I Love you 'till the end

1.6K 54 6
                                    


Beberapa hari ini dengan diam - diam, aku melihat bagaimana Kekasih'ku – Istri'ku, akhir-akhir ini? Dia bertambah kurus dan wajahnya terlihat sedikit pucat. Beberapa kali aku bertanya padanya, tapi Kekasih'ku hanya menjawab " Bunda hanya kurang istirahat, Bi".

**

" Bunda, sini deh, Abi mau cerita sama Bunda," aku meminta'nya untuk duduk disampingku.

Kekasih'ku merengut karena aku menganggu keasyikan'nya membaca novel sedangkan putra dan putri kami sedang tertidur dikamar sebelah kamar kami. Tetapi tetap menghampiriku dan mengambil duduk disampingku.

" Kenapa Bi? Mau cerita apa?"tanya'nya.

Aku menggeleng, " Abi cuma mau berdua aja sama Bunda. Abi kangen bunda, akhir-akhir ini Abi sibuk dengan semua pekerjaan. Pulang larut terus. Bunda, Alfa, Ifa gak terurus"

Kekasih'ku hanya tersenyum, senyum'nya yang selalu membuat aku jatuh cinta setiap harinya. " Abi sayang, Bunda udah urus Alfa dan Ifa dengan sangat baik. Abi gak liat Alfa dan Ifa udah gede gitu, montok. Dan kalau bunda bisa urus diri bunda sendiri, Bi. Bunda udah gede, udah ibu-ibu malah"

Aku hanya tersenyum. " Bunda, inget gak apa yang telah kita ikrarkan di hadapan Allah 7 tahun yang lalu. Sewaktu kita menikah, Nda. Bunda masih inget?"

Kekasih'ku hanya mengangguk. " kenapa memangnya, Bi?"

" dulu, Bunda sama Abi saling berjanji, kalau diantara kita berdua gak akan pernah ada kebohongan, gak akan ada hal yang ditutupi, semua harus terbuka, bunda inget,"aku menatap kedua mata indah kekasih'ku, disana ada keterkejutan yang tampak sekali.

" I,,iiya, bunda inget kok Bi, kenapa memang'nya Bi?" tanya kekasih'ku sambil menundukan kepalanya.

" Abi cuma mau yang terbaik buat keluarga kita, Bunda. Saling terbuka. Selama ini Abi selalu menceritakan apapun yang Abi lakuin. Abi mau Bunda, Alfa, Ifa juga begitu."ujarku.

" Iya Bi,"katanya tanpa menatapku.

Aku bangkit dari kursi dan duduk dilantai menghadapnya, mengangkat dagunya dan yang kutemukan adalah tetesan air mata yang mengalir dikedua belah pipinya. Kekasih'ku menangis, terisak. Entah mengapa setiap kekasih'ku meneteskan air mata, aku pun ikut menangis. Mengusap air matanya yang terus-menerus turun. " Bunda, Bunda bisa cerita'in semua ke Abi, abi dengerin, Nda."

" Bunda janji bakal cerita'in semua setelah sholat isya nanti. Ayo kita sholat dulu, Bi"ujarnya sambil meninggalkan aku.

Ya Allah, semoga apa yang akan kekasih'ku utarakan bukan hal-hal yang hamba takuti.

Selesai sholat, seperti biasa kami berdua membaca ayat-ayat suci. Begitu indah dan merdu suara kekasih'ku, tapi lama-kelamaan yang kudengar adalah isak tangis.

Aku menoleh padanya, iya, kekasih'ku menangis. Mukena'nya yang 7 tahun lalu aku berikan sebagai mas kawin'pun telah basah oleh air matanya.

Aku menyelesaikan mengaji dan menghampirinya.

" bunda kenapa nangis?"tanyaku.

Tak ada jawaban, hanya tangisan yang terdengar.

Aku meraihnya kedalam pelukan'ku.

" Abi sebentar, ada yang mau bunda ambil"

aku melihatnya mengambil amplop putih dari laci.

" Abi baca ya,"ujarnya lembut.

Aku membuka amplop yang sudah terbuka sebelumnya. Kulihat nama sebuah rumah sakit.

Dari Lab. Cek darah. Dan tertera nama kekasih'ku Khadiza Syaifa.

Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang