Title : Cinderella Sister || Author : Mnandhini || Main cast : Bae Suzy, Kim Myung Soo, Oh Sehun, Oh Sehun || Genre : Sad, romance (?). || Rating : (?)
Thank You for beautyfull poster
@rosaliaocha
.
.
.
Sumarry : "Can you make me smile and happy?"
*
Mian for Thypos and Happy Reading.
"Myung Soo -ah , ini" ayah Soojung menyodorkan sebuah foto yang menampilkan dengan jelas wajah Suzy disananya.
"Apa ini?"
"Tolong kau carikan anak Yoonhee namanya Bae Suzy, dia tinggal di Gwangju"
"Apa gadis ini yeoja yang dimaksudnya?" tanya Myug Soo. Ayah Sojung hanya bergumam kecil menanggapinya.
.
.
.
"JANGAN BERANI MENDEKATIKU!!" bentak Suzy saat ajussi hidung belang itu mulai mendekati Suzy.
"Kau tak punya hak untuk mengaturku nona, kau tau mengapa? Karena ayahmu sudah menjualmu padaku"
Cuhh~ Suzy meludah tepat diwajah ajussi gila itu, dan dengan belas kasihan ajussi gila itu menampar pipi cubby milik Suzy membuatnya tersungkur lemah dilantai.
Kembali ajussi itu mendekati Suzy yang sudah tersungkur lemah. Ditariknya kerah baju Suzy dan kini tangannya telah bersiap untuk merobek kemeja Suzy, namun baru satu kancing yang terlepas Suzy sudah menahan tangan ajussi itu dengan tangan kirinya sedangkan tangan kanannya memegang bajunya yang sedikit terbuka.
"Orang brengsek sepertimu tak pantas menyentuhku." Ucap Suzy sinis.
Kata kata angkuh yang dilontarkan Suzy tadi berhasil membuat ajussi hidung belang itu mengeratkan rahangnya, "Sepertinya kau masih sombong? Kau akan menyesali ucapanmu tadi nona" ucap ajussi itu tak kalah sinis, ia kini meraba punggung dan paha Suzy, membuat Suzy memberontak namun sayangnya tenaganya masih kalah jauh dari namja yang sudah berumur ini. Ia tidak bisa berkutik sama sekali.
Plakkk~ Entah datang dari mana,Sehun. Ia kembali menyelamatkan Suzy seperti hari hari sebelumnya saat ayah tirinya menyiksanya bahkan ingin membunuhnya.
Lega. Itulah yang dirasakan Suzy, Sehunnya (?) telah datang untuk melindunginya. Sehun menyamakan posisinya dengan Suzy, "Maaf karena aku datang terlambat" Sehun memegang bahu Suzy dan menggiring Suzy kekamarnya.
"Istirahatlah, sepertinya kau masih terkejut" setelah Sehun merapikan tempat tidur Suzy ia beranjak hendak membiarkan Suzy untuk menenangkan diri, namun sebuah tangan mungil kini telah bertengger manis dipergelangan kaki Sehun. Ia gadis yang terduduk lemas dilantai kayu itu bermaksud untuk menahan kepergian Sehun.
Sehun pun kembali menyamakan posisinya dengan Suzy, "Suzy -Ah !!"
Grabb~ Untuk pertama kalinya dalama hidupnya, seorang Bae Suzy memeluk seserang. Gadis itu memeluk dengan erat Sehun dan sangat samar terdengar isakan tertahan dari bibir gadis itu.
Tangan Sehun kini telah mengelus lebut punggung Suzy yang bergetar, "Keluaran saja jika kau marasa lebih baik. Jangan ditahan itu akan membuat mu semakin sedih"
Semakin lama suara isakan itu sudah lebih jelas terdengar oleh indra pendengaran Sehun, suara isakan yang untuk pertama kalinya juga Sehun lihat selama ini. Mungkin terlalu banyak beban yang mengganjal dihati Suzy hingga butuh waktu dua jam bagi Suzy untuk berhenti nangs dipeluka hangat Sehun. Kini ia melepas pelukannya dan terlihatlah wajah yang memerah dengan air mata disekiatarnya.
Tangan Sehun terulur mengancingi satu kancing kemeja Suzy yang terlepas akibat perbuatan ajussi hidung belang tadi, "Aku bena benar minta maaf karena telah membiarkanmu menanggung semua ini, Jongma mianhae Suzy -ah " lirih Sehun.
"Kau boleh pergi sekarang" kembali, sikap dingin yang melebihi es itu kembali pada Suzy. Namun setidaknya Sehun bisa lega karena walau sedikit Suzy bisa melepas bebannya dengan menangis.
.
.
.
Pagi ini, cuaca sedikit kurang mendukung gumpalan awan kelabu kini mengiasi langit Gwangju. Hari ini Suzy memutuskan untuk kembali bersekolah walau ditentang oleh ayah tirinya, ia terlalu takut berdua dirumah dengan orang berbahaya itu dan bertindak nekat dengan bersekolah dengan keadaan yang cukup dibilang kacau dengan memar memar menghiasi sekujur tubuhnya.
Seperti biasa Suzy selalu menundukan kepalanya dan membuat semua orang terhalang unyuk melihat paras cantik gadis ini.
.
.
.
Bel yang menandakan berakhirnya jam belajar kini telah berbunyi, membuat segerombolan siswa siswa berbondong bonding untuk pulang kerumah masing masing. Begitu pula dengan Suzy, gadis itu seperti biasa berjalan keluar dengan kepala tertunduk.
Kyakkk~
"Oppa itu sangat tampan!!!" sebuah pekikan histeris berhasil membuat Suzy menaikan kepalanya karena penasaran dari mana berasal suara terikan itu.
Ternyata suara itu bersumber dari gadis gadis yang kini mengerumuni seorang pria muda yang memiliki ketampanan bak dewa, namun pria itu hanya menanggapi gadis gadis itu dengan senyum mautnya yang menambah kesan tampan dan karismatik dari pria itu. garis rahangnya yang tegas mata tajam bak elang dan ditambah sebuah esung pipi dibagian kanan ppinya menambah pesonan pria itu tak seorangpun yang dapat memalingkan pandangannya dari pria itu kecuali Suzy, bahkan para siswa laki laki disekolah itupun menatap kagum pria tersebut.
Suzy tanpa berniat ikut serta dalam kerumunan itu hanya kembali menundukan wajahnya dan berjalan keluar dari area sekolah.
Mata tajam pria itu kini menatap sekilas wajah Suzy, dengan cepat ia menerobos segerombolan siswi yang mengerumuninya dan sedikit berlarian menyamai langkahnya dengan Suzy.
"Bae Suzy!!" penggil pria itu. karena mendengar namanya dipanggil sontak membuat Suzy menoleh kesampingnya dan mendapati pria yang menjadi sorotan wanita wanita tadi berada disampingnya.
Gadis ini benar benar menderita. Dengan wajah yang cantik namun dipenuhi luka, tubuh yang indah bak model namun dipenuhi memar memar. Sebenarnya bagaimana cara gadis ini hidup? Itulah pertanyaan yang membebani pikiran pria tampan ini.
"Benar kau Bae Suzy" pria itu dengan enteng menautkan tangannya ke pergelangan tangan Suzy dan secepat kilat Suzy menghempaskannya. Kini mereka menjadi sorotan banyak mata.
"Maafkan aku karena telah lancang, perkenalkan aku Kim Myung Soo. Aku disini diperintahkan oleh Jung Soo Man unutuk menjemputmu dan membawamu pergi dari sini"
"Apa hakmu?" tanya Suzy ketus.
Pria bermarga Kim ini menggaruk tengkuknya yang tak gatal, gadis ini benar benar bisa membuatnya malu dengan ocehan ketus yang keluar dari bibirnya, "Eommamu yang meminta".
Deg -eomma ? satu kata yang sangat dibenci oleh Suzy, gadis itu mengepalkan tangannya membuat munculnya guratan merah ditangannya, "Maaf sepertinya kau salah orang aku sudah tak memiliki ibu" Suzy kembali melanjutkan jalannya namun baru beberapa langkah Myung Soo mengahdangnya sambil menyodorkan selembar foto .
"Ini kau, mengapa kau harsu bohong?" kini wajah Myung Soo tak kalah serius tatapan dingin yang melebihi es kini mendominasi dimatanya.
"Jangan ikut campur masalah keluargaku" ketus Suzy.
"Kau senang seperti ini? Setiap hari dipukuli oleh ayah tirimu. Ahh, sepertinya kau menyukai itu" ucap Myung Soo sinis, kali ini Suzy benar benar geram mendengar ocehan tak berguna Myung Soo.
"Jika aku senang mengapa? Apa mengusikmu? Apa menghancurkan kehidupanmu?" kembali Suzy membuat Myung Soo tak bisa menjawabnya. Suzy benar tidak ada kerugian yang didapati Myung Soo.
"Benar sekali, namun ini adalah amanah dari tuanku jadi aku harus melaksanakannya"
"Katakan pada tuanmu dan ibuku untuk jangan lagi mencariku "
Suzy kembali berjalan ia sama sekali tak mendengar ocehan Myung Soo yang terus mengekorinya.
Tes..Tes..Tes.. Tetesan air mulai jatuh dari langit yang dipenuhi awan gelap, semakin lama semakin lebat hingga membuat siapapun yang tak membawa payung atau mengenakan jas hujan berlarian tak terarah berusaha berteduh.
Namun Suzy tak menghiraukannya dia membiarka air tersebut meluncur bebas dibadannya membuat rambut panjang dan seluruh tubuhnya basah tak kecuali seragamnya. Myung Soo yang melihat berlari menuju Suzy untuk memberikan payung pada Suzy, merelakan tubuh tegapnya basah demi Suzy.
"Apapun yang kau lakukan aku tak akan pergi denganmu" ucap Suzy, ia berpikir sikap Myung Soo didasari oleh kemauannya tadi.
"Tidak, gunakan ini dan aku tidak akan memaksamu untuk ikut denganku"
"Jika kau tak ingin memaksaku untuk ikut denganmu, mengapa kau terus mengikutiku?"
"Aku hanya memastikanmu selamat dan tidak dipukuli oleh ayah tirimu lagi sebelum aku kembali ke Seoul"
Suzy mengambil payung bening dari tangan Myung Soo, membiarkan kesahan krena tak mengenakan payung.
"Ckkk, gadis dingin" batin Myung Soo.
.
.
.
Setelah beberapa puluh menit berjalan dibawah guyuran hujan kini Myung Soo berdiri tepat diujung gang, ia sama sekali tak melangkahkan kakinya dikarenakan Suzy diam diujung gang tersebut.
Setelah beberapa menit terdiam diujung gang Suzy kembali berjalan, namun langkahnya sedikit ragu. Ia berjalan dengan langkah ragu menuju sebuah rumah yang bisa dikatakan tidak mewah.
Myung Soo berhenti diselat satu rumah dari rumah yang dimasuki Suzy.
Prang -terdengar bunyi sebuah benda terbuat dari kaca membentur permukaan keras dan berhasil menimbulkan suara yang membuat Myung Soo panic.
"Yakk.. Brengsek lepaskan aku!!" Kini setelah mendengar suara tadi Myung Soo kembali mendengar suara namun bukan benda aca yang membentur permukaan keras namun suara pekikan Suzy.
"Kau gadis tak berguna" dan suara pria paruh baya tersebut berhasil menyadarkan Myung Soo dan membuat Myung Soo berlari menuju rumah yang dimasuki Suzy.
Dengan langkah cepat Myung Soo menarik tangan ajussi itu yang sedang menarik rambut panjang Suzy. Kini Myung Soo menghadang agar ajussi tersebut tidak memukul Suzy lagi.
Suzy yang sudah bebas dari pukulan ajussi berlari meninggalkan Myung Soo dan ayah tirinya tesebut. Mata Myung Soo dapat menangkap arah perginya Suzy dengan cepat ia berlari mengejar Suzy yang telah kabur.
.
.
.
"Huhhh..huhhh..huhhh" suara nafas yang terengah engah kini memecahkan keheningan yang melanda Suzy dan Myung Soo. Yahh, Myung Soo berhasil menemukan Suzy walau harus mengerahkan tenaga yang ekstra untuk mengejarnya dikarenakan tidahanya sekali namun berkali kali Suzy berusaha kabur dari Myung Soo.
"Aku tidak akan mengampunimu, sebelumnya aku membiarkanmu tinggal disini namun saat aku melihat kebrutalan ayah tirimu aku tidak bisa berdiam diri. Dan ingat Bae Suzy sampai keujung duniapun kau berusaha kabur aku tetap bisa menangkapmu" ucap Myung Soo diselingi dengan suara nafas yang terengah engah.
Suzy hanya diam, ia terduduk dengan kondisi bisa dibilang tidak layak. Dengan baju yang basah, baju yang dipenuhi noda noda, memar memar yang bertambah akibat pukulan tadi, dan sepatu yang sebelah menambah kesan yang benar benar buruk bagi siapapun yang melihatnya. Butuh pengorbanan yang banyak untuk kabur dari Myung Soo hingga membuatnya tak sadar telah kehilangan sebelah sepatunya .
"Iku aku" kini Suzy hanya menurut apa yang diucapkan Myung Soo. Ia menaiki sebuah mobil hitam yang bisa dikatakan mewah. Ia terlalu lelah untuk kembali kabur dari Myung Soo itu hanya menguras banyak tenaganya namun sama sekali tidak membuahkan hasil.
Suzy menatap kearah luar jendela, mentapa lekat tempat kelahirannya yang benar benar penuh dengan kenangan buruk. Sedangkan Myung Soo kini sudah melaju menancap gas mobilnya, membelah jalan kecil pedesaan yang masih dipenuhi embun karena hujan.
.
.
.
Beberapa jam menuju Seoul dengan suasana hening, benar benar situasi yang Myung Soo benci. Ia menyesal tidak mengajak Soojung, jika Soojung ada bisa dipastikan suasana akan jauh lebih heboh karena Soojung, berbanding terbalik dengan sikap Suzy yang pendiam.
"Disana ada gadis yang seusia denganmu, dia cantik dan ceria" Myung Soo berusaha memecahkan keheningan, namun sepertinya sikap Suzy kurang mendukung, ia lebih memilih untuk bungkam dari pada berbasa basi menjawab ucapan Myung Soo.
"Kudengar Soo Man ajussi dan ibumu akan menikah"
Suzy menegakan tubuhnya mengepalkan tangannya. Ia bukan tidak suka jika ibunya menikah, Suzy mengijinkannya namun menikah dengan dasar cinta bukan didasari oleh harta. Ya Suzy tau pasti sifat eommanya kalau bukan karena uang ia tidak mungkin menikah dengan bajingan kasar yang sering memukulinya, dan saat mereka bangkrut dengan mudah eommanya itu menceraikannya.
Suzy hanya diam, perkataan Myung Soo tadi berhasil menambah kebenciannya terhadap eommanya.
.
.
.
Kini mobil yang dikendarai Myung Soo telah terparkir manis dihalaman rumah keluarga Jung. Myung Soo kelaur dan membuka pintu mobil mempersilahkan Suzy untuk keluar.
Namun Suzy masih enggan untuk beranjak dari tempat duduknya tersebut memaksa Myung Soo untuk melepaskan selt bet Suzy. Suzy menoleh, menatap Myung Soo lekat, "Kumohon sekali ini bantu aku" lirih Suzy.
"Bantu? Bantu apa? Tanya Myung Soo,
"Biarkan aku pergi, aku sama sekali tidak ingin bertemu ibuku. Kau tau ibukulah penyebab semua ini dan aku tak ingin hal itu terulang"
"Tuan Jung orang yang baik, dia tidak akan pernah memukul jika kau tidak bersalah. Jangan samakan dia dengan ayah tirimu"
"Biarkan aku hidup tanpa ibuku, kumohon sekali ini lepaskan aku. Jika kau takut tuanmu itu memarahimu kau bisa katakana padanya dan ibuku aku sudah pergi dari Gwangju dengan Sehun, aku yakin tuanmu tidak akan marah karena ibuku tau siapa Sehun." Kini Suzy menggenggam tangan Myung Soo bahkan jika diminta untuk berlutut Suzy bersedia asalkan Myung Soo bersedia untuk membiarkannya pergi.
To Be Continue
Haiii. Kembali lagi aku si anak ingusan yang gaje hehehe. Maaf jika part ini tidak berkenan dihati kalian eonni deul sang deull dan siapapun yang membacanya. Mohon kasik saran atas kekurangan ffnya ya, mudah mudahan aku bisa memperbaiki kesalahanku itu. Dan semoga aku bisa melahirkan (?) ff yang bagus dan bermutu. Aku mencintai kalian reader.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinderella Sister
FanfictionAku benci semuanya, bahkan kehidupanku aku sangat membencinya. Seoarang ibu yang hanya memikirkan dirinya sendiri? Aku menyesal memiliki eomma seperti dia. harapanku hanya ingin terlepas dari wanita gila itu. -Suzy- Bukankah aku sudah katakan dari...