Selamat malam, Tuan berlesung pipit.
Di atas tanah yang ku duduki saat ini, aku sangat hafal caramu membaca setiap frasa demi frasa yang kutulis. Alismu ditekuk lalu membaca ulang setiap kalimat yang kubuat dengan gaya yang sungguh menyebalkan. Itu kamu, memang sesuatu yang selalu membuat wajahku berganti topeng seenaknya.
Entahlah harus kusebut apa, kamu adalah......Ya kamu seseorang yang tak pernah absen namanya kusebut dalam doa. Kamu, yang selalu memberi teka teki yang kadang aku sendiri sulit menjawabnya. Kamu seseorang yang selalu hadir dalam setiap mimpi, ilusi, dan khayal. Meskipun nyata, bukan berarti aku tak membawamu masuk dalam bayang semuku, kita nyata untuk saat ini.
Bagaimana dengan masa depan? jadi sebelum semuanya terlambat, sekarang aku senang bermain dengan permainan yang kubuat sendiri. Dengan imajinasi yang ku ukir sendiri, kamu pemeran utamanya? tentu saja, kamu calon ayah dari anak kita kelak. Atas alasan apapun, aku memang senang menulis apapun yang menyangkut tentangmu, aku senang menari di masa depan denganmu walau hanya dalam mimpi yang tak kunjung nyata.
Sebagai gadis normal, aku mencintai sosokmu yang hangat, aku mulai suka rengkuhanmu sebelum aku jatuh lalu terhempas. Aku mulai terpikat genggaman tanganmu yang hilangkan dinginnya dunia, kamu membuatku nyaman, menjadi gadis yang (mungkin) wanita kedua setelah Bundamu. Kuharap begitu, dan semoga saja.Karena sungguh, kamu adalah lelaki yang kuingat setelah Ayah dan saudara lelakiku.
Kamu seperti cahaya, menyinari kegelapan hatiku yang semakin redup dan sempit. bahkan ketika aku kehilangan petunjuk jalan, pastinya atas kehendak Sang Semesta. Setelah luka yang sekian lama menggerogoti hatiku perlahan, kamu datang lalu menyelimuti luka yang terbuka lebar dangan kasih sayang yang kutunggu.
Kau buat kulupa caranya menangis, meski kadang waktu tak berpihak padaku, kamu selalu dan akan tetapi berada di sampingku. Sampai embun jatuh dan mati, aku ingin kita tetap begini. Kenapa? Karena aku hanya ingin kamu. Mengerti ! harus, kamu harus paham agar aku tak memperjuangkan ini sendirian, agar aku tak mati-matian mempertahankan sedang kau tak peduli, agar aku tak menyaksikan hujan tanpa pelukanmu, agar aku tak melihat bintang tanpa genggamanmu.
Aku belum siap, mengenang semuanya sendiri. Aku belum mau merapikan serpihan hati yang baru saja rapi, aku belumbisa berdiri di tengah angin yang terus menghempaskan kesedihan. Aku belum siap merangkul bahuku sendiri, belum siap menyentuh jemariku sendiri, aku belum siap berpapasan dengan airmata, aku belum bisa tanpamu, bahkan mungkin takkan bisa dan takkan siap. Biarkan waktu mengantar kita sampai diakhir, kepada takdir yang tak kita buat sendiri, kepada semuanya yang mengindahkan kita bersama.
Aku ingin tetap di dekatmu, bahkan ketika nanti bahumu tak bisa kusandari, Aku ingin terus bersamamu bahkan ketika jemarimu tak lagi kau jentikan di helaian rambutku, aku masih akan meminta waktu menjaga kita, sampai nanti, sampai kita lupa caranya berpisah. Dan aku yang mengkhawatirkan keadaanmu.
Selamat menikmati malam dengan Konstelasi Bintang Cygnus yang menghiasi langit. Seperti apa yang selalu kau ucapkan bahwa aku akan selalu bersinar menjadi Bintang Denebmu dalam Konstelasi Cygnus. Bersinar menerangi malam-malam indahmu.
For my love ''Raxcel Danzelo Kelvinzo Adlyansyah''
With Love
Maya Avelynna Valentine Rain