Forbidden Child

3.2K 76 17
                                    

Love; Pain & Holly

Fatal Frame 3 Spin-off

By. Luna Sedata

All characters belong to Tecmo.inc as this is only one of fan fiction from Playstation 2, X-box, and Nintendo Wii Game. With this disclaimer, author owe nothing with Tecmo-Koei.inc

Cerita berikut adalah spin-off dari Fatal Frame 3; The Tormented yang mengisahkan tentang event di balik kutukan tato ular dan ranting cemara yang menjadi alur kisah utama game bersangkutan. Ditulis dengan gaya novel dan alur cerita khusus yang agak berat dan sedikit berbeda.

Kisah ini masih dalam status coba-coba. Jadi Author tidak menjamin kisah ini menarik dan akan selesai hingga tamat. :p

Well... enjoy the story while you can.

Genre : Romance, Paranormal, Tragedy, Fantasy.

______________________________________________________________________________

1th Dream : Forbidden Child

"Tattooed Priestess has been chosen. All handmaidens are summoned... "

~ Hisame Kuze

Malam itu, salju turun dengan begitu lebatnya tatkala dua wanita dewasa, beserta seorang anak laki-laki duduk di dalam sebuah kereta kuda yang dibawa kencang menuju sebuah desa tak dikenal. Anak kecil itu tampak polos wajahnya, jelas sekali dia tidak mengerti sedang ke mana mereka menuju, ataupun apa yang sedang mereka lakukan. Sementara dua wanita dewasa yang mendampinginya tampak tegang.

Mereka duduk dalam diam tatkala kereta kuda terus melaju di jalan setapak yang landai menurun. Wanita yang pertama, yang tampak berusia lebih tua jika dibanding yang kedua akhirnya mulai membuka keheningan dengan mengajukan sebuah saran yang terdengar menyakitkan.

"Kyouka, sebentar lagi kita akan tiba di desa. Kalau ada yang ingin kau katakan pada anakmu, sebaiknya jangan ditunda lagi." katanya cepat.

Wanita kedua yang tampak lebih muda itu mengangguk cepat, sebelum segera menoleh ke anaknya; Kaname yang tak lain adalah anak laki-laki darah dagingnya sendiri.

"Kaname, sebentar lagi kita akan berpisah. Kuharap kau tidak menyalahkan ibu nak..." katanya dengan kedua mata mulai berkaca-kaca.

Kaname sendiri yang baru berusia empat tahun tentu saja tidak mengerti apa maksud sang ibu. Satu hal yang bisa dipahaminya kalau ada; adalah fakta bahwa dia tahu sesuatu yang tidak menyenangkan akan terjadi.

Sang ibu mengusap air matanya dengan cepat sementara wanita yang menemaninya hanya bisa menghela napas dengan berat. Kyouka pun menarik tas kecilnya, mengeluarkan sebuah kalung aneh dengan matanya berbentuk dua anting-anting yang diukir dari batu hias dengan masing-masing berbentuk lancip pada ujungnya. Sang ibu dengan lembut memakaikan kalung itu pada Kaname.

"Ini adalah peninggalan ayahmu, nak. Kelak saat kau dewasa, kuharap kalian dapat saling bertemu satu sama lain. Dia akan segera mengenalmu jika kalung ini terlihat olehnya."

Kaname menatap kalung dan wajah ibunya bergantian, tampak bingung karena tidak mengerti, walaupun di dalam hatinya yang paling dalam, Kaname sadar bahwa dia akan segera berpisah dengan ibunya. Hal yang menyebabkan dia ikut menangis juga.

Hati Kyouka sebagai seorang ibu akhirnya tergoyahkan saat melihat tangis Kaname. Dia segera memeluk satu-satunya anak laki-laki yang pernah dimilikinya itu.

Love; Pain & HollyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang