Musim dingin belum berakhir, butiran-butiran kecil dari langit itu masih saja menghujani kota Seoul dan sekitarnya.
Bercak-bercak langkah kaki beralaskan sepatu itupun dapat terlihat dengan jelas keberadaannya.Halte bus terlihat sepi, dari kejauhan seorang pemuda yang berseragam sekolah itu menggeram kesal karena seseorang yang di belakangnya tak kunjung menyerah untuk mengikuti.
"Bisakah kau tidak mengikutiku?" Ucapnya, langkahnya terhenti ketika mereka sampai tepat di halte bus. Sesekali ia meringis mendapati pergerakan di wajahnya yang terasa sakit.
Namun, gadis yang di ajak bicara itu sepertinya tidak menyadari, hingga saat pemuda itu berhenti tubuhnya terbentur dengan punggung pemuda itu.
"Awh!" Cicitnya memegang daerah lengan. Tentu saja sedikit sakit karena ia menabrak punggung pemuda berbadan tegap itu, "kenapa kau berhenti mendadak? Kenapa kau menatapku seperti itu? Ah! Jadi kau mau???" Tanyanya antusias, matanya berbinar penuh harap.
Berharap sosok pemuda yang baru ia temui karena sebuah alasan itu akan menerimanya, tidak! bukan sebuah alasan, melainkan karena sebuah kesalahan fatal yang ia lakukan."Apa kau gila? Mana mungkin aku bisa membiarkan seorang alien yang mengaku jatuh dari langit ke bumi tinggal dirumahku? Dan apa kau pikir aku akan percaya? Dari langit? Cih,"
"Yak! Sekali lagi aku katakan aku bukan alien, sudah kubilang! Aku kehilangan sayapku karena menolongmu, dan aku tidak pernah berbohong tentang apa yang aku ucapkan!" Ujarnya dengan sedikit menaikan oktaf suaranya.
Untung jalanan sepi.
Pemuda itu lantas mendongak, menyapu pandangannya dari atas kepala sampai kaki gadis itu.
Sayap, jatuh dari langit? Dengan penampilan seperti itu dia pikir dia seorang peri?"Oh! Kau punya nama yang bagus! Chanyeol-ah!" Gadis itu mengheja sebuah nama yang tertera di nametag pemuda yang ia panggil Chanyeol.
"Apa kau tidak mempunyai sopan santun? Bahkan kita baru bertemu tidak sampai satu jam yang lalu." Cerca Chanyeok. Park Chanyeol, saat gadis itu bicara secara tidak formal.
"Memang ada aturan seperti itu?" terlihat bingung dengan halis bertaut menatap Chanyeol yang nampak sudah kesal.
"Kau gila..." Chanyeol acuh tak acuh, mengambil duduk.
Sejenak hening, iris hitam itu sedikit melirik gadis di sebelahnya itu dengan ekor matanya.Sedangkan gadis itu masih memilih berdiri sambil membuat bercak-bercak kakinya yang tak beralas itu ke permukaan jalanan yang tertutup salju.
Apa dia tidak kedinginan?
Ditambah lagi, dress putih selutut yang ia kenakan sudah tampak kusut.
"Dia benar-benar gadis aneh." Lagi-lagi Chanyeol bergumam sambil meringis menatap gadis itu, "apa tidak akan ada bus yang lewat lagi?" Berkali-kali ia melirik arlogi yang melingkar di pergelangan tangannya.
Waktu sudah menujukan pukul 8 malam, dan ia masih menggunakan seragam lengkap.
“Ah! Gadis itu benar-benar!” Gumam Chanyeol prustasi setelah sesaat memutuskan berjalan kaki menyusuri jalanan lalu kembali terhenti kala pikirannya terganggu dengan gadis yang kini terlihat membuat bola-bola salju di permukaan halte.
-Na Bi-
