1.Yui

3.2K 119 7
                                    

Siang hari yang begitu dingin dengan semilir angin. Awan redup cahaya, pertanda hujan akan tiba. Duduk dikursi kantin dengan sebuah Ponsel yang kini kugenggam. kutuntun ibu jari untuk mengetik sebuah rentetan huruf di keypad layar ponsel. Perlahan membentuk suatu rangkaian kata.

'apa kau mau kuambilkan surat izin?'

Sebuah tanda centang muncul..
Huft. . . Ku hela nafas ku kasar, lalu kuletakkan ponselku diatas meja dihadapanku.
Ya saat ini aku menggunakan BlackBerry Messanger di ponselku.
Entah berapa lama lagi aku akan menunggu, kelas 10 dan 11 telah pulang semenjak 30 menit yang lalu. Tapi kelas 12 kenapa tidak keluar juga batinku.
Sekian lama menunggu akhirnya tanpa persetujuan kulangkahkan kakiku menuju keruang guru.
"Permisi, Bolehkah saya minta surat izin"
"Untuk?"
"Besok saya akan izin untuk diklat jurnalistik di Shibuya"
"Oh kalau begitu ambillah"
"Terima kasih"

Kuambil 2 kertas, untukku dan untuknya. Selesai itu kembali kududuk kan diriku di kursi kantin.

"Ambil surat izin?" tanya temanku nia
"Ya, kau tau sendiri kalau akhir2 ini..."

Perkataanku terhenti. Seseorang dari belakang terlebih dahulu berteriak lantang memanggil namaku. Suaranya tak asing lagi..

"Yui, kau sudah merencanakannya?"

Ah benar dugaanku..

"Oh kau datang. Ya, kupikir sabtu akan ada lebih waktu luang karena pulang pagi. tapi aku sedikit bingung akan waktunya jadi aku menunggu pendapatmu"

"Sabtu? Ah pulang sekolah aku ada urusan sebentar. Mungkin setelahnya sekitaar... 12 siang" ucapnya dengan mengamati arlojinya

"Oh baiklah pukul 12"
Aku mengangguk lalu dia pergi setelahnya. Begitulah dia,  begitu dingin tanpa ekspresi. Tapi entah kenapa aku malah jatuh hati padanya.

"Hei yui apa yang kalian bicarakan"
Tanya temanku sesil "Merencanakan jadwal diklat"

"aku pulang dulu" ucapku tiba-tiba.

"Eh, kenapa? tumben? Gak nikmatin WIFI dulu? biasanya kau paling semangat, toh toh toh sinyalnya bagus" bujuk nia

"Tidak untuk hari ini. Aku sedikit lelah"

"Sungguh?" Aku mengangguk atas pertanyaan nia

"Hmm ya sudahlah .. hati hati ya ..."

Aku menganggukkan kepala ku lagi setelahnya aku pergi meninggalkan nia dan sisil.

***

.
Author pov
.
.
langit penuh bintang dimalam hari ditemani musik menenangkan setiap orang yang menyukainya. Tidak lain dengan gadis cantik ini yang termenung di atas atap memakai kaos longgar dan celana selutut tanpa alas kaki.
.
Kebiasaan aneh.
.
Sudah berapa lama ia termenung disana, dan sudah berapa banyak lagu yang ia putar berkali kali. ia tetap bungkam. Bahkan mama dan papanya yang dari tadi mencarinya pun ia abaikan. Hingga jarum jam menunjukkan pukul 11.00 malam ia masih tak bergeming.
.
Datangnya suara angin membuatnya menghela nafas kasar. Bibirnya yang mulai membeku segera tergerak untuk mendapatkan kelembaban.
Satu jam berlalu. Yui mengecek jam di ponselnya. "Tengah malam" bisiknya, baru ia akan beranjak namun tiba tiba...
.
.
Gelap
.
.
.
To be continued...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 20, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dream Travel (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang