy langsung beranjak dari tempatnya tersebut dan keluar meninggalkan Sehun diujung pintu, namun sebelum ia benar benar meninggalkan Sehun, Suzy sempat berbicara,"Lakukan tugasmu"
Dengan pasti Sehun mengangguk dan ikut mengekori Suzy namun saat ia sampai diruang tengah Suzy yang pergi kekamar ajussi itu sedangkan Sehun menjaga ajussi yang sudah bergeletakan tak sadarkan diri dilatai kayu hangatnya tersebut agar saat ajussi itu sadar Sehun setidaknya bisa menghadang ajussi itu memukuli Suzy dan Ibunya lagi.
Sedangkan Suzy. Ia membuka pintu kamar ajussi dan bersender diujung pintu dengan tangan dilipat didada.
"Sepertinya kau benar benar ingin mati" ucap Suzy saat melihat keadaan kamar yang sudah acak acakan karena ulah ibunya.
"Aku akan mencari cincin itu dan kita bisa pergi dari gumuk kumuh ini" ucap Ibu Suzy tanpa mengalihkan pandangannya disebuah lemari dan terus terusan membongkarnya.
Suzy sedikit tertegun karena mendengar kata 'kita' apa ibunya ini benar benar akan mengajak Suzy? Setau Suzy ibunya adalah wanita egois yang hanya memikirkan kesenangan sendiri tanpa memikirkan anaknya.
"Kita? Eomma akan mengajaku?" tanya Suzy.
"Tentu saja" jawab ibu Suzy, entah apa yang akan Suzy lakukan ia benar benar tak bisa mengucapkan apapun.
"Carilah sampai ketemu. Sehun menjaga ajussi diduluar" ucap Suzy lalu pergi meninggalkan Ibunya yang masih sibuk dengan kegiatannya menggeledah kamar suamina tersebut. Terbesit rasa senang dihati Suzy karena setidaknya eommanya yang egois itu masih memerdulikannya.
.
.
.
Bunyi kicauan burung telah menandakan waktu bergantinya rembulan menjadi mentari yang memancarkan suryanya keseluruh penjuru bumi.
Suzy -Ia kini sudah berpakaian lengkap dengan pernak pernik ala pelajar yang telah melekat dutubuh indahnya tersebut.
Ia -Suzy keluar dari kamarnya menghampiri eommanya yang kini sedang menyiapkan sarapan paginya untuk keluarga kecilnya tersebut. Entah mengapa wajah Suzy sedikit berbeda, ia sekarang agak lebih ceria dari pada biasanya ia mulai tersenyum walau tidak terlihat jelas.
"Kau sudah menemukannya?" Suzy mengikuti jejak eommanya yang sedang mencuci tumpukan mangkuk mangkuk yang akan digunakannya untuk sarapan.
Mendengar ucapan putrinya tersebut Yoon Hee -ibu Suzy sedikit menegakan badannya, "Belum" jawabnya seadanya.
"Kwenchana, sepulang sekolah aku akan membantu eomma mencarinya" Suzy kini mengubah posisinya menjadi menghadap kearah eommanya, menatap lekat wajah eommanya yang dipenuhi luka lebab namun masih terlihat cantik.
"Sudahlah, kau tunggu saja dimeja makan nanti baju sekolahmu akan kusut" usir eomma Suzy.
Sebelum pergi Suzy tiba tiba memeluk eommanya, sebuah kejadian yang sangat langka bagi mereka, "Tunggulah sebentar lagi eomma, kita akan mendapatkannya dan kita pasti bisa pergi dari rumah ini. Maafkan aku karena selama ini tidak perna mengerti isi hatimu" bisik Suzy sebelum pergi meninggalkan eommanya tersebut.
Yoon hee -ibu Suzy sedikit mengusap kasar bulira bening yang berhasil meluncur dari pelupuk matanya, "Mianhae" lirihnya lemah.
.
.
.
Bunyi bel menandakan ditutupnya pelajaran hari ini. Suzy dengan semangat yang lebih dari biasanya terburu buru meletakan buku bukunya kedalama tasnya dan sesegera mungkin meninggalkan kelasnya dan pulang kerumahnya.
Suzy berjalan -berjalan santa sambil menghirup udara dingin yang tengah menyelimuti daerah Gwangju. Entah mengapa ia sekarang serasa lebih hidup karena mendengar beberapa kata dari eommanya tersebut.
Gang gang ia telusuri benar benar terasa berbeda dimata Suzy, ia merasa gang gang yang sudah hampir seumur hidupnya ia lewati ini terlihat lebih indah dari hari hari sebelumnya entah ini karena ini musim dingin atau karena suasana hati Suzy sedang baik untuk hari ini.
Kini Suzy sudah berada disudut gang dan menampakan sosok yang ia benci selama ini dengan penampilan seperti biasa -lusuh dan tak karuan terlihat sedang mencari seseorang.
Suzy telah berlari menuju rumahnya takut terjadi apa apa pada eommanya. Namun belum Suzy memasuki pagar kecil rumahnya tangannya sudah dihadang oleh ajussi berngsek yang selalu memukuli eommanya.
Suzy menatap dengan tatapan tajam pria yang berstatus sebagai ayah tirinya tersebut, "Jika terlihat dimataku sebuah luka anio goresan ditubuh eommaku aku tak segan segan melaporkan kepolisi dan membuatmu mati membusuk disel tanpa ada yang mengurusmu"
"Wahhh gadis ini benar benar agresif" Plakkk -pukulan yang cukup keras kini didaratkan tanpa ampun dipipi Suzy, tidak hanya membuat keluarnya darah segar disudut bibir Suzy namun juga membuat bekas lebab dipipi putih Suzy.
"Ini percakapan pertama kita setelah lima tahun yang lalu namun kau sudah bersikap kasar pada ayahmu ini" Ajussi -ayah tiri Suzy- menarik kerah bau Suzy memaksa Suzy berdiri walau gadis ini sulit untuk berdiri karen kepalana benar benar sakit lantaran pukulan yang didaratkan oleh ayah tirinya tersebut.
"Untuk apa aku besikap sopan kepada brengsek macam kau ini? Hanya seoarang sampah, apa pantas untuk dihormati? Seharusnya kau mati saja tidak ada yang membutuhkanmu disini"
Wajah ajussi itu kini telah berubah memerah seakan elah terbakar api kemarahan mendengar ucapan kasar yang dilontarkan Suzy.
"Gadis sialana" dengan cepat ajussi menyeret Suzy masuk kedalam rumahnya, melempar Suzy kasar kearah tembok membuat Suzy merasakan sensasi nyeri dibagian punggungnya.
"Kau tau eomma mu yang tak berguna itu telah kabur membawa uang berserta cincin emas yang dilapisi oleh diamond" tidak hanya berbicara kaki ajussi itu terus saja dengan lihai menginjak injak tubuh Suzy yang sudah terkapar lemah dilantai kayu hangat.
Seakan tak memiliki tenaga lagi setelah mendengar sebuah pernyataan yang dilontarkan oleh ayah tirinya ini, Suzy hanya pasrah menerima pukuan pukulan kasar dari namja gila ini.
"Aku pu....." Sehun yang baru saja sampai segera menahan ayahnya itu agar berhenti memukuli Suzy.
"Appa hentikan!!!" namun ucapan Sehun benar benar percuma, ayahnya tersebut tetap saja memukuli Suzy tanpa ampun.
"Kau harus bertanggung jawab atas semua kerugian yang ibumu buat" ucap ajussi itu sambil terus memukul Suzy.
Plakk -mau tak mau Sehun harus menggunakan cara kekerasan juga untuk menghentikan amukan ayahnya tersebut.
Sehun menghampiri Suzy yang sudah tak berdaya dilantai. Ia mengangkat Suzy dengan gagahnya menuju kamarnya Suzy,
"Kwenchana?" tanya Sehun.
Tidak ada balasan dari Suzy ia hanya diam tertunduk menutupi wajahnya dengan rambut panjangnya, "Ahh, maafkan aku seharusnya aku tidak menanyakan pertanyaan itu, sudah jelas kau kaget karena habis dipukuli appa"
Sehun bangkit dari tempat nya. Namun saat hendak melangkahkan kaki jenjangnya keluar kamar Suzy, sebuah tanggan halus yang sudah basah karena keringat kini telah melingkar dipergelangan kaki Sehun menandakan ia melarang pemilik kaki untuk pergi.
Sehun kembali duduk menghadap kearah Suzy yang masih menundukan wajahnya.
"Menurutmu ibu bagaimana ibuku?" Suzy membuka suara melihatkan dengan jelas bahwa ia menangis.
"Dia cukup penyayang"
"Ibu macam apa dia? Sangat egois jelek munafik semua keburukan ada pada dirinya" ucap Suzy.
"Suzy -ah"
Suzy menongakkan wajahnya melihatkan lebih jelas bahwa dia sedang menangis, "Dia sudah berjanji padaku Oh Sehun, ia akan mengajaku pergi dari rumah ini meninggalkan si brengsek dan kenangan buruk yang ada disini tetapi mengapa dia sekarang pergi hanya sendiri? Mengapa ia tidak mengajakku? Apa aku seburuk itu hingga eomma ku sendiripun membuangku?" lirih Suzy.
Sehun menghapus lembut air mata yang telah membasahi wajah Suzy yang telah dipenuh oleh lebam lebam, "Aku disini, aku akan melindungi Suzy aku berjanji"
.
.
.
Seorang wanita paruh baya kini berada didalam sebuah mobil mewah, "Ajumma, Kwenchana?" tanya seorang gadis mudah yang usianya terlihat tak jauh dari Suzy. Ia harus membalikan badannya agar dapat melihat wajah wanita yang berada didalam mobilnya tersebut karena ia sedang duduk dibangu depan.
Wanita itu hanya mengangguk lalu kembali menunduk didalam mobil tersebut.
"Dia sangat aneh oppa, ajumma ini terus saja menunduk wajahnya juga dipenuhi oleh lebam lebam" ucap gadis itu kembali dengan seorang pria muda yang kini sedang fokus menyetir.
"Jangan mengganguku saat menyetir Jung Soojung " gadis itu, gadis dengan nama indah Soo Jung mempout bibirnya sebal.
"Ehm. Maafkan aku karena lancang bertanya pada nyonya. Bagaimana nyonya bisa sendirian dijalanan dengan kondisi seperti ini" kini seoarng laki laki yang sepertinya telah berumur sekitar lima puluhan membuka suara.
"Aku kabur dari rumah suamiku tuan, aku bahkan sama sekali tidak memiliki tujuan dan anakku! Aigoo anakku yang malang, dia pasti sudah dihabisi oleh ayahnya yang kejam tersebut" entah itu benar benar air mata yang tulus atau tidak yang jelas wanita ini bersikap sedikit berlebihan.
Pria yang duduk tepat disamping wanita itu berusaha menenangkan wanita itu agar berhenti menangis, "Jika boleh kutau siapa nama nyonya?" tanya pria itu.
"Yoon hee, Bae Yoon hee " jawab wanita itu. ternyata wanita ini adalah ibu Suzy, ia meninggalkan Suzy dan sekarang menangisi Suzy? Sebenarnya apa yang ada didalam pikiran wanita ini.
"Baiklah, tenanglah Yoon he -ssi kau sekarang aman jika bersamaku, namaku Jung Yong Min kau bisa memanggilku Ayah Soo jung" ucap pria itu.
"Appa!! Ajumma ini akan tinggal bersama kita?" tanya Soojung antusias.
"Jika dia tidak keberatan" ucap ayah Soojung.
Seakan menyadari mengapa semua terfokus menatap kearahnya Yoon he bertanya, "Apa aku tidak merepotkan kalian?"
"Tentu saja tidak. Wahhh aku sangat senang jika ajumma bisa tinggal bersama kita" Soojung sangat senang jika Yoon he tinggal bersamanya karena Soojung telah kehilangan sosok eommanya sejak ia berusia 11 tahun, ia hanya memiliki seoarang ayah dan seorang oppa yang walau bukan memiliki hubungan darah dengannya namun ia sayangi seperti oppanya sendiri.
"Ommoo. Myung Soo oppa aku benar benar bahagia" ucap Soojung sambil sedikit menggoyangkan badannya kearah sang pengemudi mobil yang dipanggil dengan nama Myung Soo.
Myung Soo hanya tersenyum melihat sikap kekanak kanakan dari Soojung, ia sudah terbiasa melihat sikap manja Soojung.
.
.
.
Sudah seminggu Suzy ditinggal oleh sosok eommanya, ia hanya diam didalam kamar sambil memeluk kakinya.
Brakk -sebuah bunyi yang cukup keras bersumber dari pintu kamar Suzy yang terbuka secara kasar dan menampakan wajah garang dari ayah tirinya, "Sudah seminggu kau diam, kau tidak berguna sama sekali. Cepat bangut dan ikut aku" bentak ayah tiri Suzy.
Namun Suzy selalu berhasil membuat ayah tirinya tersebut kegeraman karena sikapnya yang selalu tidak merespon ucapan ayah tirinya tersebut.
Dengan geram ajussi menarik paksa tangan Suzy, memaksa Suzy untuk keluar dari kamarnya namun baru saja ia sampai diruang tengah rumahnya tersebut ia mendapati seorang lelaki tua yang tersenyum kearah Suzy.
"Apa ini gadisnya?" tanya pria tua itu dan dengan cepat ajussi mengangguk pasti.
Suzy melepaskan tangannya yang digengang oleh ajussi walau tidak memiliki tenaga banyak karena sudah lemak karena setiap hari dipukuli Suzy berusaha agar tidak terlihat lemah, "Sekarang apa yang kau perbuat?" tanya Suzy dengan tatapan penuh dengan intimidasi.
"Kau tidak perlu tau, kau hanya perlu nikmati" ucap ajussi dan dengan cepat ajussi menarik Suzy kedalam kamarnya dan menguncinya namun bukan menguncinya seorang diri namun dengan pria tua itu.
"Apa yang kau inginkan?" tanya Suzy dengan suara bergetar, ia sekarang tidak bisa sama sekali menutup rasa takutnya karena pria tua itu tersu mendekat kearahnya.
"Aku sudah membelimu mahal mahal jadi jangan memberontak" ucap pria tua itu sambil memegang pundak Suzy.
"Yak...Jangan berani menyenuhku ajussi hidung belang!!" pekik Suzy.
.
.
.
_To Be Continue_
Hai semua etteokae? Maap kalok ceritanya absur bin gaje maklum amatiran yang modal nekat bikin ff heheheheh. Entahlah kenapa aku bikin cerita ini yang jelas karena inget sama drakor chinderella sister dan stress karena beberapa bulan menuju Ujian Nasioanl (?) heheheh jadi curhat. Yang jelas cerita ini terinspirasi dari drakor Chinderela sister inget digaris bawahin yang terinspirasi bukan melagiatin hehehe, adalah beberapa sceen yang mirip tapi gak semua, sisanya hasil imajinasi liarku hahahah. Oke map kalo banya curcol jangan lupa commennya ya ditunggu . dan map sebelumnya kalo aku updatenya lama maklum kelas 9 semester 2 sedang sibuk sibuknya persiapan buat UN *ngk nanyak* -_-. Semoga kalian suka sama ceritaku ini ya ^^

Cinderella SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang