#Jun's Side
Assalamualaikum.
Sekali-kali aku harus jadi homo barokah yang nggak mesum, kan? Ups, belum mesum maksudnya! Nanti... nanti...
Nggak tahu harus mulai dari mana, aku harus mengucapkan salam terlebih dahulu. Aku harus menceritakan banyak hal pada kalian, tapi tentu saja bukan aku saja yang akan bercerita. Aku akan mulai menghembuskan nafas, lalu mulai bercerita.
Aku mulai ngefans cowok itu sejak dulu. Awalnya aku nggak terlalu tertarik, tapi melihat wajah mulus gembil yang panas-panasan sambil teriak "Mizone... Mizone.. yang dingin, yang dingin...", aku sukses jatuh cinta. Aku nggak tahu sejak kapan aku jatuh cinta padanya. Ah, salah sasaran ya! Sorry, salah destinasi! Maafkan kebaperanku karena itu. Maafkan tingkah absurd yang selama ini nggak bisa kukendalikan!
Jadi, mulai saja! Aku mulai kasmaran mirip cowok jatuh cinta gara-gara dia main panas-panasan. Nggak, nggak! Dia bukannya jualan minuman, kok! Dia sedang orasi ketua Himpunan Mahasiswa Prodi di kampus. Awalnya aku nggak tertarik, aku selalu golput kalau ada pemilu. Namun suara lembut nan cemprengnya berhasil mendobrak prinsip dan logikaku. Aku baru sadar kalau saat itu panah cinta Aphrodite atau yang di wikipret sudah diubah jadi lebih Indonesia jadi Afrodit – mulai menembus jantungku. Atau hati? Jantung atau hati, nih mak?
Intinya heart. Di kamus artinya jantung. Liver itu hati. Jadi heart atau liver? Maaf, ya! Kalian pasti akan melihat yang aneh-aneh seperti ini nantinya, jadi aku mohon kalian membacanya dengan sabar. Ingat, orang sabar disayang pacar! Kalau kalian jones, aku nggak tahu disayang siapa!
Nah!
Maaf, maaf! Oke, lanjut lagi ya!
"Jadi visi misi saya adalah..." Dia mulai menjelaskan. Aku menghentikan langkah hanya untuk sekedar menoleh. Rambut lembut dan halusnya terpapar sinar matahari, sementara jas almamater yang tampak terlalu besar di badannya itu membuatku makin geli. Afrodit mungkin sudah memanah hatiku, mencomblangkan aku dengan makhluk manis di balik microphone orasi itu. Kampanye ini meluluhlantahkan segalanya! Ow, aku jadi makin romantis bak pujangga! Dengar itu, hai Afrodit! Panah hatiku lagi, dong!
Double Nah!
Suara tepuk tangan menggema di sekitarnya. Ada anak-anak alay kekinian yang sudah membentangkan spanduk dan membawa poster bertulisan "Go! Go! Airu Go!". Aku mesem puas. Akhirnya aku tahu namanya! Namanya adalah Go!
Eh? Bukan ya? Ampun, om! Jangan hujat aku, om!
"Ngapain kamu di sini? Kayak yang paham sama politik dan organisasi aja!" Sebuah suara terdengar mencekam di belakangku. Aku menoleh dan mendapati salah satu teman dekatku sudah nyengir dengan tampang asem.
"Sekali-kali aku tobat gitu, jadi mahasiswa yang berkualitas! Nggak jadi mahasiswa kupu-kupu."
Kalau kalian buta istilah, mahasiswa kupu-kupu adalah mahasiswa binatang. Nah? Bukan, bukan! Mahasiswa kupu-kupu ini adalah salah satu dari beberapa jenis spesies sepertiku. Kuliah-Pulang Kuliah-Pulang. Jadi begitu. Setelah kuliah ya pulang! Nggak ada niatan memperbarui kepribadian dengan Unit Kegiatan Mahasiswa alias UKM yang bertujuan membentuk karakter mahasiswa ngaret lulus. Alhamdulillah, ya Allah! Saya bangga jadi kupu-kupu daripada ayam kampus! Yuhuuuuiii~~
Oke, maaf kelepasan lagi!
"Dia siapa?" Aku kepo juga kan akhirnya. Siapa tahu teman gilaku ini tahu siapa nama makhluk manis yang sedang berdiri di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aishiteru
Teen FictionJun yang homo akhirnya naksir bang Airu. Dia suka sama Airu-Airu ini sampai rela jadi koordinator bidang olahraga di Himpunan Mahasiswa Prodi alias HMPnya. Apa yang terjadi setelah itu? Check it out! . Ini proyek kombinasi, kolaborasi, kuclukisasi b...