Mereka kembali lagi, tank - tank itu, roket - roket itu, tentara - tentara itu, dan juga bom - bom itu kembali lagi. Mereka yang menghancurkan impianku dan impian anak - anak Palestina lainnya dalam sekejap mata. Mereka yang membunuh anak - anak yang tak berdosa, anak - anak penghafal Al-Qur'an, anak - anak yang masih lugu. Mengapa mereka kembali lagi ?? Apa mereka akan membunuhku ? Allah kenapa mereka kembali ?
"Assalammu'alaikum Ummi, aku berangkat dulu, " ucapku sembari mencium tangan Ummi.
" Wa'alaikumsallam, hati - hati ya, Sayang, " Ucap Ummi dengan lembut, seraya mengusap kepalaku yang tertutup oleh kerudung berwarna putih. Entah kenapa aku merasa bahwa ada sesuatu yang buruk akan terjadi, tapi cepat - cepat ku singkirkan perasaan burukku itu.
Ummi tersenyum lembut sambil melambaikan tangan kepadaku, aku membalas senyuman Ummi itu.
Aku melewati pos penjagaan, aku diberhentikan oleh seorang Zionis, dia memintaku untuk menyerahkan tasku kepadanya. Mereka mengeluarkan semua isinya, tapi apa yang mereka dapatkan ? Kertas, pensil, dan kotak bekal, tidak ada yang dapat melukai mereka. Mereka memberikan tasku, lalu memperbolehkanku untuk melanjutkan perjalanan.
Sampai di sekolah, aku mendengar suara yang tak asing lagi bagiku, Sebuah tangisan.
"Siapa yang menangis ?," ucapku kepada salah satu temanku.
" Maysam, ayahnya meninggal, tertembak oleh seorang zionis, " Ujarnya.
"Innalillahi Wa Innailahi Rojiun, semoga dia diberi ketanahan oleh Allah SWT, " ucapku seraya meletakkan tangan kananku di dada kiri.
Di perjalanan pulang aku kembali melewati pos penjagaan itu, tapi yang memeriksaku bukan orang yang sama, orang lain yang memeriksaku.
Aku sudah hampir sampai di rumah, tapi apa yang ku temukan ?sebuah bangunan yang sudah tak terbentuk. Di mana rumahku ? Ummi, Abi, kak Adeeba, kak Ahmeed, dan juga Zehra ? Apa yang terjadi kepada mereka ? Ku dengar ada suara orang yang menangis, ku temukan Ummi yang sedang menangis di depan 2 kain putih yang membungkus seseorang. Ya, itu kain kafan.
" Ummi ?," ucapku pelan.
Ummi mendekatiku, lalu memelukku, " Abi, Adeeba...,"
" Abi ? Kak Adeeba ? Apa yang terjadi pada mereka !? "
Ummi menunjuk Kain kafan itu.
" Abi ! Kak Adeeba ! Kumohon jangan pergi ! , " aku berlari mendekati kain kafan yang membungkus Abi Dan kakakku itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Seorang Anak Palestina
RandomAku seorang anak Palestina, seorang anak yang yang belum bisa tidur dari suara pesawat dan bom. Seorang anak Palestina yang bermain sambil menunggu kematian...