Ch.2

299 11 7
                                    

Cahaya matahari menembus tirai milik gadis yang masih terlelap di kasurnya.

"Hmm- ya, ada apa?"

"Iya iya aku segera kesana." Ia menutup telfon dari sahabatnya.

Ya, ku kira ia sudah bangun dari tidurnya.

Dengan langkah gontai, Cia masuk ke kamar mandi dan membersihkan dirinya.

Pagi ini, ia akan berlibur ditengah jadwalnya yang cukup padat bersama Mila, Shawn, Lauren, Bradley dan jangan lupakan si Cameron.

Setelah siap dengan outfit nya, Cia turun ke basement untuk mengendarai mobilnya menuju rumah Milla dan berangkat menuju bandara.

Sancia' pov

Aku sudah berada di dalam pesawat bersama mereka. And you know what?

Cameron berada disebelahku.

Jujur, ini terasa canggung dan perjalanan masih sekitar 4jam lagi.

Aku harus apa?

"Ekhem." Ku dengar suara orang dari sebelahku.

Aku menengok, "ada apa Cam?"

"Tidak, hanya saja kau sedaritadi diam aja."

"Oahaha," iya aku tidak tau mau berbicara apa dengan mu, "iya aku sedang memikirkan sesuatu." Alibiku.
Ku lihat ia tersenyum miring, "memikirkan sesuatu atau memikirkan ku?."

Memikirkannya? Hell no.

I mean little bit yes.

"Tidak ko." Elakku.

"Aku terkesan denganmu." Ucapnya.

Bingung, sugguh aku binggung. "Maksudmu?"

"Ya aku terkesan dengan caramu berimajinasi kemarin di ruang meeting." Lanjutnya.

Oh... itu.

Aku terkekeh malu, sungguh aku sedikit terbang, "bisa saja kau Cam. Itu semua langsung terlintas dipikiran ku."

"Kalau begitu, aku suka cara berimajinasi mu." Ucapnya, "apakah kau suka berimajinasi yang..." ia menunjukan jari telunjuk dan tengahnya dan menaruhnya disebelah kepalanya.

"Maksudmu?" Sungguh, aku tidak mengerti.

Kulihat ia menghela napas, "sudahlah lupakan saja."

Yasudah, lebih baik aku berimajinasi lagi. Mungkin saja aku bisa menciptakan sebuah film yang bagus.

Siapa tau?

Author' pov

Tidak terasa perjalanan menuju Hawaii sudah selesai.

Cia, Cameron, Shawn, Mila, Bradley, dan Lauren sudah keluar dari bandara Internasional Honolulu dan menuju flat milik sepupu Bradley yang berada dikawasan Kalanianaole Hwy.

"Ini sungguh indah." Ucap Cia di teras belakang dan melihat pantai.

Ya, flat ini memang dekat pantai, sama seperti apartemen milik Cia.

"Iya, seindah mata mu." Tiba tiba Cameron sudah berada di samping Cia.

Pipi Cia mulai memerah. sedari di bandara, Cam menggoda Cia dan alhasil membuat pipi Cia memerah seperti cabai yang harganya sedang mahal.

"Sudahla dude, jangan menggoda Cia terus. Kau lihat, pipinya sudah memerah." Ucap Shawn tiba tiba. Dan merka berdua tertawa terbahak bahak menertawakan pipi Cia yang makin memerah karena malu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 19, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Not a Good Life // C.DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang