The Garden

4.1K 143 15
                                    


"Hei, mate. Ini hari pertunanganmu dengan Pansy. Dan kau di sini merajuk menyusui segelas wiski? Ayolah, apa kali ini?"

Sudah 10 menit yang lalu Blaise tiba di Malfoy Manor, dan Draco bahkan belum juga terlihat batang hidungnya. Benar saja, Draco berada di ruang studynya. Tapi yang membuatnya heran, Draco setengah mabuk dengan kemeja putih mewahnya yang tidak dikancingkan. Blaise tau Draco menyetujui pertunangan ini hanya untuk melakukan tugasnya sebagai pewaris Malfoy. Tapi Merlin, dia tak perlu melakukan semua mengasihani diri sendiri dengan merajuk sialan seperti ini.

"Kau tau Blaise, wiski ini tak bisa lagi membuatku melupakan apa yang aku harus lakukan. Sialan" lalu ia melemparkan gelasnya ke dinding seberang perapian.

Sementara itu di sayap timur, Mrs. Parkinson sibuk membuat Pansy menjadi seorang putri darah murni yang akan membuat calon tunangannya bahkan tak mampu berkedip.

"Owh, Pansy sayang...kamu terlihat luar biasa" rayu Mrs. Parkinson untuk memeluk putrinya.

"Mom, stop! lepaskan. kau merusak gaunku!" dengan kasar Pansy mendorong ibunya.
Berdiri di depan cermin bertahtakan mutiara, Pansy mematutkan diri. Merasa menjadi wanita darah murni paling luar biasa. Yah, inilah aku. calon istri pewaris Malfoy.

Narcissa memutar matanya atas tingkah laku calon menantunya itu. Pansy mungkin seorang gadis darah murni. Tapi dia bukan wanita yang bisa membawa nama Malfoy dengan cara yang seharusnya. Pansy bukanlah tandingan Draco dalam hal apapun. Apalagi dalam hal kecerdasan. Sialan kau Lucius dan perjodohan darah murni konyolnya.

"Cecyl, sebaiknya kita mengecek persiapan di aula sekarang, karna sebentar lagi tamu undangan dan wartawan akan segera datang." berdiri Narcissa dengan keanggunan darah murninya keluar menuju aula dimana acara dilaksanakan.

"Baiklah sayang, aku akan ke bawah memastikan acara ini akan berlangsung sesuai yang kita inginkan, lalu aku akan menjemputmu untuk menemui suami masa depanmu." sembari mencium kening putrinya Cecylia Parkinson meninggalkan Pansy yang masih berdiri di depan cermin mengagumi dirinya sendiri.

Satu per satu tamu undangan datang memenuhi aula utama Malfoy Manor. Banyak dari mereka adalah rekan sejawat Mr. Malfoy dan pegawai di Ministry.

Sementara itu Blaise masih berada di study Draco memandang kebun manor dari jendela. Itu malam dengan bintang yang gemerlapan. Bertentangan sekali dengan satu orang lainnya di ruangan itu.

Bintang bersinar terang bak seorang gadis yang berjalan mengelilingi kebun yang menjadi bagian dari aula. Tunggu, siapa gadis itu? Dia tidak tinggi tapi posturnya mungil dan berisi. memakai dress perak di atas lutut yang bersinar di gelap malam. kakinya yang jenjang dihiasi stiletto hitam menambah aura keseksiannya. rambutnya tergerai seperti surai singa.

"Apakah itu Granger?" Blaise tanpa sadar bertanya.

Draco yang dari tadi merajuk langsung diklik otaknya dan berdiri goyah menuju jendela. Ya, di bawah sana adalah gadis emas Granger. Hampir tidak mengenalinya, Draco tak mengira bahwa Granger akan datang ke manor setelah terakhir kali kunjungan yang tidak bisa dibilang menyenangkan.

"Mengapa dia di sini?" tanyanya dengan mata masih tertuju pada sosok bintang di kebun manor.

"Mengapa? ya tentu saja dia datang. Dia bekerja di Ministry." jawab Blaise. "Tak kusangka dia punya itu di bawah topeng kutu buku di sekolah. oh, ya semua orang berubah. dan Granger adalah totalitas. Hei, siapa itu yang bersamanya?"

"Potter, tentu saja." jawab mereka berdua bersamaan.

"Mione, kau tidak apa-apa kan?"

Harry khawatir sejak mereka tiba di manor 15 menit yang lalu. Dia tau Hermione mungkin masih trauma dengan manor sialan malfoy ini. Jadi dia membiarkannya menghirup udara segar untuk mengurai ketegangannya. Pesta ini terlalu banyak orang dan terlalu ramai untuknya.

The GardenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang