Prolog

46.5K 2.1K 157
                                    

Seorang gadis bertubuh mungil tengah berjalan menyelusuri sepanjang koridor yang kini telah menjadi sekolah barunya.

Rambut cokelat panjangnya ia biarkan tergerai. Wajahnya yang cantik mampu menghipnotis para kaum adam pada kecantikan alaminya itu.

Selama gadis itu berjalan di sepanjang koridor, orang-orang yang berada di koridor memandang gadis tersebut dengan tatapan kagum, entah itu kaum adam ataupun kaum hawa.

Gadis itu menghentikan langkahnya.

Senyumnya terus mengembang pada wajah cantiknya itu. "Permisi? Sebelas ipa lima, dimana ya?"

"Wanjir tetangga gue itu, sini Abang anter Neng," ucap salah satu anak laki-laki yang kini tengah menyisir rambutnya menjadi belah tengah.

Gayanya sudah seperti anak tahun 70'an. rambut yang di belah tengah, dan tak lupa juga dengab celana yang dibuat cut bray.

Gadis itu hanya tersenyum tipis menanggapi ucapan dari lelaki di hadapannya.

"Sebelas ipa lima ya? itu kelas gue, yuk gue anterin ke kelas!" ajak seorang perempuan yang baru saja keluar dari toilet perempuan, ia menyambut gadis tersebut dengan ramah.

"Yaelah pupus harapan cogan, gara-gara lu ah Nessa!" cibir lelaki tadi, wajahnya yang penuh berharap kini berubah begitu saja.

"Alah, genit banget sih lo jadi laki. Sampe-sampe anak kucing aja lo genitin," jawab perempuan yang bernama Nessa.

Nessa langsung berjalan meninggalkan lelaki tadi."Nama lo siapa? anak baru ya?" tanya Nessa sambil mengemut permen lolly miliknya.

Gadis itu mengangguk. "Velyn Afsheen Agatha."

Nessa mengulurkan tangannya, keduanya berjabat tangan.

Nessa menghentikan langkahnya, begitu pun dengan Velyn.

"Di ujung sana, kelas Sebelas Ipa 5," Nessa mengarahkan telunjuknya kepada kelas yang berada di pojok.

Velyn mengangguk semangat saat mendekati kelas barunya.

"Ayok Vel, masuk!" ajak Nessa sambil menarik tangan kecil Velyn,

Suasana di kelas XI Ipa 5 sangat lah ramai. Banyak yang berteriak histeris, ada juga yang membaca buku dengan santai di tengah suasana ramai seperti ini.

"Lempar Vin!" teriak seorang lelaki. teriakannya melengking seperti seorang perempuan.

DUG!

Hantaman keras dari bola basket dengan mulusnya mendarat di kepala milik Velyn.

Suasana kelas yang tadinya sangat ramai kini menjadi hening.

Tubuh Velyn seketika menegang. Kepalanya sedikit pusing akibat hantaman keras dari bola basket.

"Vel? Lo gapapa kan?" Tanya Nessa dengan panik, ia menggucang-guncangkan tubuh mungil milik Velyn.

Velyn masih terdiam, tangannya mencengkram erat tangan Nessa.

"Semuanya muter." gumam Velyn, ia meregangkan cengkramannya dari tangan Nessa. Tubuhnya terkulai lemas, semua pandangannya menjadi kabur, dan semuanya menghitam.

Nessa langsung menahan tubuh Velyn yang sudah sangat lemas.

"Woy! Lo bantuin gue, lo yang buat dia pingsan!" teriak Nessa kepada laki-laki yang melemparkan bola basket tepat kepada kepala Velyn.

"Lu sih Do!" laki-laki itu malah menuduh temannya yang sama sekali tidak bersalah.

"Lo yang ngelempar anjir, bawa sono!" sewot teman lelaki tadi yang tak terima kalau dirinya yang di salah 'kan

Dangerous Boy!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang