Aku seorang anak Palestina. Seorang anak yang telah menahan lapar selama berhari - hari, bahkan sampai berminggu - minggu. Seorang anak yang bermain sambil menunggu kematian. Seorang anak yang ketakutan, karena menghadapi kegelapan setiap harinya. Ketika rumahku hancur terkena ledakan bom dari para Zionis, Abi dan kakakku menjadi Syahid.
" kak Sayyidah, " seorang anak berusia 5 tahun mendekatiku, yang tak lain adalah Shad. Seorang gadis cilik yang taj mengerti apa - apa.
" Ada apa ?, " ucapku, tanpa menoleh kepadanya.
" Apa aku akan mati, kak ?, " Ucap gadis kecilku itu, menatapku penuh arti.
Aku mengalihkan pandanganku, menatapnya, " Apa maksud mu ?".
"Apa aku akan mati ? apa kau akan mati ? Ap kita semua akan mati, kak ?," ulangnya.
" siapa yang mengatakan itu ?, " ujarku seraya menekan pundaknya
" Mereka mengatakan itu padaku," Ucapnya pelan, sambil menunjuk sekumpulan zionis yang sedang berbaris di seberang sana, " mereka mengatakan kepadaku, bahwa, aku, kakak, dan kita semua akan mati, apa itu benar kak ? ".
Aku mengalihkan pandanganku kepada sekumpulan zionis itu. Apa yang mereka katakan kepada seorang gadis kecil yang lugu ini ? Kenapa mereka mengatakan itu ?. Matilah kalian semua ! Allah akan membalas perbuatan kalian kepada kami ! Matilah kalian !Kamp.Pengungsian
Hidup di Kamp.Pengungsian memaksaku untuk hidup seadanya, hidup dalam segala keterbatasan, mengharapkan belas kasihan dari orang - orang yang punya hati di luar sana, orang - orang yang masih memiliki hati untuk membela kami.
Aku anak Palestina berumur 12 tahun, aku sudah besar, tetapi aku masih nelum visa tidur dari suara pesawat, ledakan bom, dan juga suara - suara Kesedihan di luar sana, aku masih takut kalau - kalau aku mati dalam tidurku, sedangkan semua amal ibadahku belum cukup. Aku seorang anak palestina yang tinggal di Kamp.Pengungsian bersama Ummi, Kakak dan juga adikku, kami tidur dalam satu tempat tidur, karena kami tidak memiliki tempat tidur lainnya.
Kami anak - anak Palestina yang mengingi kan perdamaian, agar bisa hidul selayaknya anak - anak di belahan dunia lain. Saat mereka akan tidur ibu mereka dengan hangat disisi mereka menyayikan lagu untuk mereka, bukan seperti kami, yang mendengar suara bom menyabyikan lagu kematian. Saat pagi harinya, ayah mereka menyambut mereka dengan senyuman selamat pagi, bukan seerti kami, yang mendapatkan ucapa selamat pagi dari ledakan bom kematian. Mereka bisa bermain bebas dengan mainannya, tanpa ada rasa takut, bukan seperti kami, yang bermain sambil menunggu kematian.
Kemana semua orang saat kami membutuhkan mereka ? Kemana semua orang saat mengetahui kami hidup dalam ketakutan ? Kemana semua orang saat mengetahui bahwa anak Palestina, anak penghafal Al-Qur'an mati satu-persatu ? Kemana semua Orang ? Bukankah mereka tahu kami membutuhkan mereka disini ? Bukankah mereka tau ? Sudahkah mereka menentang semua ke Dzaliman Zionis ? Sudahkah mereka melepaskan kami dari tangan mereka ? Sudahkah ?...
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Seorang Anak Palestina
AléatoireAku seorang anak Palestina, seorang anak yang yang belum bisa tidur dari suara pesawat dan bom. Seorang anak Palestina yang bermain sambil menunggu kematian...