Hola... Perkenalkan, namaku Kinanta Azrial Salim, umur 17 tahun dan baru lulus SMA tahun ini. Menurutku, lulus SMA mah sekarang gancil banget! Kamu dapet 5 di UN aja udah bisa lulus. Belum lagi, temenku semua pake itu loh.. you knowlah KJ. Tapi aku sih enggak ya, makanya nilainya pas-pasan 5 huhu.
Dan di tahun ini, aku Kinanta Azrial Salim akan mendaftar ke perguruan tinggi. Dalam benakku itu yang ada, asyik jadi mahasiswa, enggak usah pakai seragam lagi, mau pake rok span atau rempel sih enggak ada yang omelin juga! Mau masuk, mau engga terserah, kan yaa? Sebenarnya, aku masih bingung mau ambil jurusan apa loh! Aku ingin arsitektur, tapi fisikaku merasa kurang gimana gitu. Mau, design takut kedepannya peluang cari kerjanya susah. Mau kedokteran juga, tapi yang ini........ tampaknya sangat susah didapat.
Kalian tahu, kan kalau kalian sudah duduk di kelas 3 SMA, kalian nantinya akan berurusan dengan yang namanya daftar mendaftar ke perguruan tinggi. Belum lagi tes masuknya yang ketat. Apalagi perguruan tinggi negeri. Satu pergguruan tinggi bisa menampung jutaan pendaftar loh. Bayangin, aku yang sekecil ini bertarung melawan ribuan juta umat untuk mendaftar perguruan tinggi, dan besar kemungkinan yang diterima tiap jurusan paling banyak yaa 50-oranglah.
Aku mengikuti semua alur pendaftran ke perguruan tinggi dari yang lewat jalur undangan dengan nilai rapot, lalu tes tertulis perguruan tinggi bersama, hingga tes mandiri perguruan tinggi. Dan kau tahu hasilnya? NOL BESAR! Aku tidak diterima. Impianku masuk ke perguruan tinggi negeripun musnah sudah.
Dan pada akhirnya, aku terpaksa ikut tes di perguruan tinggi swasta. Kalau negeri peminatnya bisa ratusan bahkan ribuan juta umat manusia, ini hanya paling-paling puluhan juta saja bahkan ada juga yang gak sampe sejuta kalau tidak favorit sekali perguruan tingginya. Aku ikut tes di fakultas kedokteran dan sebelumnya juga ikut tes jurusan design komunikasi visual di uiversitas yang berbeda.
Lalu, bagaimana hasilnya? Sangat beda drastis dengan perguruan tinggi negeri, aku dengan mudahnya diterima perguruan tinggi swasta. Diterima di kedua jurusan itu malah. Dan sekarang, aku bingung memilih yang mana.
Setelah aku pertimbangkan baik-baik, sampai shalat Tahajud sekalian, nangis-nangis enggak karuan di depan orang tua. Akhirnya... aku menetapkan pilihanku, bahwa... aku memilih fakultas Kedokteran. Aku sendiri bingung mengapa aku memilih ini. Dan tibalah hari ospek yang katanya tidak ada bullyingnya itu.
***
Mari, kita sebut universitasku itu, universitas XX atau XY juga boleh, kromosom untuk laki-laki dan perempuan, yah? Hahaha. Di univ. XX bisa memilih untuk asrama, atau tidak khusus untuk jurusan kedokteran dan fakultas lain yang rumahnya diluar provinsi.
Saat ospek aku datang sendiri dan belum kenal siapa-siapa, bahkan teman SMAku tidak ada yang di univ. XX. Saat hari pertama-kedua ospek Universitas. Semua fakultas disatukan, dan dikelompok-kelompokan. Bahkan satu kemompok terdiri dari berbagai fakultas. Satu kelompok bis terdiri dari gabungan fakultas hukum, kedokteran, ilmu politik, ekonomi, pendidikan dan lain-lain. Nah, di ospek hari ketiga yang hari menegangkan. Ospek Fakultas. Aku akan bercerita, mengenai ospek hari ketigaku ini.
***
Tap. Tap. Tap. Itu suara derap langkahku, yang terburu-buru. Aku datang terlambat di hari ketiga ospek-ku. Dengan baju yang super gombrong, rok rempel dan ditambah dengan sepatu pantofel hitam yang membuat sakit kakiku. Dan di hari itu, aku harus membuat buku catatan sendiri yang berlogo univ. XX dan logo IDI (Ikatan Dokter Indonesia) dibelakangnya dengan pita warna arteri dan vena.
Akupun tiba di depan kampus. Dan kulihat, semua peserta ospek sudah berbaris rapih. Dan lalu ada kakak KOMDIS (Komisi Disiplin) dengan memakai bet warna merah di lengan kanan atas di almetnya menghampiriku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kami... Mahasiswa Kedokteran Loh!
RandomKinanta Azrial Salim, 17 tahun diterima di Fakultas Kedokteran. Dikiranya, menjadi mahasiswa tahun pertama akan berjalan santai-santai saja. Tapi ternyata tidak! Tidak berlaku bagi mahasiswa Kedokteran.Banyak suka-duka, keluh-resah yang dialaminya d...