Mataku terus terpaku pada wajah pualam itu.
Kenapa aku tidak pernah bosan akan itu?Bagaimana aku dapat menjelaskan rasa ini?
Ketika aku melihatmu, hatiku menjadi dungu dan sakit.Mungkin kau tak akan pernah tahu.
Aku ingin menyembunyikanmu dalam pelukanku.Tapi aku tahu, dimanapun aku bersembunyi.
Kenyataan selalu berhasil menemukanku.
Menghancurkan ilusi tentangmu.Tentangmu yang terlalu bersinar bagiku.
Tentangmu, candu terbesarku.
Tentangmu, kafeinku.-Galuh Ratmajaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Caffeine
Teen FictionAku tau kau buruk. Aku tau kau tak baik bagiku. Tapi aku tak bisa lepas darimu. Kau adalah kebiasaanku. Kau adalah candu terbesarku. Kau adalah kafeinku.