Angin berhembus menerpa dedaunan.
Menjatuhkan setiap helai daun dari rantingnya.
Menandakan musim gugur telah tiba.
Seorang pria manis dan mempunyai bibir semerah cerry berdiri di bawah pohon cerry dengan merentangkan kedua tangannya.
Seolah-olah ia sedang hendak menunggu suatu pelukan.
Helaian rambutnya yang sehalus sutera tertiup angin yang berhembus.
Bibir merah cerry melengkung membentuk satu garis.
Senyuman yang indah dan siapa saja yang melihatnya pasti akan jatuh dalam pesonanya.*dreeet dreeet dreeet*
Suatu benda yang ada di dalam saku celananya bergetar menandakan satu panggilan untuknya."Halo"
"........."
"Iya aku segera pulang"
"........."
"Iya ayah,aku tidak akan telat kembali kerumah"
"........"
"Iya"
Kepalanya menunduk dengan bibir yang sedang menahan senyum.
Betapa dia sangat bahagia mempunyai ayah seperti ayahnya.
Namun tiba-tiba senyumnya memudar.
Sesuatu melintas dalam hati dan pikirannya.'Apakah ayah kandungnya akan melakukan hal yang sama jika aku telat kembali kerumah ?' Batinnya.
Kakinya perlahan melangkah sedikit demi sedikit meninggalkan tempat favorite nya di kala semi dan gugur itu.
Memasuki sebuah mobil yang terparkir tak jauh dari tempatnya tadi berdiri.
Dan melajukan kendaraan roda empat hadiah ulangtahun nya dari sang ayah.____*____
Keesokan harinya dia terbangun dengan senyum yang mengembang menyambut pagi yang cerah.
Hari ini ia akan pindah kesuatu tempat dan mencari apa yang dia cari.
Iya dia mencari sang ayah biologisnya.
Ia ingin tahu seperti apa ayah kandungnya.Kim jaejoong seorang yang sejak kecil bahkan sejak bayi jauh dari kedua orang tua kandungnya.
Setelah ibu kandungnya meninggal dan menitipkannya kepada nyonya dan tuan Kim sahabat ibu kandungnya.
Sedangkan sang ayah pergi sejak jaejoong masih di dalam kandungan sang ibu.Setelah bersiap kakinya melangkah keluar dari kamarnya.
Menuruni anak tangga satu persatu.
Rumahnya begitu besar dan megah.
Dia sangat beruntung ada di tengah-tengah keluarga Kim.
Mempunyai ibu dan ayah yang sangat sayang kepadanya.
Dan seorang kakak perempuan yang juga sayang kepadanya."Pagi ayah,pagi ibu" dikecupnya pipi wanita yang telah merawatnya dari bayi.
"Kakak dimana bu?"
"Kakakmu masih di kamarnya"
"Kau tau sendirikan kakakmu itu seperti apa?" Imbuhnya."Jadi apa kau akan pergi hari ini ?" Tanya tuan Kim seraya melipat koran yang ada di kedua tangannya lalu menyesap secangkir kopi.
Anggukan dan senyuman tercipta dari jaejoong.
"Hmm,iya ayah" jawabnya lalu mengigit roti yang telah tersaji di atas piringnya."Jangan ngebut-ngebut di jalan nanti dan hati-hati disana, mengerti?" Raut wajah khawatir dan cemas terpancar jelas di wajah nyonya Kim.
"Iya ibuku sayang" jawab jaejoong seraya mengelus tangan ibunya wanita yang amat sangat dia sayangin dan hormati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Winter Sonata
RomancePertemuan yang tidak di sengaja. Menumbuhkan rasa cinta dalam dada. Walau berawal dari rekayasa cinta. Pelan namun pasti pohon cinta dalam dada tumbuh bersemi dan mekar.