Chapter 1

2.4K 35 15
                                    

Seorang gadis remaja berusia sekitar enam belas tahun berlari kecil dalam kegelapan, hanya mengenakan gaun putih seperti baju operasi.

Setelah beberapa saat, gadis itu berhenti. Nafasnya tersengal-sengal. Dia menoleh ke belakang, seolah memastikan tidak ada yang mengikutinya.

Keadaan di sekitarnya sangat gelap. Seolah-olah jalan di depannya tak berujung.Tapi aneh, begitu kembali melihat ke depan, sekonyong-konyong di sana muncul pintu logam yang tampak kusam dan berkarat. Gadis itu mendekati pintu tersebut. Pintu logam itu nggak mempunyai gagang. Bagaimana membukanya? Saat memikirkan hal itu, tiba-tiba sebuah suara laki-laki terdengar dari arah belakang.

"Kamu nggak bisa lari,Ify."
Gadis bernama Ify itu menoleh. Seorang laki-laki berada beberapa meter di belakangnya. Tempat yang gelap membuat Ify tidak bisa melihat wajahnya."Kamu siapa?" tanya Ify
"Nanti kamu akan tahu. Juga apa yang ada di balik pintu itu. Satu hal yang pasti, kita nggak berbeda. Kita adalah satu. Kamu nggak bisa lari dari semua ini."

***

Ify membuka mata. Tubuhnya dipenuhi keringat. Sejenak ia cuma terpaku di tempat tidurnya. Mimpi tadi benar-benar merasuki pikirannya. Mimpi yang terus menghantuinya beberapa hari terakhir ini.

Gue mimpi lagi! Apa arti mimpi itu? Apa maksudnya? Kenapa gue terus bermimpi hal yang sama setiap hari? Siapa laki-laki yang ada dalam mimpi gue? Lalu, ada apa di balik pintu? Di mana sebenarnya pintu itu? Berbagai pertanyaan berkecamuk di benak Ify.

Ify melirik ke arah jam kecil di meja belajarnya. Baru jam tiga pagi! batinnya. Dia tahu setelah bermimpi seperti tadi, seterusnya dia nggak akan dapat tidur lagi hingga pagi. Dan itu berarti alamat dia bakal ketiduran lagi di kelas!

***

"Ya ampun! Anak ini kok masih tidur!?" Mama Ify masuk ke kamar putrinya. Ify masih tergolek di tempat tidur. Ditutupi selimut tebal yang melindunginya dari dinginnya udara di pagi hari.Mamanya duduk di samping tempat tidur Ify.

"Hei... Kamu nggak sekolah? Ini udah jam berapa?" katanya sambil menggoyang-goyang tubuh anaknya. Setelah berusaha dengan keras, akhirnya Ify bergerak juga.
"Mama? Ada apa, Ma?" tanya Ify sambil ngucek-ngucek mata."Katanya mau sekolah?"
"Ini jam berapa?"
"Jam setengah tujuh."
"Setengah tujuh!?".
Ify langsung terduduk kaget. "Mama, kenapa nggak bangunin Ify!?"
"Nggak bangunin? Mama dari tadi berusaha ngebangunin kamu. Kamunya aja yang nggak bangun-bangun," kata mamanya membela diri.

Ify memegang kepalanya yang tiba-tiba terasa pusing. Sebetulnya dia masih ngantuk. Baru selepas subuh tadi dia bisa tidur, gara-gara mimpi buruk yang terus menghantuinya. Sekarang dia udah harus bangun.

Tapi tiba-tiba Ify teringat sesuatu. Sesuatu yang menyebabkan dia harus masuk sekolah hari ini. Dia berusahangelawan rasa pusingnya.

"Ayo, Sayang, mau sekolah apa nggak?"
"Iya deh, Ma. Sebentar lagi Ify mandi."

Sambil bengong di tempat tidur, Ify berusaha mengingat mimpinya tadi malam. Tapi entah kenapa semakin diingat kepalanya semakin sakit. Akhirnya Ify memutuskan melupakan mimpinya itu.

Setengah jam kemudian Ify udah siap dengan seragam SMA-nya. Rambutnya yang panjang sebahu memakai bando putih, hingga membuatnya keliatan cantik.Padahal boro-boro dandan, karena udah terlambat terpaksa Ify cuman mandi asal basah.

"Nggak sarapan dulu?" tanya mamanya saat Ify lewat ruang tengah. Mamanya saat itu juga udah siap berangkat kerja.“Nggak, Ma. Ify udah telat,” jawab Ify.

****

Pagi itu, pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA 273 dari Los Angeles mendarat dengan mulus di Bandara Soekarno-Hatta. Tidak seperti biasa, pesawat itu tidak terlalu penuh penumpang.

D'ANGELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang