Part 2

1.5K 42 24
                                    


Deva

'Sebenarnya kita ini tuh apa sih Chels?'

Pertanyaan ini udah lari-lari di kepala gue dari kapan tau. Gue gak pernah menanyakan ini ke dia dan begitu juga sebaliknya. Alasan gue masih sama. Gue gak mau merusak apa yang udah kita punya sekarang. Kebersamaan tanpa ikatan yang membuat kita sama-sama nyaman. Lo gak menganggap semua ini permainan kan, Chels? Karena gue pun enggak. Gue cinta beneran sama lo, dan gue merasakan hal yang sama dari lo. Gue dapat merasakan kasih sayang lo itu, Chels. Dari tatapan mata lo yang selalu bisa nusuk ulu hati gue. Dari tangan lo yang selalu menggenggam balik tangan gue. Dari kelakuan lo yang selalu minta diemong sama gue. Banyak Chels.

Hal yang gak pernah berani gue katakan ke lo Chels, gue sebenarnya menyesal udah membuat lo jatuh cinta sama gue sampai segininya. Karena gue tau lo terlalu baik buat gue. Bahkan mungkin kalau ada yang nanya:

'Hal paling bego apa yang mungkin dilakukan oleh seorang Chelsea Islan?'

Jawabannya mungkin adalah dia telah jatuh cinta kepada seorang Deva Mahenra. She falls in love with someone as bad as me. Chelsea yang notabene anak baik-baik telah jatuh cinta sama gue yang brengsek. Gue yang susah diatur. Gue yang menyukai dunia gemerlap. Gue yang sangat susah meninggalkan itu semua padahal kita berdua udah sampai pada tahap dimana kita gak bisa hidup tanpa satu sama lain. Gue pernah baca dimana gitu, ada pertanyaan begini:

'What will happen if a bad boy meets a good girl?'

Dan dengan keadaan kami yang sekarang, gue bakal jawab dengan yakin pertanyaan itu:

'They will fall in love'

Karena memang itu yang gue rasakan. Semuanya terjadi begitu aja tanpa ada yang ngatur. Tanpa ada yang menginginkannya. Pertemuan gue sama dia. Bersahabatnya kami berdua. Putusnya dia sama pacarnya. Berbagai kasus yang menimpanya. Kami yang menjadi semakin dekat setelahnya. Dan kini gue dan Chelsea yang entah apa statusnya. Semua ini takdir.

Tadinya gue kira Chelsea bakal menjauh dari gue begitu dia tau kelakuan bejat gue.

Surprisingly, she chooses to stay.

Walau begitu, dia ketahuan banget risih dan gak suka sama kelakuan nakal gue. Kayak pada suatu hari gue mau nyium dia, tapi dia malah nutup mulut gue pakai tangannya.

"Jangan cium sekarang. You smell like cigarette" katanya.

I can't help but laughed at that time. Bego di gue. Salah gue juga mau racunin dia pakai asap nikotin. Lo mau Chelsea ikut mati sama lo Dev? Enggak. Gak akan gue biarkan itu terjadi. Gue bahkan rela mati sekarang asal Chelsea bisa hidup seratus tahun lagi. Dan itu menjadi saat pertama dan terakhir kalinya gue mencoba nyium dia setelah merokok.

Pernah juga dulu gue keasyikan dugem sampai subuh, terus pas cek hp gak taunya ada belasan line dan puluhan misscall yang semuanya dari Chelsea yang nyuruh gue pulang. Panik banget gue pas buka hp. Dan sesuai dugaan, Chelsea marah besar. Setelah itu hampir seminggu dia gak mau ngomong sama gue. Sampai putus asa gue waktu itu. Tapi ujung-ujungnya dia maafin gue juga. Mau tau karena apa? Karena waktu di lokasi gue gak sengaja numpahin air panas ke tangan gue sendiri.

Waktu itu gue teriak dan gelas yang gue pegang pecah. Chelsea gak ada di set yang sama, tapi dia langsung lari begitu denger teriakan gue. Melihat gue yang mengaduh sambil ngelus tangan dia langsung menghampiri dan megang tangan gue.

"Kamu gak apa-apa? Kok bisa sih sampai kesiram gitu?"

"Panas.."

Tanpa ngomong lagi Chelsea langsung nyeret gue ke wastafel. Terus bagian punggung tangan gue yang kesiram air panas dia bantu basuh pake air dingin. Gue memandang dia heran waktu itu. Mau ngomong tapi masih takut. Tapi akhirnya gue bicara juga.

UnspokenWhere stories live. Discover now