chapter 2

1.4K 13 0
                                    

still ALLEY VAN HALEN

"Bangun kau pemalas!!" Brit memukul mukul wajahku dengan guling dengan sangat keras. sial pagi pagi begini sudah bikin rusuh saja. "Ah! sakit! hentikan!" aku meringis sembari membawa tanganku menyilang didepan wajahku, menahan guling itu tentunya. "Bangun kau!! buatkan aku dan Ibu sarapan! dasar manusia tidak tahu diri! cih." ia memberhentikan aksinya dan langsung pergi keluar dari kamarku. aku hanya terdiam masih diatas ranjangku. terkejut atas apa yang barusan terjadi. "ALLEY!!!!!" Ia berteriak dari lantai bawah. aku terkesiap lalu buru buru untuk turun kebawah.

--

setelah selesai membuat sarapan aku pun membawa sarapanku sendiri kekamarku. aku memang tidak pernah bergabung dengan mereka di meja makan karena mereka pasti akan mencibirku dan menghina hina diriku. aku tidak mau diawal hari ini menjadi hari yang sangat buruk. selesai sarapan aku menaruh piringnya diatas meja, aku akan mencucinya nanti. kemudian aku bergegas mandi dan bersiap untuk pergi kesekolah.

--

setelah siap, aku baru keluar rumah setelah tidak lama Britney keluar. untuk pergi kesekolah Britney mengendarai mobilnya sendiri, sedangkan aku menggunakan bis sekolah. miris memang, tapi mau bagaimana lagi. ini sudah nasibku. dan mau tidak mau aku harus menerimanya.

disaat hampir sampai dihalte, aku melihat Bus sekolah terakhir baru saja meninggalkan halte. spontan aku berlari untuk mengejar bus itu dan berteriak berharap pak supir akan mendengarku dan memberhentikan busnya. sial busnya semakin lama melaju semakin cepat. aku tidak kuat lagi dan akhirnya aku berhenti berlari, mengatur nafasku dan mengelap peluh yang mengalir diwajahku. aku mengambil nafas yg panjang lalu berjalan kaki menuju sekolah. sialan kenapa jauh sekali sih sekolahnya?! batinku meringis. aku sangat lelah, aku tidak kuat untuk berjalan lagi. aku rasa aku akan pingsan. kemudian semuanya black out.

--

Ow! kepalaku terasa sangat sakit, dan badanku terasa seperti sehabis mengangkat batu dengan berat ribuan ton. yatuhan pegal sekali. aku meringis disaat aku mencoba untuk membuka mata, membuat rasa sakit dikepalaku semakin menjadi jadi. hft aku tidak bisa apa apa sekarang. bergerak pun rasanya enggan. lebih baik aku tidur.

--

"Alley? Hey, Alley!" seseorang menepuk nepuk pipiku. aku bergumam. "Alley bangun! ayolah!" ia terus menepuk pipiku. semakin lama semakin kencang. "yaya I'm up I'm up." aku mengernyit, kemudian perlahan membuka mataku. rasa sakit itu kembali muncul, tapi tidak sesakit yang pertama. "sialan aku sudah panik. kau pingsan selama 5 jam! kau ini kenapa?" pandanganku kembali normal dan astaga! "Z-zayn?" rahangku jatuh. astaga apa yang dia lakukan disini? di- astaga dimana aku?! batinku berteriak histeris. "tenanglah. aku hanya membantumu. kau berada di ruang uks sekolah. tadi pagi saat aku ingin berangkat kesekolah aku melihatmu tergeletak dipinggir jalan. wajahmu sangat pucat dan aku membawamu kesini." ia mengangguk meyakiniku. baiklah, darimana dia tahu apa yg aku pikirkan?! apakah... astaga ini memalukan. "ma-maaf aku berteriak histeris. a-aku hanya.. itu.. t-terkej-jut." ucapku tergagap. ia menggidikkan bahu dan tersenyum.

ya, biar kujelaskan, jadi mengapa aku histeris saat Zayn berada dihadapanku karna ia adalah seorang pria tampan dengan bulu mata lentik dan mata coklat menenagkannya. ditambah dia ketua padus sekolah dan dia terkenal karna kecerdasannya dan sifat dinginnya pada wanita. hampir seluruh wanita disekolah ku ini tergila gila dengannya. jadi jangan salahkan aku jika aku berhisteris saat melihatnya dihadapanku sekarang.

"kau tak apa?" tanyanya. "aku baik." jawabku. ia menarik nafas lega. "baiklah kau mau pulang bersamaku? biar aku antar." tawarnya. tidak! aku tidak mau orang orang menatapku sinis dan mencibir karna aku berjalan bersama cowo populer disekolah. jangan lagi, cukup Ibu dan Adikku yg mencibir, aku tidak mau terbebani juga disekolah. "ah tidak usah, Zayn. aku baik baik saja. aku bisa sendiri." Zayn mengerutkan alisnya. "iya aku serius, aku bisa sendiri." yakinku. "baiklah jika kau menolak, aku pergi dulu. sampai jumpa! semoga cepat sembuh." ia tersenyum lalu mengusap kepalaku. astaga!! tahan jeritanmu Alley! tahan!! batinku menahan jerit saat Zayn melakukan itu. setelah ia keluar, aku tidak bisa menjerit, yang aku bisa lakukan hanya tersenyum layaknya orang idiot.

--

setelah bus berhenti, aku berjalan dari halte menuju rumahku. memang lumayan jauh, tapi tak apa aku akan berjalan kerumah sendiri. bibirku tersungging keatas saat aku mengingat kembali kejadian tadi. astaga bisa bisa aku meleleh jika tadi aku menerima tawaran Zayn untuk pulang bersamanya. saat aku sedang memikirkan Zayn, aku merasakan bahwa daritadi seperti ada yang memperhatikanku. aku terus berjalan, namun kali ini lebih cepat. jalan ku semakin cepat disaat ada 2 orang yang tengah mengejarku, atau mungkin aku sudah berlari. lalu 2 orang itu menyergapku dan menutup mulutku dengan kain. bau alkohol menyerbak dihidungku membuat ku tidak bisa bernafas, dan semuanya menjadi black out.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 26, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Beg For DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang